Laman

Powered By Blogger

Jumat, 01 Juni 2012

JATI DIRI IBU


JATI DIRI IBU

Oleh :
Endy Purwatiningtiyas, Rischa Alvionita



Mengandung 9 bulan 10 hari
Ibu adalah seorang wanita yang sangat kuat dan mulia yang ada dunia ini. Wanita mulia ini telah ikhlas mengubah bentuk tubuhnya yang indah seperti gitar Spanyol ( menjadi tidak karuan ), dengan mengandung kita selama 9 bulan 10 hari. Bukan hanya bentuk tubuhnya yang ia relakan berubah namun masih banyak lagi misalnya pola makan. Seperti pada awal kehamilan wanita cantik ini sangat menjaga pola makannya dengan ketat karena setiap ia makanan belum tentu dapat dicerna dengan baik. Wanita hamil biasanya sering meminta makanan yang serba aneh serta sulit dicari.Contohnya meminta buah naga tapi di musim rambutan.Permintaannya tidak bisa ditunda atau tidak di penuhi karena bisa mempengaruhi si jabang bayi begitu katanya.Kejadian ini sering disebut dengan “ngidam” dan kebanyakan calon ibu ini mengalaminya.Polatidur yang tak senyenyak waktu tak mengandung. Disaat massa kehamilannya menginjak usia 8 bulan, calon ibu ini tidak dapat tidur dengan nyenyak karena perutnyasemakin membesar. Tidur dengan posisi telungkup susah perutnya mengganjal, tidur posisi telentang juga tidak bisa karena membuat nafasnya sesak. Dengan posisi menyamping tak mampu lama karena terasa pegal dan kaku.Segala aktivitas yang di lakukannya tidak bebas karena perutnya yang mengganjal besar.

Bebannya tidak berakhir di situ. Berbulan-bulan ia tabah dengan keadaan itu namun itu hanya awal saja. Setelah tiba waktunya 9 bulan 10 hari wanita malang itu mempertaruhkan jiwanya untuk seorang yang menangis nantinya.Pada hari ini, seorang calon ibu merasakan sakit yang hebat diperutnya, serasa sulit berjalan karena posisi kepala bayi berada tepat di jalan keluarnya (mulut vaginah).Keluarlah cairan putih yang disebut air ketuban. (hal 104, Dr Ida Chandranita Manuba, Sp.OG, dr Ida Bagus Gde Fajar Manuba,Sp.OG. & prof. Manuba, 2009, MEMAHAMI KESEHATAN REPRODUKSI WANITA, Edisi 2, Kedokteran EGC, Jakarta). Jika cairan ini habis sebelum sang bayi lahir maka persalinannya tidak mampu dilaksanakan dengan normal tapi operasi. Apapun yang terjadi yang penting anaknya terlahir dengan selamat, meski nyawanya di pertaruhkan.Dengan ikhlas ia pasrahkan hidupnya.

Menjadi ibu
Terdengarlah sesosok bayi yang menangis mengerang-erang dan tangisan itu membayar sudah kelaraan hidupnya selama berbulan-bulan. Dengan dilontarkannya seulas senyum manis di wajah ibu muda ini. Saat menatap wajah buah hatinya untuk yang pertama kali.Peristiwa inilah sebuah kebahagiaan terbesar yang pernah di alami seorang ibu yaitu melahirkan dengan selamat.

Tangisan yang terjadi pada saat bayi lahir merupakan karunia Allah SWT karena dengan tangisan itulah yang tentunya merupakan gerak refleks murni, paru-parunya terpompa yang memungkinkan terjadinya pernafasan  dan memberikan oksigen yang cukup  untuk darah. Dengan tangis itu pula, bayi memanggil dan mengundang kepedulian orang-orang di sekitarnya, terutama ibunya, untuk memenuhi berbagai kebutuhannya, seperti lapar dan haus, tidak nyaman karena pipis dan keperluan yang lain. (hal 135,2007,Suharsono, melejitkan IQ, EQ, SQ)

Aktivitas bayi yang lain pada hari-hari pertama masih sangat instingtif, seperti menggerakkan tangan dan kaki. Tetapi seiring dengan perkembangan hari-hari yang di laluinya, gerak-gerak refleks dan insting itu secara perlahan itu berganti dengan gerak berkesadaran.Lihatlah, betapa bayi yang mungil itu begitu kenal dengan ibunya, sosoknya yang bahkan mengenali suara ibunya.Ketika ibunya pergi, bola mata si bayi mengiringinya sampai ibunya lenyap.Begitu ibunya menghampiri, sesungguhnya bayi juga merespon dengan gerakan-gerakan lembut yang menandakan suatu sambutan yang hangat pada ibunya.Demikian cinta bayi itu tumbuh karena di tanamkan sendiri oleh cinta ibu kepadanya.
                
Kesadaran untuk menjadi ibu, tentu berkenaan dengan masalah-masalah reproduksi perempuan sebagaimana yang menjadi wacana fenimisme. Tetapi, persoalannya tidaklah cukup dengan “ melahirkan “ lalu menjadi ibu dan selesai. Menjadi ibu melibatkan pengertian dan kesadaran baru yang harus di miliki bagi setiap perempuan. Di samping resiko beratnya melahirkan, menjadi ibu berarti memiliki kesadaran penuh  untuk membekali diri dalam rangka mendidik anak-anaknya.

Mengasuh Si buah hati
Tugas untuk menjadi ibu dalam pengertian seperti ini, membutuhkan bobot spiritual dan intelektual yang memadai.Para ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya sendiri. Orang pertama yang akan menjadi sandaran bagi anak-anaknya, tempat bertanya, mengadukan halnya dan juga pelindungnya. Jawaban-jawaban yang di berikan serta kepedulian seorang ibu bagi anak-anaknya, sangat menentukan bagi masa depan anak-anaknya.

Mengapa ?karena ibu adalah guru pertama, maka ajaran-ajaran yang di berikan kepada anaknya akan menjadi acuan utama bagi anaknya. Dapat di ibaratkan bahwa anak-anak adalah seperti spon kering, yang begitu mudah menyerap air, tak peduli apakah air itu bersih atau kotor.Karena itu ketika ajaran-ajaran ibunya itu baik, maka anak tersebut menjalani hidupnya berdasarkan pada referensi yang baik, dan jadilah anak itu manusia-manusia yang shaleh dan shaleha.Sebaliknya jika ajaran-ajaran itu jahat dan dzalim, maka referensi yang muncul juga jahat dan dzalim.

Anak yang memasuki usia 2-5 tahun memiliki perkembangan kecerdasan otak 45%. Disini dibutuhkan peran orang tua terutama ibu untuk terus memantau dan memahami proses tumbuh kembang dan kebutuhan anak.( Hal 17, Rosalia Emmy, sub menyadari kebutuhan anak, menjadi orang tua cerdas, kanisius, jogyakarta ). Untuk lebih melejitkan kemampuan otaknya ia masukan ke PAUD untuk menunjang proses belajarnya secara formal. Seorang ibu memilihkan sekolah anaknya dengan berbagai pertimbangan selain biaya yang lebih penting adalah kesiapan anak.Kemudian dengan pengenalan lingkungan sekolah, proses belajar mengajar, aturan-aturan sekolah, sarana dan prasarana pendukung. Disamping pembelajaran formal, pembelajaran informal dalam lingkungan terutama lingkungan keluarga terus diberikan sebagai peletak dasar akan jadi apa anak itu kelak. Pembelajaran informal yang diberikan seorang ibu biasanya tentang sopan santun, berbahasa dengan baik, ngaji, dan pendidikan agama.


Bekerja demi Si buah hati
Ciri dari makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang.( Hal 3, kusnadi,S.Pd, M.Si, Soni Muhsin;SI, Yayan Sanjaya, S.Pd, 2010, BUKU SAKU BIOLOGI SMA, Erlangga, Jakarta).Usai kita melewati masa anak-anak menuju remaja,kebutuhan kita semakin bertambah dan pendapatan ayah lebih sering tak mencukupi untuk sandang sertapangan. Wanita tangguh ini, tidak akan tinggal diam melihat masalah ekonomi di keluargannya. Ia bekerja untuk membantu mencukupi perekonomian keluarga. Yang ia ingin hanyalah melihat sibuah hatinya tersenyum bahagia tanpa merasa kekurangan.

Menjaga dan memilihkan pergaulan
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri selalu terkait dengan individu dan lingkungannnya.( Hal 136, Drs. H. Sapriya, M.Ed, Dra. Susilawati, M.Pd, Drs. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd, 2010, KONSEP DASAR IPS,). Bermain dengan teman adalah hal yang indah di massa remaja. Kita bermain bukan hanya satu orang namun dengan orang-orang yang berbeda rupa, watak,serta tindakan. Wanita bijak ini tak akan tinggal diam untuk terus memantau pergaulan dan menjaga anaknya tanpa mencurigai.

Seorang ibu biasanya lebih protec terhadap anak-anaknya terutama dalam hal pergaulan. Wanita ini akan berubah menjadi seorang kawan untuk buah hatinya dan mendengarkan segala permasalahan dalam dunia remajanya. Sehingga ia mampu mengontrol pergaulan anak-anaknya.

Wanita ini bagai psikolog yang handal untuk anak-anaknya, dia juga tahu betapa kerasnya kehidupan di era globalisasi ini. Seselektif mungkin ia pilihkan sekolah-sekolah yang bagus, kawan-kawan yang baik, lingkungan yang mendukung dengan terutama pendidikan  informal di  keluarganya. Agar anak merasa nyaman di rumah dan menjadikan rumah tempat pergaulan yang paling menyenangkan untuk di kunjungi dalam setiap situasi apapun.

Dalam situasi genting kita sering tidak menemukan jalan keluar untuk menghadapi berbagai masalah bahkan sering putus asa, entah kepada siapa harus bercerita dan bisa dipercaya untuk menjaga kerahasiaan masalah ini.Namun ku temukan sesosok yang bijak dan penyemangat serta arahan jalan untuk menyelesaikan masalahku ini.Ya, dia adalah ibu.Ibu bagaikan psikolog yang handal untuk setiap masalah dalam hidupku.Psikolog ini, tidak pernah lelah untuk mendengar masalah yang di alami ku, walaupun aku sering menyakiti hatinya dengan segala ucapan dan perilaku ku.

Di dalam memberi pengarahan-pengarahan untuk menyelesaikan segala masalahku, ia menyertainya dengan canda dan tawa agar aku tidak terlarut-larut dalam kesedihan dan mampu melewati masalah ini. Wanita bijak ini, selalu memberi motivasi-motivasi agar kita dapat hidup dengan bahagia, dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lapang dada.

Misalnya aku sedang patah hati karena baru di putuskan oleh pacarku.Serasa hidup ku tak berarti lagi, makan tak nafsu, tidur tak pernah nyenyak, belajar tak bisa konsentrasi hanya dia yang ada di pikiranku.Namun datanglah seorang pahlawan dalam gelapku. Yang ia katakan hanya beberapa kata yang dalam untuk di renungkan “Hati-hatilah dalam belajar! Jangan terburu-buru mencari pacar gapailah mimpi-mimpimu”.Saat aku mengeluh dengan hidup yang tak kunjung usai dengan masalah yang anehnya masih masalah cinta monyet remaja.Namun ibu hanya mengucap kata-katanya seperti kalimat diatas dan cukup menghiburku dengan segala kalimat canda yang tak kalah lucu dengan Azis (pemain opera van java).

Kebahagiaan seorang ibu dapat di hitung, artinya seorang ibu akan bahagia jika anaknya bahagia dan dari kebahagiaan itu masih tersimpan sebuah kesedihan akan tetapi wanita ini selalu menutupinya karena tidak ingin anaknya tahu bahwa dirinya sedih sehingga ia selalu memasang muka bahagia. Ibu sedih karena selalu memikirkan untuk kedepannya. Apakah anaknya akan selalu bahagia dan tidak kekurangan ?

Jika Si buah hati telah beranjak dewasa dan telah menemukan pendamping hidupnya kemudian ia akan menuju ke pernikahan maka seorang ibu harus merelakan anaknya menempuh hidup baru. Anak gadis yang dulu selalu bersamanya, selalu dirawatnya, selalu menjadi tempat kebahagiaan, kini ia harus pergi darinya. Akan tetapi seorang ibupun masih mampu tersenyum bahagia walau hatinya sangat berat melepas kepergian si buah hatinya itu.

Jikalau kita sengaja atau tidak dalam menyakiti hati ibu, ia tidak pernah memasukkan hati, ia selalu memaafkan kita dan melupakan hal yang sudah terjadi. Berbeda dengan kita yang selalu tidak pernah mensyukuri karunia Tuhan hingga kita meminta sesuatu kepada ibu dan ia belum bisa memenuhi, kita marah pada ibu dan kita  memaafkan  jika sesuatu yang kita minta sudah dipenuhi. Seorang ibu akan melakukan apapun yang bisa membuat buah hatinya bahagia dan hanya untuk kebahagiaan buah hatinya  itu ia rela melakukan apa saja, seberat apapun pekerjaan itu.

Cara beliau mencintai, memanjakan dan menyayangi kita bagaikan bintang yang setia pada bulan. Beliau selalu berjanji dalam hati akan selalu menemani dan mendampingi kita sampai kapanpun. Tangisan nakal dari bibir, sikap angkuh dari seorang anak tak akan menghalangi sesosok ibu untuk selalu tegar dalam menghadapinya, hal seperti itu tak akan pernah menjadi deritanya. Beliau hanya ingin menjadikan anaknya sesosok yang lebih baik darinya.

Sungguh besar jasa seorang ibu untuk buah hatinya dan beliau tak pernah lelah atau bahkan mengeluh untuk merawat kita.Maka dari itu beliau disebut sebagai sesosok ibu adalah wanita yang sangat mulia.Jiwa raga dan seluruh hidup rela beliau berikan.

                     Seorang ibu lebih sering mengungkapkan kasih sayangnya dengan tindakan dan belaian lembut.Lebih sering seorang anak menyakiti hatinya dan tak pernah merasakan kasih sayang ibu namun telah di ibaratkan dengan pepatah berikut yang  mengatakan “kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepenggalan”. Wujud kasih sayang ibu dirumuskan dengan berbagai macam cara. Seperti yang dikutip oleh Drost dari karangan  John F. Miller dalam bukunya The art of parentig in changing society.

Macam-macam cara wujud kasih sayang ibu:
Ciuman, pelukan, senyuman
Menepuk pundak.
Mempersiapkan sarapan, menyediakan pakaian bersih
Berdoa bersama
Bercerita, dongeng waktu akan tidur
Memberi semangat, nasehat
Melindungi terhadap bahaya
Merawatnya waktu sakit
Menaruh minat kepada kegiatan anak
Memuji dan mengajar kelakuan baik
Memperbaiki kelakuan yang salah
Menghukum kalau melanggar
Memahami kegagalan
Menghilangkan rasa takut
Mengampuni
Sabar, ramah, mengerti
Mengawasi tanpa mencurigai
Membimbing tanpa mengatur
Disiplin tanpa permusuhan
Mendengar dengan budi terbuka
Memberi teladan yang baik

Kasih sejati adalah berbuat, memberi dan membantu, namun hanya demikian rupa  hingga memenuhi kebutuhan anak, bukan kita
Kasih bukan melayani tingkah dan rengekan anak.
Kasih bukan membenarkan anak, pada hal yang salah kasih bukan memberikan lebih dari yang dibutuhkannya.
Kasih bukan membuat sesuatu bagi anak yang dapat dilaksanakan sendiri
Kasih bukan menyetujui atau toleran terhadap kenakalan anak
Kasih bukan melindungi anak terhadap tanggungjawab atas tindakkannya sendiri
Kasih orang tua yang sejati itu wajar, masuk akal, benar dan penuh pengertian. (Rosalia emmy, sub wujud kasih sayang, menjadi orang tua cerdas. Kanisius.jogyakarta).

Daftar pustaka

hal 104, Dr Ida Chandranita Manuba, Sp.OG, dr Ida Bagus Gde Fajar Manuba,Sp.OG. & prof. Manuba, 2009, MEMAHAMI KESEHATAN

REPRODUKSI WANITA, Edisi 2, Kedokteran EGC, Jakarta.

hal 135,2007,Suharsono, melejitkan IQ, EQ, SQ.

Hal 17, Rosalia Emmy, sub menyadari kebuhan anak, menjadi orang tua cerdas, kanisius, jogyakarta.

Hal 3, kusnadi,S.Pd, M.Si, Soni Muhsin;SI, Yayan Sanjaya, S.Pd, 2010, BUKU SAKU BIOLOGI SMA, Erlangga, Jakarta.

Hal 136, Drs. H. Sapriya, M.Ed, Dra. Susilawati, M.Pd, Drs. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd, 2010, KONSEP DASAR IPS.

Rosalia emmy, sub wujud kasih sayang, menjadi orang tua cerdas. Kanisius. Jogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar