Laman

Powered By Blogger

Jumat, 01 Juni 2012

HAKIKAT PERAYAAN HARI IBU


HAKIKAT PERAYAAN HARI IBU

Oleh:
Lisnawati Novitasari, Siti Cholifah


Peringatan hari ibu
Hari Ibu di Indonesia diperingati pada 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Hari ibu adalah sebuah momentum yang tepat untuk kita introspeksi diri bahwa betapa besar kedudukan ibu dihadapan Allah dan Rosulnya dan bahwa kita wajib hormat dan taat kepadanya. Sangatlah besar dosa kita kepada Ibu jika kita tidak mau mengindahkan kata-katanya. Kepada Ibu, saya hanya berkata mohon ampuni segala kesalahan-kesalahan saya dari mulai kecil hingga besar sekarang ini. Pengampunanmu adalah sorga bagiku. Karena saya tahu, Surga Allah terletak di bawah telapak kakimu Ibu.
Sejarah Hari Ibu
Peringatan Hari Ibu diawali dari berkumpulnya para pejuang perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra dan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Salah satu hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.
Para pejuang perempuan tersebut berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Para feminis ini menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan. Tak hanya itu, masalah perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan masih banyak lagi, juga dibahas dalam kongres itu. Bedanya dengan jaman sekarang, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis untuk perkembangan perempuan, tanpa mengusung kesetaraan jender.
Penetapan Hari Ibu ini diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Selain itu, Hari Ibu juga merupakan saat dimana kita mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan dan hadiah diberikan untuk para perempuan atau para ibu, seperti memberikan kado istimewa, bunga, aneka lomba untuk para ibu, atau ada pula yang membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.
Makna Hari Ibu
Makna Hari Ibu Sesungguhnya Bila menelusuri sejarahnya, peringatan Hari Ibu sekarang ini dapat dikatakan kurang tepat. Peringatan Hari Ibu di negeri ini lebih banyak mengacu pada Mother’s Day di barat. Padahal, Hari Ibu di negeri ini mengacu pada perjuangan pahlawan-pahlawan perempuan pendiri bangsa. Pada 22 Desember 1928, organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Jogjakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kemudian, Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316/1959 menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu dan dirayakan secara nasional.
Mengacu sejarah, seharusnya peringatan Hari Ibu tidak hanya dimaknai sebagai hari mengungkapkan kasih sayang kepada dan memanjakan ibu. Itu tidak salah, namun seharusnya kita mengambil semangat yang dimiliki para pahlawan wanita seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, dan Rangkayo Rasuna Said. Semangat mereka adalah semangat memperjuangkan hak-hak perempuan. Apalagi permasalahan perempuan zaman sekarang begitu banyak. Misalnya soal perdagangan perempuan. Ini seharusnya disuarakan dalam peringatan Hari Ibu.
Bicara soal kemuliaan dan kebaikan seorang ibu, kita pasti ingat bahwa 22 Desember dinobatkan sebagai Hari Ibu. Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya. Baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap sebagai kewajibannya; seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Untuk menghormati ibu tidak hanya diperlukan sehari saja dalam setahun, tetapi dia harus selalu dihormati, dipelihara, diperhatikan, dan ditaati perintahnya oleh anak-anaknya, selama tidak untuk bermaksiat kepada Yang Kuasa di sepanjang zaman dan di segala tempat.
Hari Ibu bukan hanya sekedar Simbolise saja.Di mana menjadi tradisi di negara ini setiap 22 Desember selalu dirayakan sebagai Hari Ibu. Rasulullah sangat memuliakan seorang ibu. Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, ’’Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?’’ Beliau menjawab, ’’Ibumu’’. Lelaki itu bertanya lagi, ’’Kemudian siapa lagi?’’ Beliau kembali menjawab, ’’Ibumu’’. Lelaki itu kembali bertanya, ’’Kemudian siapa lagi?’’ Beliau menjawab, ’’Ibumu’’. ’’Lalu siapa lagi?’’ tanyanya. ’’Ayahmu,’’ jawab beliau’’. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Ada lima pesan dalam Alquran Surat Lukman ayat 14-15 dan Surat Al-Israa’ ayat 23-24 yang dapat dijadikan ikhtiar bagi kita dalam membahagiakan ibu. Pertama, kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua kita dengan sebaik-baiknya. Kedua, kita diwajibkan merawat dan mengurus orang tua bila sudah usia lanjut. Ketiga, kita diwajibkan berperilaku santun dan lembut serta mengeluarkan lisan yang mulia. Keempat, kita diwajibkan untuk merendahkan diri dengan penuh kasih sayang. Kelima, senantiasa mendoakan mereka.
Jadi, peringatan Hari Ibu sebaiknya tidak dijadikan simbolisme semata. Semangat memuliakan ibu perlu berlandaskan pada keimanan kepada Allah SWT. Sehingga, segala bentuk peringatan akan membekas di hati para anak dan dirasakan para ibu. Dan yang jauh lebih utama, peringatan Hari Ibu harus jadi sarana evaluasi untuk menambah kualitas kita dalam membahagiakan ibu dalam kesehariannya.
Kasih sayang ibu yang tak terbantahkan. Apapun yang akan kita berikan pada ibu yang telah melahirkan dengan cucuran keringat dan air mata, maka tidak akan sebanding dan tidak akan setimpal. Hari ibu boleh saja diperingatkan. Tapi tidak hanya tanggal 22 Desember saja kita ingat akan jasa jasa ibu. Dalam setiap langkah dan setiap doa yang kita lantunkan mestinya tidak boleh melupakan juga doa untuk Ibunda. Karena kesabaran Ibulah maka kita ini ada. Karena kegigihan Ibulah maka menjadi seperti sekarang ini. Karena air susu Ibulah maka kita menjadi tumbuh dan besar, bisa berjalan dan berlari kencang.
Dari ibu telah lahir sekian banyak orang sukses dengan jumlah tak terhitung. Telah lahir banyak orang kaya, menjadi pejabat pemerintah, penjadi pegawai negeri, menjadi pedagang yang sukses, menjadi seniman, menjadi artis terkenal dan menjadi apa saja. Apa yang Ibu harapkan? Kalau ini ditanyakan pada ibu, maka beliau akan berkata ; saya tidak mengharapkan apa-apa darimu nak. Harapan saya hanya semoga engkau akan menjadi anak yang baik dan sukses. Anakku sukses itulah harapan dan kebahagian saya. Ibu melahirkan, menyusui, memelihara, dan mendidik anaknya hingga besar, tiada sang Ibu mengharapkan balasan materi dari anaknya. Bahkan anaknya sukses dan bahagia adalah bagian dari cita-cita hidupnya. Masih kah kita meragukan akan kasih sayang Ibu yang luar biasa itu?
10 Kebaikan Seorang Ibu
     Ada sepuluh kebaikan seorang ibu yang nilainya tak terhingga. Yaitu, pertama, kebaikan dalam memberikan perlindungan dan penjagaan selama kita dalam kandungan. Kedua, kebaikan menanggung derita selama kelahiran. Ketiga, kebaikan melupakan semua kesakitan begitu kita lahir. Keempat, kebaikan dari memakan bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan bagian yang manis buat kita. Kelima, kebaikan memindahkan kita ke tempat yang kering dan dirinya sendiri di tempat yang basah. Keenam, kebaikan menyusui dan memberikan makan serta memelihara kita. Ketujuh, kebaikan membersihkan yang kotor. Kedelapan, kebaikan selalu memikirkan kita bila berjalan jauh. Kesembilan, kebaikan karena kasih sayang yang dalam dan pengabdian. Kesepuluh, Kebaikan dari rasa belas kasih yang dalam dan simpati.
Peran ibu dalam keluarga
     Peran Ibu dalam keluarga Dia bukan hanya ibumu, dia nuturer, dokter, perawat, guru, sopir taksi, masak, rumah penjaga, pembantu pekerjaan rumah, mesin cuci pakaian, pemandu sorak, disiplanarian, terlalu banyak untuk mengetik pada saat ini. Kita tidak menyadari betapa pentingnya ibu kita. Ibu lakukan dan lakukan dan meminta apa pun sebagai imbalan, kita menangis bersama dengan Anda ketika Anda sakit, dan akan melawan hal terbesar sekitar membela Anda. Anda tidak pernah terlalu tua untuk mommys bayi. Ada pepatah tua dan sehingga benar, "adalah ibu Anda teman terbaik" Anda mungkin tidak percaya ini sekarang, tapi aku datang untuk percaya setelah aku keluar dari remaja saya. Dan ketika Anda kehilangan ibumu, akan ada apa-apa atau siapa saja yang bisa menenangkan seperti Anda dia bisa. Jadilah baik untuk ibumu, dia satu-satunya yang Anda miliki.Demikianlah Ibu, dalam kasih sayang kepada anaknya sama rata, sebab baik anaknya mampu atau tidak mampu, yang baik budi pekertinya atau yang tidak baik, yang miskin atau kaya, anak-anaknya itu semua dicintai dan dijaganya, diasuhnya mereka itu, tidak ada yang melebih kecintaan ibu dalam mencintai dan mengasuh anak-anaknya.
Peran ibu dalam mendidik anak
     Tidak ada yang meragukan pentingnya peran ibu dalam pendidikan anak-anaknya, kasih sayang dan perhatian dari seorang Ibu mempunyai pengaruh yang besar pada kepribadian anak. Perhatian dan kasih sayang tersebut akan menimbulkan perasaan di terima dalam diri anak-anak dan membangkitkan rasa percaya diri di masa-masa pertumbuhan mereka.
Begitu besar peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa ibu adalah sekolah yang pertama. Proses pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu sudah dilakukan sejak sang bayi masih dalam kandungan. Apa yang ibu dengarkan atau bacakan kepada  bayi dalam kandungan, maka hal tersebut akan didengar pula oleh sang bayi. Emosional dan watak seorang ibu pun dapat ditularkan melalui perilaku seorang ibu selama mengandung dan mengasuh. Dalam sebuah penelitian, bagi seorang ibu yang mengandung selalu memiliki perasaan ingin marah-marah maka sang anak pun kelak besar nanti akan memiliki penyakit jantung.
Pendidikan pun dapat diberikan dengan kontak mata yang terjadi antara ibu dan anak. Setiap saat, dimanapun dan kapanpun proses pendidikan tersebut dapat dilakukan. Seorang ibu memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan generasi muda yang kreatif, inovatif, prestatif, edukatif dan produktif. Adalah sebuah mimpi hal itu terwujud jika tidak dilukis oleh tangan-tangan lembut seorang ibu. Dan untuk mewujudkannya, tidak lain hanyalah melalui wanita sholihah yang berilmu, berakal dan bertaqwa yang dapat melakukannya. Ulama besar mengatakan, bahwa wanita (khususnya seorang ibu) menjadi barometer baik buruknya sebuah masyarakat. Rusaknya akhlaq wanita merupakan mata rantai yang saling bersambungan dengan kenakalan remaja, rapuhnya keluarga dan kerusakan masyarakat.

Peran ibu dalam perkembangan prestasi anak
Jika seorang Ibu dapat memahami dan mau melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik, dengan segala tuntunan dan teladan pada anak. Insya Allah akan terlahirlah generasi yang salih, unggul dan mumpuni, mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kehidupannya kelak.
Namun realitasnya banyak ibu yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Mungkin ada sebagian yang terlalu sibuk dengan kariernya hingga terkadang seperti menyerahkan tanggung jawab terbesar dalam pendidikan kepada pihak sekolah atau anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan pengasuh yang bisa jadi “kurang berkualitas”. Atau mungkin ada yang merasa menyerah dan putus asa dalam mendidik anak karena kurang pengetahuan sehingga bingung tidak mengerti dengan apa yang harus dilakukan.
Jika kondisi ini terus berlanjut maka pendidikan dan perkembangan jiwa anak yang kurang mendapatkan  pengasuhan yang baik dari seorang Ibu akan terabaikan sehingga  kepribadian anak yang baik tidak tercapai. Biasanya perilaku anak ini menjadi buruk baik di keluarga maupun masyarakat dan kalau sudah begini tentu bukan sepenuhnya salah si anak.
Banyaknya kasus-kasus bunuh diri akibat kekerasan orang tua pada anak, menandakan bahwa anak merasa tak aman dan nyaman di lingkungan keluarganya, kondisi seperti ini tentu saja bukan situasi yang kondusif untuk memberikan pendidikan yang baik buat anak karena orang tua malah tidak bisa menjadi teladan yang baik buat mereka.
Jadi hal pertama yang harus diciptakan oleh keluarga terutama oleh seorang Ibu adalah menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif  sehingga kendala dalam mendidik anak, mengarahkan mereka terhadap ajaran agama, menciptakan kepribadian yang salih akan lebih mudah, karena ada saling percaya dan ikatan kasih sayang yang kuat antara Ibu dan anak, dari seluruh pihak keluarga.
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama untuk segera memulai mendidik anak dengan cara yang baik , secara sungguh-sungguh dan penuh kesabaran. Jika tidak maka akan menjadi orangtua (ibu) yang paling merugi, yaitu ibu yang sedang menunggu waktu datangnya kesulitan yang bertubi-tubi. Karena memiliki anak durhaka dan boleh jadi sering merugikan banyak pihak, baik dirinya sendiri, orangtua juga orang lain.

Pendidikan pun dapat diberikan dengan kontak mata yang terjadi antara ibu dan anak. Setiap saat, dimanapun dan kapanpun proses pendidikan tersebut dapat dilakukan. Seorang ibu memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan generasi muda yang kreatif, inovatif, prestatif, edukatif dan produktif. Adalah sebuah mimpi hal itu terwujud jika tidak dilukis oleh tangan-tangan lembut seorang ibu. Dan untuk mewujudkannya, tidak lain hanyalah melalui wanita sholihah yang berilmu, berakal dan bertaqwa yang dapat melakukannya. Ulama besar mengatakan, bahwa wanita (khususnya seorang ibu) menjadi barometer baik buruknya sebuah masyarakat. Rusaknya akhlaq wanita merupakan mata rantai yang saling bersambungan dengan kenakalan remaja, rapuhnya keluarga dan kerusakan masyarakat. Jika seorang Ibu dapat memahami dan mau melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik, dengan segala tuntunan dan teladan pada anak. Insya Allah akan terlahirlah generasi yang salih, unggul dan mumpuni, mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kehidupannya kelak.
Namun realitasnya banyak ibu yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Mungkin ada sebagian yang terlalu sibuk dengan kariernya hingga terkadang seperti menyerahkan tanggung jawab terbesar dalam pendidikan kepada pihak sekolah atau anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan pengasuh yang bisa jadi “kurang berkualitas”.
Jika kondisi ini terus berlanjut maka pendidikan dan perkembangan jiwa anak yang kurang mendapatkan  pengasuhan yang baik dari seorang Ibu akan terabaikan sehingga  kepribadian anak yang baik tidak tercapai. Biasanya perilaku anak ini menjadi buruk baik di keluarga maupun masyarakat dan kalau sudah begini tentu bukan sepenuhnya salah si anak.
Maka tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa keberhasilan seseorang sangat ditentukan oleh peran ibu dalam kehidupannya, terutama proses belajar pada waktu kecil. Apalagi keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh “ intelectual quotient” tetapi juga “ emotional quotient ” dan “ spiritual quotient “. Keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh intelektualitasnya tetapi juga emosi dan spiritualitasnya. Maka ESQ seseorang sangat ditentukan bagaimana ketika kecil dirinya diperlakukan oleh ibunya. Kasih sayang, kepedulian dan dorongan seorang ibu akan menempa karakter dan perilaku seseorang yang pada gilirannya akan menentukan sukses seseorang.
Pesan-pesan Hari ibu
     Hari Ibu Mengingatkan  Pesan Penting Ibu yang Harus Dijadikan Pegangan, "Kasih sayang seorang ibu bagaikan bahan bakar yang memungkinkan seorang anak bisa melakukan hal yang luar biasa, betapa pengaruh seorang ibu begitu besar bagi anak-anak yang dilahirkan. Apa yang dipancarkan air mancur akan kembali lagi pada air mancur itu (Henry Wadsworth Longfellow). Selamat Hari Ibu, Jadilah ibu yang melahirkan generasi bangsa yang jadi kebanggaan." Dengan peringatan Hari Ibu sedunia ini kita berharap bagaimanapun tindakan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dihapuskan. Kita juga meminta agar pemerintah lebih aktif mengurus persoalan KDRT di Indonesia,” ungkap Sofyan.
Tidak hanya itu, melalui peringatan Hari Ibu ini, dia juga mengharapkan agar pemerintah dapat mensosialisasikan Undang-Undang tentang KDRT kepada masyarakat, agar masyarakat sipil paham dan tidak melakukan tindakan diskriminatif kepada perempuan dan ibu rumah tangga. “Kita juga berharap kepada kepala keluarga agar tidak melakukan tindakan diskriminatif terhadap ibu rumah tangga baik dalam mengambil kebijakan, keputusan, dan hal-hal lain yang menyangkut persoalan rumah tangga,”
Kado teristimewa untuk ibu

     Jadikan gelarmu hadiah terindah di Hari Ibu,,

Menjadi SARJANA bukanlah segalanya,, justru saat kamu di nobatkan menjadi SARJANA,,itu adalah awal dari episode baru dalam hidup kamu, ada banyak tuntutan dan harapan semua orang di pundak kamu,di depan kamu,ada banyak cerita dan tantangan baru yang harus kamu hadapi,, gerbang menuju kedewasaan.
Saat kamu menjadi SARJANA nanti,itu tandanya kamu sudah beranjak dewasa,bukan lagi mahasiswa yang tugasnya hanya belajar,,mulai melangkah memasuki masa dewasa,,mulai cari kerja,, merintis karir,meraih mimpi kamu, meraih semua hal yang selama ini ada di dunia impian kamu.
Kamu sadar gak,?sidang kelulusan kamu besok adalah hari istimewa, karena pada saat itu, tanpa kamu sadari gelar Sarjanah kamu udah merupakan kado termahal untuk ibu mu, jadikan lah gelar kamu itu hadiah terindah di hari ibu,, persembahkan lah gelar Sarjana kamu itu untuk ibu tersayang.





    
Daftar Pustaka
file:///D:/tugas-Tugas/mengingat-kembali-sejarah-hari-ibu.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar