Laman

Powered By Blogger

Jumat, 19 April 2013

pembelajaran terpadu model networked



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan formal secara umum dapat diindikasikan apabila kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasimelalui pengukuran dengan menggunakan tes dan nontes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup terencana dan diimplementasikan dalam bentuk pola-pola kegiatan pembelajaran.
Pola-pola kegiatan pembelajaran dapat diintegrasikan kedalam kurikulum. Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih sedemikian hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Dilihat dari organisasi kurikulum, terdapat tiga tipe kurikulum yaitu separated curriculum, correlated curriculum, dan integrated curriculum. Integrated curriculum diwujudkan dengan adanya pembelajaran terpadu. Dalam integrated curriculum, apa yang disajikan di sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak di luar sekolah. Pelajaran di sekolah membantu siswa dalam menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu model networked?
  1. Terlihat seperti apa model pembelajaran networked ?
  2. Terdengar seperti apa model pembelajaran networked ?
5.      Apa kelebihan dari model networked?
6.      Apa kekurangan dari model networked?
7.      Bagaimana penerapan model networked dalam pembelajaran di SD?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian pembelajaran terpadu
2.      Untuk mengetahui pengertian pembelajaran terpadu model networked
  1. Untuk mengetahui seperti apa model pembelajaran networked
  2. Untuk mengetahui terdengar seperti apa model pembelajaran networked
5.      Untuk mengetahui kelebihan dari model networked
6.      Untuk mengetahui kekurangan dari model networked
7.      Untuk mengetahui penerapan model networked dalam pembelajaran di SD













BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU
Pembelajaran Terpadu merupakan model pembelajaran yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615). Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai aspek dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik. Untuk mencapai aspek perkembangan anak dengan optimal, materi yang disampaikan dijelaskan berdasarkan tema dan subtema.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai SMA. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secaraa individual maupun kelompok aktif untuk mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik.
Pembelajaran terpadu menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu sejalan dengan beberapa aliran modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan progresivisme. Aliran progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (student centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher centered) dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih efektif dalam memecahkan berbagai problem yang disajikan dalam konteks pengalaman (experience) pada umumnya (Willian F. Oneill, 1981).
Pembelajaran terpadu diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lainnya, dimana konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang telah direncanakan, baik dalam satu bidang atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar agar pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hardisubroto, 1998). Dengan adanya pemaduan ini, maka anak akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningfull) bagi siswa. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa tampak aktif terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan (decision making) (Sukayati 2004:4).
Oleh karena itu, pembelajaran terpadu merupakan salah satu pendekatan yang digunakan di dalam pembelajaran yang menekankan pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran secara holistik, berdasarkan desain kurikulum terpadu yang direncanakan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.

B.     PENGERTIAN NETWORKED MODEL
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Networked model merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Menurut pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) Networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda – beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus – menerus karena adanya hubungan timbale balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam bidang yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka menghubungkan ide-ide baru ke dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-menerus. Peserta didik menyaring semua yang mereka pelajari melalui kajian para ahli dan membuat koneksi internal yang mengarah ke jaringan eksternal ahli di bidang terkait. Model ini digambarkan seperti sebuah bangun prisma yaitu merupakan sebuah bangun yang apabila dilihat dapat menciptakan berbagai dimensi dan arah fokus.Pendidikan seorang manusia tidak pernah selesai sampai ia mati. (Robert E. Lee).
Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan sumber masukan eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan memberikan ide-ide baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus. Jaringan profesional peserta didik biasanya tumbuh di arah yang jelas dan kadang-kadang tidak begitu jelas. Dalam pencarian pengetahuannya, peserta didik bergantung pada jaringan ini sebagai sumber informasi utama dan mereka harus menyaring melalui sudut pandang mereka sendiri sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki.
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka butuhkan. Hanya pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi bidang mereka, peserta didik dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan. Model ini, seperti model yang lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan tambahan yang dapat mendorong peserta didik ke arah yang baru. Contoh: arsitek, jika mereka mengadaptasi teknologi CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan teknik pemrograman dan memperluas pengetahuan dasar yang mereka miliki, seperti yang dia lakukan secara tradisional dengan para desainer interior.

C.    TERLIHAT SEPERTI APA MODEL PEMBELAJARAN NETWORKED ?
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.
Keluarganya, sadar ketertarikan anaknya dengan orang Indian, kemudian mereka mendengar dan menggali tentang arkeologis yang mendukung anak-anak untuk benar-benar menggali dan berpartisipasi sebagai bagian dari peserta program liburan musim panas yang ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi lokal. Sebagai hasil dari ini “perkemahan” musim panas ini, pelajar tersebut menjumpai orang dari sejumlah bidang seperti: seorang antropolog, ahli geologi, arkeolog, dan ilustrator, mahasiswa seni rupa, mereka disewa untuk mewakili menggali kemampuan siswa dalam menggambar.
Jaringan yang dimiliki peserta didik ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan secara alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia untuk belajar dari orang lain di bidang yang menawarkan berbagai tingkat pengetahuan dan wawasan yang memperluas jangkauan belajarnya.

D.    TERDENGAR SEPERTI APA MODEL PEMBELAJARAN NETWORKED ?
Model networked ini terdengar seperti tiga atau empat arah konferensi yang memberikan berbagai jalan eksplorasi dan penjelasan. Meskipun ide-ide yang beragam mungkin tidak datang sekaligus, pelajar pada model jaringan ini terbuka untuk menerima beberapa input sebagai komponen yang berbeda yang disaring dan diurutkan sesuai kebutuhan seorang pelajar. Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip dengan sinyal satelit yang bertebaran dan menerima sinyal dari berbagai arah.

E.     KELEBIHAN MODEL NETWORKED
Kelebihan dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri. Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambahan dari model jaringan ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta didik melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun, mentor memberikandan memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Pada model networked ini peserta didik terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep baru.

F.     KELEMAHAN MODEL NETWORKED
Kelemahan dari model jaringan sangat dipahami oleh mereka yang telah mengembangkan beragam kepentingan tenaga dari cintanya. Sangat mudah untuk mendapatkan sisi acak ke dalam salah satu ide disampingnya. Ini juga mungkin untuk mendapatkan di dalam pemikiran kita. Sebuah jalan tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi tiba-tiba menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang harus dibayar. Kelemahan lain adalah bahwa model jaringan, jika diambil untuk perbedaan-perbedaan besar, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif.

G.    PENGGUNAAN MODEL NETWORKED
Model ini, seperti model yang tersamar, model jaringan sering memindahkan tanggung jawab integrasinya lebih berat kepada pelajar daripada seorang desainer pembelajarannya. Namun, itu adalah model yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan berkembang, koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara kebetulan di sepanjang proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini mendorong peserta didik menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau sebenarnya mengarah ke penciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh seperti di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung dari lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang pelajar yang berbakat dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya tersebut.
Bertahun-tahun kemudian para pemikir di sekolah pascasarjana membicarakan kepada dua ahli model jaringan, seorang ahli psikolog kognitif dan seorang programmer komputer.
Sebagai contoh ketika Fogarty menganggap dirinya sebagai pustakawan yang memiliki ketrampilan ilmu perpustakaan. Tapi sebagai seorang kandidat doktor di bidang kecerdasan buatan, dia perlu membuat jaringan dengan orang lain di bidang yang sangat teknis. Saya mencari sebuah program untuk membantu mensimulasikan pencarian kognitif untuk informasi.
Apa yang kita ketahui tentang cara kerja otak dapat direpresentasikan dalam diagram ini. Selain itu, dengan scripting “berbicara keras dengan pemantauan” pada sebuah mata pelajaran, Fogarty berpikir kita akan dapat melihat pola hubungan sebuah keputusan. Jika kita menempatkan pemikiran kita bersama, ini akan mulai masuk akal. Sulit untuk menduplikasi hubungan pengetahuan yang dibuat oleh otak manusia, tetapi keacakan dalam prosedur dapat diprogram didalamnya. Fogarty akan membutuhkan rincian eksplisit tentang bagaimana kita membuat hubungan/koneksi di otak manusia dimulai dari anda.

Contoh:
Matematika
Menganalisa hasil pemeriksaan
Sains
gagasan” nutrisional biokimia yang keliru
Seni bahasa
pekerjaan dari Dr. Lendon Smith
Pembelajaran Sosial
fokus kemampuan loby pabrik susu
Ahli Gizi
pelajar
Matematika
penonjolan jumlah penjualan
Sains
kemampuan penelitian dan kesehatan (fokus ilmu gizi)
Seni bahasa
pengajaran kurikulum penerbitan buku pelajaran
Pembelajaran sosial
suasana untuk fokus baru
Penerbit Edukational
ahli
Matematika
analisa statistik dan pemrogaman
Sains
lemak; serat
garam; gula
Seni bahasa
perintah laporan
Pembelajaran sosial
persoalan kebijaksanaan penelitian data dukungan pencarian keterangan
Programmer komputer
ahli
 













Catatan dan refleksi
Pelajar didorong oleh dirinya atau daerah kepentingannya untuk mencari ahli kami baik di dalam maupun di luar lapangan dengan tujuan untuk memperpanjang dan memperkaya lapangan.
BAB 3
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Model networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi bila dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait.
Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk pengetahuan Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi dengan baik.
Model ini terdengar seperti jaringan berita yang menarik yang tersaji dalam gambar dan cerita yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Model networked ini mirip dengan sinyal satelit yang bertebaran dan menerima sinyal dari berbagai arah.
Kelebihan dari model jaringan ini salah satunya pendekatan pembelajaran terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri.
Sebuah metode tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi kadang menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang harus dibayar. Kelemahannya adalah bahwa model jaringan, jika dibawa ke ekstrem, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif.

Tutor atau mentor sering menyarankan penggunaan model jaringan untuk memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.

B.     SARAN
Sebelum mengembangkan kurikulum sebaiknya kita mengembangkan hasil-hasil belajar. Pengembangan kurikulum sebaiknya mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pemerolehan hasil belajar pada dasarnya adalah bagaimana menyiapkan peserta didik menjadi individu yang kreatif dan kritis dengan mendasarkan pada keberanian, mampu mengembangkan komunikasi dan interaksi inter dan antar personal baik dengan teman maupun musuh. Pelaksanaan model pembelajaran terpadu di sekolah harusnya didukung dengan kemampuan dan kesiapan guru yang optimal serta media pembelajaran yang memadai, menuntut adanya kreativitas dan inovasi guru dalam pengembangan pembelajaran, bertotal dan dikembangkan dari kurikulum yang sudah terpadu.















DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin.1991.The Mindful School How to Integrate the Curricula.IRI/Skylight Publishing, Inc.Palatine, Illinois.
Sudjana. Nana.1988.Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Sinar Baru Algesindo : Bandung.
Y. Padmono. Dr. Pembelajaran Terpadu atau Kurikulum Terpadu (1).http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/pembelajaran-terpadu-atau-kurikulum-terpadu-1/. Akses pada 21 Maret 2013 Pukul 20:07:06

pembelajaran terpadu model imersed



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bila mencermati kegiatan belajar mengajar di sekolah dewasa ini, belum banyak sekolah yang menerapkan model pembelajaran terpadu. Padahal pembelajaran terpadu itu sendiri bisa melahirkan pelajar – pelajar bermutu yang kompeten dan nantinya dunia pendidikan di Indonesia tak lagi dipandang sebelah mata oleh bangsa – bangsa maju di dunia bahkan mampu sejajar dengan dan bersaing dengan mereka.
Sesuai dengan rumusan isi Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu : “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Dalam implementasinya isi Tujuan Pendidikan Nasional belum diterapkan secara terpadu antara nilai – nilai ajaran agama dengan pengetahuan umum. Hal ini salah satunya dikarenakan masih banyaknya tenaga pengajar atau guru di Indonesia belum memahami pembelajaran terpadu itu sendiri. Oleh karena itu, disini kami ingin mengenalkan salah satu model pembelajaran terpadu yaitu “Immersed” atau dalam bahasa Indonesia berarti terbenam.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2.      Mengapa pembelajaran terpadu sangat penting?
3.      Apa pengertian pembelajaran terpadu tipe Immersed?
4.      Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe Immersed?
5.      Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu tipe Immersed?
6.      Apa saja prinsip – prinsip pembelajaran terpadu tipe Immersed?
7.      Apa kegunaan pembelajaran terpadu tipe Immersed?
8.      Langkah – langkah apa saja yang harus dilakukan dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed?
C.      Tujuan
1.      Memahami model pembelajaran terpadu
2.      Menyadari pentingnya pembelajaran terpadu
3.      Memahami makna pembelajaran terpadu tipe Immersed
4.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe Immersed
5.      Mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu tipe Immersed
6.      Mengetahui prinsip – prinsip pembelajaran terpadu tipe Immersed
7.      Mengetahui kegunaan pembelajaran terpadu tipe Immersed
8.      Membuat atau menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Model Pembelajaran Terpadu
Istilah Pembelajaran Terpadu berasal dari kata “ integrated teaching and learning” atau “ integrated curriculum approach ”. Konsep ini telah lama dikemukakan oleh John Dewey sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya ( Beans, 1993).
Pada perspektif bahasa, pembelajaran terpadu sering diartikan sebagai pendekatan tematik ( thematic approach ). Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai proses dan strategi yang mengintegrasikan isi bahasa (membaca, menulis, berbicara dan mendengar) dan mengkaitkannya dengan mata pelajaran lain. Konsep ini mengintegrasikan bahasa (language arts content) sebagai pusat pembelajaran yang dihubungkan dengan berbagai tema atau topik pembelajaran.
Pembelajaran terpadu juga sering disebut pembelajaran koheren ( a coherent curriculum approach ) yang memandang bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk mengembangkan program pembelajaran yang menyatukan dan menghubungkan berbagai program pendidikan. Keterhubungan dalam kurikulum bukan hanya antara mata pelajaran dan kebutuhan serta minat dan bakat anak, tetapi juga menghubungkan antara tujuan dan kegiatan, serta kondisi masyarakat pada umumnya.
Definisi lain tentang pembelajaran terpadu adalah pendekatan holistik ( a holitic approach ) yang mengkombinasikan aspek efistemologi, sosial, psikologi dan pendekatan paedagogi untuk pendidikan anak, yaitu menghubungkan antara otak dan otot, antara individu dan individu, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan. (Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D, 2006 ).
Menurut para pakar pendidikan pembelajaran terpadu sangat tepat diterapkan pada sekolah dasar, karena pada jenjang pendidikan dasar siswa memahami dan menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi pemilahan dan pemisahan yang artificial. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari asfek proses atau waktu, aspek bahan ajar dan asfek kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip – prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik.
Sedangkan pembelajaran terpadu menurut Prabowo (2000; 1) adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai bidang studi. Pendekatan pembelajaran seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Arti bermakna di sini adalah dalam pembelajaran terpadu anak diharapkan dapat memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Jadi model pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang memadukan bebagai macam konsep pelajaran, dalam hal ini melibatkan bebagai macam bidang studi.
Pembelajaran terpadu sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya seperti kesesuaian dunia anak yang merupakan dunia nyata, proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa atau objek lebih terorganisir, pembelajaran akan lebih bermakna, memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri, memperkuat kemampuan yang diperoleh dan efisien waktu.




Di bawah ini akan dijelaskan beberapa alasan pentingnya pembelajaran terpadu, antara lain :
1.      Dunia anak adalah dunia nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat obyek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar, mereka akan dihadapkan dengan suatu perhitungan ( Matematika), aneka ragam mekanan sehat (IPA), dialog tawar-menawar (Bahasa Indonesia), harga yang naik turun (IPS), dan beberapa materi pelajaran lain.
2.      Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/obyek lebih teroganisir
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu obyek sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru anak menjadi “arsitek” pembangun gagasan baru. Guru dan orang tua hanya sebagai “fasilitator” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak mendapat gagasan baru jika pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
3.      Pembelajaran akan lebih bermakna
Pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran, sudah dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluan untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
4.      Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan ini meliputi sikap ( jujur, teliti,tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif (pengetahuan).

5.      Memperkuat kemampuan yang diperoleh
Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
6.      Efisiensi Waktu
Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, guru  dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan.
B.       Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Model immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, di mana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Keterpaduan secara internal dan intrinsik dicapai oleh siswa/mahasiswa yang belajar dengan sedikit atau tanpa intervensi dari luar atau ekstrinsik. Setiap individu memadukan semua data, dari tiap bidang dan disiplin, dengan menyalurkan ide-ide melalui bidang yang sangat diminatinya. Pendekatan ini umumnya dilakukan oleh mahasiswa, baik mahasiswa S1, S2 maupun S3.
Dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed tentunya juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu tipe Immersed :
1.      Dampak positif dari membenamkan ide –ide dari beberapa bidang studi adalah, siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan minatnya.
2.      Siswa mengembangkan konsep –konsep kunci secara terus menerus sehingga terjadi proses internalisasi.
3.      Membenamkan ide –ide beberapa bidang studi memungkinkan siswa mengkaji, menkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide – ide secara terus menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide – ide bidang studi tersebut.

Adapun kelemahan pembelajaran terpadu tipe Immersed antara lain :
1.      Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal yang sempit dapat menimbulkan terlalu prematur atau terlalu tajamnya sebuah fokus.
2.      Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam, diperlukan pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini tentu cukup sulit dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar.
3.      Model pembelajaran terpadu tipe Immersed, menekankan pada penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu masalah khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan pemikiran siswa terhadap bidang studi tertentu.

C.      Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Pembelajaran terpadu tipe Immersed merupakan pembelajaran yang dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran Immersed ini memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi pada anak.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari pebelajar Immersed (Fogarti, 1991; 86).
Menurut Suprayekti (2003; 69) arti harfiah dari kata Immersed adalah pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu.
Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.
D.      Prinsip Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Ada beberapa prinsip yang ada dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed yaitu :
1.      Prinsip penggalian tema
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan beberapa mata pelajaran. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya, harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak,  harus mewadahi sebagian besar minat anak, hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar dan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi). Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2.      Prinsip pengelolaan KBM
a.    Prinsip evaluasi, yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi sendiri (self evaluation/ self assessment) disamping bentuk evaluasi lainnya. Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi pencapaian belajar berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.
b.      Prinsip reaksi, yakni dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan ke aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.
Pembelajarn terpadu memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang ingin dicapai melalui dampak pengiring.
-          Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal (single actor) yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.
-          Pemberian tanggung jawab individu ke kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
-          Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang muncul yang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
E.       Kegunaan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Model ini digunakan dengan menyaring dari seluruh isi kurikulum dengan menggunakan suatu cara pandang tertentu. Misalnya, seseorang memadukan semua data dari berbagai disiplin ilmu (mata pelajaran) kemudian menampilkannya melalui sesuatu yang diminatinya dalam suatu ide.
Deskripsi : Murid memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai ( area of interest ).
Model immersed digunakan tanpa ada perencanaan terlebih dahulu. Artinya model ini digunakan ketika dalam pembelajaran yang sedang berlangsung membutuhkan model pembelajaran yang memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, berdasarkan pengalaman yang dimilikinya sendiri

F.       Langkah – Langkah Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe immersed mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Prabowo 2006; 4)
.
Menurut Hadisubroto (2000; 2), dalam merancang pembelajaran terpadu setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (1) menentukan tujuan, (2) menentukan materi/media, (3) menyusun scenario KBM, dan (4) menentukan evaluasi. Secara rinci, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap perencanaan, terdiri dari :
1.      Tahap Pelaksanaan. Tahap ini meliputi skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut Samani (dalam Lutfiana, 2006; 32) tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu. Dalam Depdiknas (1996; 6) prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi:
2.      Tahap evaluasi. Tahap ini dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi sebagaimana termuat pada Depdiknas (dalam Lutfiana, 2006; 32) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
-          Menentukan jenis mata pelajaran yang dipadukan.
-          Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub-keterampilan dari masing-masing keterampilan dalam satu unit pelajaran.
-          Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara umum, keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
-          Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar dan sub-keterampilan yang telah dipilih, dirumuskan indikator. Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi: audience, behaviour, condition, dan degree.
-          Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk memadukan setiap sub-keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
·         Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.
·         Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
·         Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang memadukan bebagai macam konsep pelajaran, dalam hal ini melibatkan bebagai macam bidang studi. Model immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, di mana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Karakteristik model pembelajaran terpadu tipe immersed tidak mengharuskan rancangan yang rumit, berlansung secara otomatis, dan dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas. Prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu, penggalian tema, pengelolaan KBM. Kegunaan model ini digunakan ketika dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Langkah-langkah model pembelajaran terpadu tipe immersed yaitu, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Daftar Pustaka

http://awalinabarokah-pgsdipab.blogspot.com (diunduh tanggal 16 Maret 2013 pukul 07.59)
http://journal424.wordpress.com (diunduh tanggal 16 Maret 2013 pukul 08.05)
http://enewsletterdisdik.wordpress.com (diunduh tanggal 16 Maret 2013 pukul 09.58)