Laman

Powered By Blogger

Kamis, 04 April 2013

pembelajaran terpadu model webbed



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dewasa ini setiap satuan pendidikan secara bertahap harus melaksanakan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. PP No. 19 ini memberikan arahan tentang delapan standar nasional pendidikan, yang meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c) standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan; dan (h) standar penilaian pendidikan.
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (berpikir holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD  kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari materi yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (berpikir holistik), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran terpadu sangat penting untuk dilaksanakan di tingkat sekolah dasar, agar pembelajaran di kelas tidak monoton, menyenangkan serta bermakna bagi kehidupan peserta didik. Salah satunya dengan menggunakan berbagai macam model pembelajaran terpadu. Salah satunya adalah model pembelajaran model webbed. Berikut ini akan dibahas secara mendalam mengenai pembelajaran terpadu model webbed.
B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2.      Apa saja jenis pembelajaran terpadu?
3.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu model webbed?
4.      Bagaimana gambaran model webbed?
5.      Bagaimana karakteristik model webbed?
6.      Apa kelebihan model webbed dari model yang lain?
7.      Apa kekurangan model webbed dengan model yang lain?
8.      Bagaimana langkah-langkah membuat model webbed?
9.      Bagaimana penerapan model webbed dalam pembelajaran?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengetian dari pembelajaran terpadu;
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis pembelajaran terpadu;
3.      Untuk mengetahui pembelajaran terpadu model webbed;
4.      Untuk mengetahui gambaran model webbed;
5.      Untuk mengetahui karakteristik model webbed;
6.      Untuk mengetahui kelebihan deri model webbed;
7.      Untuk mengetahui kekurangan dari model webbed;
8.      Untuk mengetahui langkah-langkah membuat model webbed;
9.      Untuk mengetahui penerapan model webbed dalam pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PEMBELAJARAN TERPADU

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran.

B.     JENIS-JENIS PEMBELAJARAN TERPADU

1.      Menurut Drake dan Burns
Menurut Drake & Burns (2004:8) terdapat tiga pendekatan kurikulum terpadu yaitu multidisciplinary, interdisciplinary, dan transdisciplinary.
a.       Pendekatan multimatapelajaran terutama fokus pada mata pelajaran. Penggunaan pendekatan ini dilakukan dengan mengorganisasi standar dari matapelajaran di sekitar sebuah tema.
Multi matapelajaran terdiri atas pendekatan intradisiplinari, penggabungan/fusion, service learning (belajar melayani masyarakat), learning centers/parallel disciplines; Unit berbasis tema (theme-based units).
b.      Pendekatan Antar-matapelajaran (interdisciplinary)
Pendekatan antar-matapelajaran dilakukan dengan menggorganisasi kurikulum di sekitar materi bersama antar mata pelajaran. Pembelajaran dilakukan dengan mengidentifikasi potongan/irisan konsep dan ketrampilan antar matapelajaran. Masing-masing mata pelajaran masih teridentifikasi, namun agak samar dibanding pendekatan multi- matapelajaran.
c.       Pendekatan transdisciplinary
Pendekatan transdisiplinari dilakukan dengan membangun kurikulum di sekitar pertanyaan dan perhatian siswa. Siswa mengembangkan kecakapan hidup seperti yang diterapkan pada interdisiplinari dan ketrampilan mata pelajaran dalam konteks kehidupan nyata.

2.      Menurut Fogarty (1991)

      Terdapat sepuluh model kurikulum terpadu (integrated curriculum) dimulai dari eksplorasi dengan mata pelajaran tunggal (within single disciplines) yaitu model fragmented, connected, dan nested; terpadu beberapa mata pelajaran (across several disciplines) yaitu model sequenced, shared, webbed, threated, dan integrated); dioperasikan diantara pebelajar sendiri yaitu model immersed; dan jejaring diantara pebelajar yaitu model networked. Pembelajaran terpadu menurut fogarty
a.       Model Fragmented
Model ini merupakan model penggalan, yaitu memandang kurikulum dalam penggalan-penggalan mata pelajaran terpisah. Tipikalnya kurikulum terbagi dalam pelajaran utama yaitu matematika, sains, bahasa, dan ilmu sosial. Pendekatan fragmented dilakukan untuk memadukan konsep-konsep dan kompetensi dalam satu mata pelajaran. Antar kompetensi dipelajari secara bersamaan. Kompetensi mendengar, membaca, dan menulis dalam pelajaran bahasa dilakukan secara bersamaan.

b.      Model Connected
Model connected (terhubung) memandang mata pelajaran dengan menggunakan kaca pembesar (opera glass, kaca pembesar yang dipakai oleh penonton opera yang hanya satu lensa), menyediakan secara detil, seluk beluk/rinci, dan interkoneksi dalam satu mata pelajaran.

c.       Model Nested
Model Nested atau model sarang memandang kurikulum dari tiga dimensional kaca baca, sasaran dimensi ganda dari pembelajaran. Tujuan pembelajaran tidak hanya pada mata pelajaran semata, namun ada beberapa pemahaman dan/atau ketrampilan yang terkuasai.

d.      Model Sequenced
Model sequenced melihat kurikulum menggunakan kaca-mata, lensa terbagi dalam dua bagian, namun terhubung oleh sebuah bingkai atau frame. Topik atau mata pelajaran terpisah, namun dapat dihubungkan dengan sebuah bingkai konsep yang menaungi topik atau mata pelajaran tersebut.

e.       Model Shared
Model shared melihat kurikulum menggunakan binoculars, menghubungkan dua mata pelajaran secara bersama untuk melihat sebuah topik. Keterhubungan antar dua mata pelajaran diorganisasi sehingga dapat dilakukan proses pembelajaran secara bersama-sama.

f.       Model Webbed
Model webbed atau jaring laba-laba melihat kurikulum menggunakan teleskop, menangkap konstelasi pembuka dari mata pelajaran, yang membentuk sebuah tema. Tema yang ditentukan menjadi langkah awal dalam melakukan pembelajaran. Indikator masing-masing kompetensi ilmu dan pengetahuan terjabarkan dari tema tersebut.

g.      Model Threaded
Model treaded melihat kurikulum dengan menggunakan kaca pembesar (magnifying glass). Ide besar diperbesar melalui semua isi dengan pendekatan kurikulum-meta (metacurricular). Model ini menggabungkan ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial, ketrampilan belajar, mengelola grafik, teknologi, dan pendekatan kecerdasan ganda (multiple intellegences).

h.      Model Integrated
model integrated (terpadu) melihat kurikulum menggunakan kaleidoskop. Topik interdisiplin (antar mata pelajaran) ditata kembali diantara konsep yang sama/mirip dan munculnya pola dan rancangan. Melalui pendekatan antar matapelajaran, model integrated memadukan/mencampurkan empat mata pelajaran utama dengan menemukan persamaan ketrampilan, konsep, dan sikap pada keseluruhannya.

i.        Model Immersed
Model immersed melihat kurikulum menggunakan mikroskop. Melalui cara masing-masing keseluruhan konten disaring dengan menggunakan lensa ketertarikan dan keahlian yang dimiliki. Dengan menggunakan model ini, pebelajar sedikit atau sama sekali tidak ada intervensi atau bantuan dari pihak luar.

j.        Model Networked
Model networked atau jejaring melihat kurikulum menggunakan prisma. Menciptakan dimensi dan pengarahan ganda terhadap fokus, dengan menggunakan berbagai cara eksplorasi dan eksplanasi.

C.    MODEL WEBBED
1.      Pengertian Model Webbed
Seperti yang telah sedikit dibahas di atas. Salah satu model pembelajaran menurut Fogarty yaitu model webbed. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 secara tegas mengatakan pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Penerapan untuk kelas rendah (1, 2, dan 3) Sekolah Dasar dilakukan dengan pendekatan tematik webbed jaring labang-laba. Kelas atas (4, 5, dan 6) dengan pendekatan integrated atau terpadu beberapa mata pelajaran.
Menurut Trianto dalam bukunya Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan Praktek menyatakan bahwa pembelajaran Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa.  Jadi model webbed atau jaring laba- laba terimplementasi melalui pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampailan melalui beberapa bidang study lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran.

2.      Gambaran Model Webbed
Model webbed ini menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang berkesan agar belajar siswa lebih bermakna. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu dengan penerapan pembelajaran terpadu model webbed yang menggunakan pendekatan tematik  disekolah dasar, akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu dengan satu kesatuan(holistic).


3.      Karakteristik Model Webbed
a.       Berpusat pada siswa
Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar.
b.      Memberi pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c.       Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d.      Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
e.       Bersifat Fleksibel
Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada.
f.       Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.
g.      Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.

4.      Kelebihan Model Webbed
            Kelebihan dari model jaring laba-laba (webbed), meliputi:
a.       Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar;
b.      Lebih mudah dilakukan oleh guru yang bbelum berpengalaman;
c.       Memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi pelajaran;
d.      Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa;
e.       Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.        
Keuntungan pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.

5.      Kekurangan Model Webbed
Selain kelebihan yang dimiliki, model webbed juga memiliki beberapa kekurangan antara lain:
a.       Sulit dalam menyeleksi tema;
b.      Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
c.       Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep;
d.      Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

6.      Langkah Membuat Rancangan Model Webbed
Dengan penerapan pembelajaran terpadu model webbed yang menggunakan pendekatan tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik).
Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba yaitu:
a.       Mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia.
b.      Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema.
c.       Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema.
d.      Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih.
e.       Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan.
f.       Menyusun Rencana Kegiatan Harian.

7.      Penerapan Model Webbed
Pembelajaran terpadu menggunakan model webbed dimulai dengan menentukan tema. Sebagai contoh tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Keluarga”. Dari tema ini dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata pelajaran, misalnya :
a.       IPA
Standar Kompetensi : mengenal bebagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
Siswa diajarkan tentang macam-macam benda langit dan peristiwa alam yang terjadi di sekitar. Dari peristiwa alam tersebut siswa diharapkan dapat menjaga kebersihan rumah.
b.      IPS
Standar Kompetensi : mendeskripsikan lingkugan rumah
Siswa diajarkan untuk mendeskripsikan lingkungan rumahnya masing-masing de
c.       Matematika
Standar Kompetensi : mengenal bangun datar
Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun datar misalnya, misalnya pintu rumah berbentuk persegi panjang,  jendela berbentuk persegi,
d.      Pkn
Standar Kompetensi : menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah
Siswa diajarkan tentang mengikuti tata tertib di rumah. Bekerja sama dengan anggota keluarga yang lain dengan baik.
e.       Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
Siswa membaca teks tentang kehidupan keluarga yang harmonis.


Social Studies
Change
Change as it relates to algebraic equations:
·         Rations
·         Graphs
·         Statistics
Mathematics
Change as it relates to fine arts areas:
·         Art forms
·         Music
·         Dance
·         Technology
Fine Arts
Change in USA Industrial Revolution literature:
·         Novels
·         Short stories
·         Poetry

Language Arts
Change as it relates to the Industrial Revolutions:
·         Inventions
·         Working conditions
·         Populations 
Change as it relates to animals adapting to their enviroment over a periode of time:
·         Habibats
·         Eating pattern
·         Statistics  
Science
Change in values through the ages:
·         Moral
·         Family
·         School
·         Business 
Health
 






























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
2.      Menurut Drake & Burns (2004:8) terdapat tiga pendekatan kurikulum terpadu yaitu multidisciplinary, interdisciplinary, dan transdisciplinary.
3.      Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh model kurikulum terpadu (integrated curriculum) dimulai dari eksplorasi dengan mata pelajaran tunggal (within single disciplines) yaitu model fragmented, connected, dan nested; terpadu beberapa mata pelajaran (across several disciplines) yaitu model sequenced, shared, webbed, threated, dan integrated); dioperasikan diantara pebelajar sendiri yaitu model immersed; dan jejaring diantara pebelajar yaitu model networked.
4.      Model webbed (Model Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.
5.      Model webbed ini menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Model webbed yang menggunakan pendekatan tematik  disekolah dasar, akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu dengan satu kesatuan(holistic).
6.      Karakteristik Model Webbed
a.       Berpusat pada siswa
b.      Memberi pengalaman langsung
c.       Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas
d.      Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
e.       Bersifat Fleksibel
f.       Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.
g.      Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.

7.      Kelebihan dari model jaring laba-laba (webbed), meliputi: penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar, lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman, memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi pelajaran;pendekatan tematik dapat memotivasi siswa, memberikan kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
8.      Selain kelebihan yang dimiliki, model webbed juga memiliki beberapa kekurangan antara lain: sulit dalam menyeleksi tema, cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada pengembangan konsep, memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.


















DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin. 1991. The Mindful School How To Integrate The Curricula. Palatine: IRI/ Skylight Publishing, Inc.

Luvita, Ria. 2012. Model Pembelajaran Webbed pada http://duwaghewow.blogspot.com diunduh pada 20 Maret 2013.

Muda, Harli Trisdiono Widyaiswara. Pembelajaran Terpadu Pada Sekolah Dasar pada  http://lpmpjogja.org  diunduh pada 15 Maret 2013.

Nurmawati, Lilik. Penggunaan Model Webbed Dalam Pembelajaran Terpadu Untuk Meningkatkan Pemahaman Berbagai Kompetensi Pada Tema Keluarga Siswa Kelas II SDN Gondowangi III Kecamatan Wagir Kabupaten Malang pada http://library.um.ac.id diunduh pada 15 Maret 2013.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi Pustaka.

_______. http://www.ut.ac.id di unduh pada 15 Maret 2013.