Laman

Powered By Blogger

Jumat, 12 April 2013

pembelajaran terpadu model threaded



BAB 1

A.    Latar Belakang

            Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep - konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
            Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas hanya sebanding dengan keterampilan.
            Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model threaded merupakan model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.


B.     Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1)      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu ?
2)      Bagaimana strategi pembelajaran terpadu ?
3)      Apa karakteristik pembelajaran terpadu ?
4)      Apa yang dimaksud dengan model threaded (untaian) ?
5)      Apa kekurangan dan kelebihan model threaded (untaian) ?
6)      Bagaimana fungsi pembelajaran model threaded ?
7)      Kapan penerapan model threaded dapat dilakukan ?
8)      Bagaimana langkah-langkah menyusun model pembelajaran threaded ?
9)      Apa ikhtisar kurikulum pada metode threaded ?


C.    Tujuan

            Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuannya adalah sebagai berikut:
1)      Untuk mengetahui pengertian pembelajaran terpadu
2)      Untuk mengetahui strategi pembelajaran terpadu ?
3)      Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu ?

4)      Untuk mengetahui pembelajaran model threaded (untaian)
5)      Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran model threaded
6)      Untuk mengetahui fungsi pembelajaran model threaded
7)      Untuk mengetahui kapan dilakukannya pembelajaran model threded
8)      Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan model threaded
9)      Untuk mengetahui ikhtisar kurikulum pada metode threaded.























BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pembelajaran Terpadu

Model pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya secara holistic dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosinya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistic, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
Integrated atau terpadu bisa mengacu pada integrated curricula (kurikulum terpadu) atau integrated approach (pendekatan terpadu) atau integrated learning (pembelajaran terpadu). Seperti ditegaskan Prabowo (2000:1) bahwa “Pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan/ mengaitkan berbagai bidang studi”.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak. Selanjutnya pembelajaran terpadu dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengekplorasi topic atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan satu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa. Oleh karenanya pembelajaran terpadu menurut Prabowo (2000:2) mempunyai beberapa ciri: berpusat pada anak, proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat yang luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Beberapa pengertian dari lain pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);

pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami (Asep, 2011).

Model Pembelajaran Terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk dapat diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, memulai dari tingkat SD sampai dengan SMA. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otientik (Depdikbud, 1996:3)
Dalam arti luas pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran, serta terpadu dalam dan lintas peserta didik (Fogarty, 1991:xiii). Pembelajaran terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, karena dalam pembelajaran terpadu peserta didik akan memahami konsep – konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Sinau, 2011).

Terdapat 10 model pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty (1991:xv) yang dijelaskan diantaranya: model Fragmented (fragmen),  model Connected (terhubung), model Nested (tersarang), model Sequenced (terurut), model Shared (terbagi), model Webbed (jaring laba-laba), model Threaded (untaian), model Integrated (integrasi), model Immersed (terbenam), model Networked (jaringan). Selanjutnya dalam pembahasan ini difokuskan pada salah satu model pembelajaran terpadu yakni model Threaded (untaian).

2.      Strategi Pembelajaran Terpadu

a.   Perencanaan
Menetapkan bidang kajian nynag akan dipadukan —›mempelajari SK KD bidang kajian—› memilih/menetapkan tema/topic pemersatu —› menentukan KD dan tema pemersatu—› membuat matriks atau bagan hubungan KD dan tema/topic pemersatu—› merumuskan indicator—› menyusun silabus—› menyusun RPP terpadu.

b. Model pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Menjabarkan silabus menjadi RPP, dikemas dalam kegiatan pendahuluan, inti dan penutup/tindak lanjut
c.  Penilaian
Penilaian terdiri dari:
Ø (tes), terdiri dari: skala sikap, daftar periksa, koesioner, catatan anecdot, portofolio, catatan sekolah
Ø  (pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai)
Ø (nontes) terdiri dari tes lisan, tes tertulis(uraian dan objektif/pilihan ganda) dan tes perbuatan


3.             Karaktersitik Pembelajaran Terpadu
Pada hakikatnya pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Dengan demikian karekteristik pembelajaran terpadu yaitu holistic (menyeluruh), bermakna (pemahaman lebih dalam), otentik (memotifasi), dan aktif (Sinau, 2011).


4.      Pengertian Model Threaded
Ketrampilan berpikir (thinking skills), ketrampilan sosial (social skills), ketrampilan belajar, grafis organizer, teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence skills) yang terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan pendekatan untaian. Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan. Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan yang digunakan untuk memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu matematika, memperkirakan peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi peristiwa yang ada dalam sebuah novel, dan proses membuat berbagai macam dugaan di laboratorium IPA. Strategi mencari kesepakatan juga digunakan untuk menyelesaikan konflik dalam segala situasi permasalahan. Ketrampilan ini pada intinya akan dihubungkan melalui isi standar kurikulum yang ada.
Dengan menggunakan ide yang ada dalam metakurikulum dapat ditargetkan serangkaian ketrampilan berpikir tertentu untuk memasukkan prioritas isi pembelajaran yang ada. Misalnya dengan akan menggunakan kurikulum berkelompok (cluster curriculum), pengajar (tim) mungkin akan memilih kelompok ketrampilan analysis untuk memasukkan esensi ketrampilan berpikir dari masing-masing kemampuan yang ada: IPA (pengelompokkan/classify), IPS (perbandingan dan pembedaan/ compare and contrast), bahasa dan seni (menunjukkan/attribute), matematika (mengurutkan/sequence). Demikian juga ketrampilan social (social skills) dan kecerdasan ganda (multiple intelligence) lainnya akan disambungkan melalui berbagai macam disiplin ilmu.
Dalam model Threaded, ketrampilan berpikir atau ketrampilan sosial akan digiring kearah bagian isi, dan guru akan memberikan beberapa pertanyaan: “Bagaimana menurutmu hal itu?”, “Ketrampilan berpikir yang bagaimanakah yang menurut anda paling berguna?”, “Seberapa baikkah kerja kelompokmu hari ini?“, “Sudahkan kamu menggunakan kemampuan bakat musikmu hari ini?”. Beberapa pertanyaan biasanya sangat berlawanan dengan pertanyaann kognitif lainnya seperti, “Jawaban apa yang anda dapatkan?”, dan “Berapa banyak yang setuju?” (Kadangkala beberapa pertanyaan tadi layaknya pertanyaan begitu saja diajukan ke anak-anak dan seolah guru sedang “membuang waktu”. Maka siswapun akan mengatakan: “Baiklah, sesungguhnya apa yang harus kami lakukan?”).


5.      Kelebihan dan Kekurangan Model Threaded

Manfaat dari model Threaded ini akan berjalan seiring dengan manfaat adanya metakurikulum. Metakurikulum adalah semacam kesadaran dan kontrol atas ketrampilan dan strategi pemikiran, serta pembelajaran yang melebihi bahan pembahasan. Para guru akan lebih menekankan pada aspek perilaku metakognitif sehingga siswa akan belajar bagaimana seharusnya mereka belajar. Dengan membuat siswa sadar akan proses pembelajaran yang mereka lakukan maka transfer masa depan akan mudah dilakukan. Yang paling utama untuk diingat bahwa model integrasi yang ada tak akan berdiri sendiri sebagai satu disiplin ilmu murni, tetapi siswa akan belajar mendapatkan manfaat dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah pemindahan ketrampilan hidup.
Sedangkan Kekurangan atau kelemahan model Threaded ini masih diperlukan adanya tambahan kurikulum “lainnya”. Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi sama sekali tak ditujukan dengan jelas/gamblang. Permukaan metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap statis. Hubungan antara dan diantara berbagai pokok kajian materi sama sekali tidak ditekankan. Juga, dalam rangka menyusupkan metakurikulum melalui isi, semua guru memerlukan suatu pemahaman ketrampilan dan strateginya.


6.      Fungsi Model Pembelajaran Threaded
           
            Model threaded digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika metakurikulum menjadi fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah satu langkah alternatif menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model tersebut merupakan model yang aktif untuk yang mendorong guru menjaga isi pelajaran tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerja sama, dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajarannya. Pada model ini, pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa dengan berbagai mata pelajaran. Misalnya, guru mempunyai target untuk membuat prediksi dalam percobaan di laboratorium Matematika, IPA, Bahasa, yang pada saat bersamaan, guru IPS mempunyai target dalam peramalan kejadian-kejadian saat ini, di mana keseluruhan kegiatan tersebut membentuk suatu untaian keterampilan (membuat ramalan) yang bersumber dari lintas berbagai mata pelajaran.


7.      Ketepatan Penerapan Model Threaded

Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menuju penyatuan pokok bahasan. Oleh karena model Threaded ini merupakan model yang utama digunakan oleh guru jika ingin memasukkan pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan dalam isi pembelajaran.


8.      Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Threaded

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu model Threaded yakni :
1.   Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan
2.   Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini
3.   Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan
4.   Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu
5.   Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan



9.      Ikhtisar Meta Kurikulum

a.      Ikhtisar Ketrampilan Berpikir (Thinking Skills)

Untaian kurikulum ketrampilan bepikir
(the cluster curriculum of thinking skills)
Untaian ketrampilan berpikir kritis (critical thinking skill clusters)
Untaian ketrampilan berpikir kreatif
(creative thinking skills cluster)
Untaian penunjukan (attribute cluster)
1.       Penggolongan (classifying)
2.       Pengurutan (sequencing)
3.       Membandingkan dan membedakan (comparing & contrasting)
  Menunjukkan (attributing)
Untaian tanggapan (perception cluster)
1.       Penemuan (inventing)
2.       Prakiraan/meramalkan (predicting)
3.       Hipotesa (hypothesizing)
  Merenungkan (imaging)
Untaian urutan (sequence cluster)
1.       Memprioritaskan (prioritizing)
2.       Menemukan sebab akibat (finding cause & effect)
3.       Menarik kesimpulan (drawing conclusions)
  Mengurutkan (sequencing)
Untaian kesimpulan (inference cluster)
1.       Prakiraan/meramalkan (predicting)
2.       Hipotesa (hypothesizing)
3.       Memberlakukan secara umum (generalizing)
  Menyimpulkan/menduga (inferring)
Untaian analisa (analysis cluster)
1.       Menganalisa kesalahan (analyzing for bias)
2.       Menganalisa asumsi/pendapat (analyzing for assumption)
3.       Menarik kesimpulan (drawing conclusions)
  menganalisa (analyzing)
Untaian pemecahan masalah (problem solving cluster)
1.       Menyimpulkan/menduga (inferring)
2.       Membuat analogi (making analogies)
3.       Berhadapan dengan kerancuan dan gejala (dealing with ambiguity and paradox)
  Pemecahan masalah (problem solving)
Untaian evaluasi (evaluating cluster)
1.       Menganalisa asumsi/pendapat (analyzing for assumption)
2.       Menganalisa kesalahan (analyzing for bias)
3.       Analogi pemecahan (solving analogies)
4.       Membuat keputusan (decision making)
  Mengevaluasi (evaluating)
Untaian pengungkapan (brainstorm cluster)
1.       Perwujudkan (personifying)
2.       Penemuan (inventing)
3.       Visualisasi (visualizing)
4.       Menghubungkan (associating)
  Pengungkapan pendapat (brainstorming)
  Pemecahan masalah (problem solving)
  Pengambilan keputusan (decision making)
  Ide kreatif (creative ideation)
Untaian Ketrampilan evaluatif dan analitis (analytical and evaluative skill cluster)
Untaian Ketrampilan produktif dan generatif (generative and productive skill cluster)


   Seimbangkan aneka pilihanmu dari  keduanya yang kritis dan  pemikiran kreatif, memilih suatu ketrampilan mikro, suatu kumpulan ketrampilan, atau dua kumpulan yang akan bekerja bersama sebagai departemen atau tingkatan nilai/kelas untuk unit, semester, atau tahun.


b.      Ikhtisar Ketrampilan Sosial (Social Skills)

Memilih ketrampilan sosial yang tepat ke target sebagai tingkatan nilai/kelas, departemen, atau kelompok antar cabang ilmu pengetahuan.


IKHTISAR KETRAMPILAN SOSIAL
TAHAPAN
KETRAMPILAN SOSIAL
Komunikasi ( C), Kepercayaan ( T), Kepemimpinan ( L), Resolusi Konflik ( CR)
Pembentukan
untuk mengorganisir kelom-pok dan menetapkan petun-juk perilaku

Menggunakan suara (C)             Memimpin bersama-sama (C)
Mendengarkan tetangga (C)       Melakukan pekerjaannya (L)
Tinggal dengan kelompok (C)    Tolong menolong (L)
Norma
untuk melengkapi yang di-tugaskan dan membangun hubungan yang efektif

Meliputi semua anggota (L)        Semua berkesempatan partisipasi (L)
Mendorong orang lain (L)           Menghargai pendapat orang lain (T)
Mendengar dengan focus (T)      Tetap pada tugas (L)
Penyelarasan
untuk mempromosikan pe-mikiran kritis dan memak-simalkan semua mata pe-lajaran

Memperjelas (C)                          Memeriksa perbedaan (CR)
Menafsirkan gagasan (C)             Menghasilkan alternatif (CR)
Memberikan contoh (C)               Mencari kesepakatan (CR)
Pendapat
untuk berfungsi secara efektif dan memungkinkan pekerjaan secara beregu

Nada perasaan (C)                        Melihat poin semua pandangan(CR)
Menyetujui gagasan orang (CR)  Mencoba untuk setuju (CR)
Membuka pikiran (T)                   Mendukung gagasannya (L)
Melakukan
untuk membantu perkem-bangan ke tingkat yang le-bih tinggi tentang ketram-pilan berpikir, kreativitas, dan intuisi

Menguraikan gagasan (C)            Meluaskan gagasan (C)
Mengintegrasikan gagasan (L)     Menyatukan bentuk (L)
Membenarkan gagasan (CR)        Jangkauan kesepakatan (CR)
Perbaikan ulang
untuk menerapkan ke lain kurikulum dan memindah-kan ke dalam kehidupan di luar kelas
Mulai siklus dari setiap kali ketrampilan sosial :
  Dibentuk kelompok baru
  Anggota baru bergabung dengan kelompok
  Anggota tidak ada dari kelompok
  Tugas baru diberikan
  Merindukan terjadinya ketidakhadiran


c.       Ikhtisar Ketrampilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence Skills)

Pilih salah satu atau satu kelompok kecerdasan untuk memusatkan pada suatu unit studi atau pelajaran tunggal.
Sembilan Jalan Mengetahui Kecerdasan Ganda
Penjelasan
Kecerdasan Linguistik
kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis seperti dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, orator, yang berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum.
Kecerdasan Matematis-Logis
kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif dimiliki matematikus, saintis, programmer, dan logikus, termasuk di dalamnya adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.
Kecerdasan
Ruang Visual
kemampuan menangkap dunia ruang-visual secara tepat, dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan decorator, termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikiran dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata serta mengungkapkan dalam suatu grafik, suatu keseimbangan relasi,warna, garis, bentuk dan ruang.
Kecerdasan Kinestetik-Badani
kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti pada actor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah, termasuk ketrampilan koordinasi dan fleksibilitas tubuh.
Kecerdasan
 Musikal
kemampuan untuk mengembangkan, mengekpresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan menyanyi, kemampuan mencipta lagu, kemampuan menikmati lagu, musik dan nyanyian.
Kecerdasan Interpersonal
kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran akan gagasan yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi, sadar akan tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat tenang.
Kecerdasan Intrapersonal
kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran akan gagasan yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi, sadar akan tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat tenang.
Kecerdasan Lingkungan
kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural, kemampuan untuk memahami dan menikmati alam dan menggunakan kemampuan itu secaraproduktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
Kecerdasan Eksistensial
menyangkut kemampuan dan kepekaan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang yang tidak puas hanya menerima keadaan, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadari dan mencari jawaban terdalam.























Matematika
IPA
IPS
Bahasa Indonesia
Keterampilan Berpikir
Standar  Kompetensi :          
5.Melakukan operasi  hitung pecahandalam   pemecahan masalah
Kompetensi Dasar     
5.1 Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan.
Standar Kompetensi:
3.Memahami pengaruh kegiatanmanusia terhadap keseimbangan lingkungan
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam (ekosistem).

St       Standar Kompetensi
2.  Memahami gejala (peristiwa) di Indonesia dan sekitarnya.
 Kompetensi Dasar
2.2  Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam.

MENULIS
Standar Kompetansi
4. Mengungkapkan pikiran,perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir,ringkasan,dialog dan parafrase
Kompetensi Dasar
4.2 Membuat ringkasan  dari teks yang dibaca atau didengar.


 






























BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

            Model Threaded adalah model bersambungan atau model integrasi yang memfokus pada meta kurikulum yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan. Model threaded digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika metakurikulum menjadi fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah satu langkah alternatif menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model tersebut merupakan model yang aktif untuk yang mendorong guru menjaga isi pelajaran tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerja sama, dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajarannya. Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menuju penyatuan pokok bahasan. Oleh karena model Threaded  ini merupakan model yang utama digunakan oleh guru jika ingin memasukkan pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan dalam isi pembelajaran. Model ini digunakan untuk satu alternatif untuk mengintensifkan integrasi mata pelajaran.  Kurikulum lengkap dan memasukkan berpikir, kerjasama, dan kecerdasan lain masuk dalam isi kurikulum. Inter disiplin eratautim memtargetkan keterampilan berpikir atau keterampilan kerjasama, dan lain-lain dan merangkai keterampilan melalui isi kurikulum dari bermacam mata pelajaran.






DAFTAR PUSTAKA

Indrawati. 2009. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk Program BERMUTU.

Nurlaela, Luthfiyah.2009. Pembelajaran Terpadu.Luthfiyah Nurlaela’s Blog. Diunduh pada 14 Maret 2012.


Ahira, Anne. 2011. Macam-macam Model Pembelajaran. (http://anneahira.com/ diunduh pada 14 Maret 2012).

 

Ayni,  Nurul. 2010. Pembelajaran Terpadu. Nurul071644249's blog. Diunduh pada 14 Maret 2012.


Unik Ambar Wati. Majalah Ilmiah Pembelajaran Nomor 2 Volome 4 Oktober 2008. Diunduh pada 14 Maret 2012.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar