Laman

Powered By Blogger

Jumat, 01 Juni 2012

event hari ibu


HARI IBU BUKAN SEKEDAR EVENT TAHUNAN
Oleh :
Intan Nurul Arifin & Demi Intan Permata Sari


Jasa seorang ibu
“Ibu adalah bintangku. Tidak! Tidak hanya itu! Ibu juga permataku. Tapi, bukan hanya sekedar dari itu. Ibu juga semangatku, inspirasiku, malaikatku, wonder woman-ku. Ah, pokoknya ibu adalah segalanya bagiku.”
Begitu spesialnya seorang ibu hingga ribuan bahkan jutaan kata tak akan cukup untuk menggambarkan sosoknya. Sosok insan yang dilimpahi banyak rahmat dari Sang Pencipta. Tuhan menciptakannya sebagai makhluk yang istimewa. Dalam riwayat Rasulullah, dikisahkan seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam dan berkata: 'Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak aku hormati dengan baik?', Beliau bersabda, 'ibumu', laki-laki itu bertanya lagi: 'kemudian siapa?', Beliau menjawab, 'ibumu', laki-laki itu kembali bertanya: 'kemudian siapa?', Beliau menjawab, 'ibumu', laki-laki itu bertanya kembali: 'kemudian siapa?', Beliau menjawab, 'ayahmu' (H.R. Bukhari dan Muslim).  Ibu, tiga kali disebut Rasulullah SAW sebagai orang yang patut dihormati oleh anak-anaknya.  Keistimewaan yang dimiliki ibu, menempatkan posisinya di tiga tingkat diatas sang ayah. Bahkan surga, tempat terakhir yang diidam-idamkan umat beragama oleh Rasulullah dikatakan terletak di bawah kaki ibu. bukan berarti kita harus melihat telapak kaki ibu. Ini merupakan sebuah isyarat bahwa kebahagiaan seorang anak terletak di telapak kaki ibu, artinya di sepanjang kehidupan ibu. Jika ibu masih hidup, maka selama ini ibu tetap melangkahkan kaki untuk menciptakan kesempatan kehidupan lebih baik bagi anak-anaknya. Sungguh begitu istimewa posisi seorang ibu.
Ibu ... betapa indah dan sucinya kata ini. Kata yang membawa wanginya keramahan dan cinta kasih ke dalam jiwa, dan membuat kita merasakan kehangatan dan kemurniannya. Tuhan menganugerahkan kepadanya, naluri untuk tetap menyayangi walau dikhianati atau disakiti. Dia menguatkan bahunya untuk menjaga anak-anaknya, melembutkan hatinya  untuk memberi rasa aman, menguatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia, meneguhkan pribadinya untuk terus berjuang di saat yang lain menyerah. Perjuangan-perjuangan itu bahkan telah ia tunjukkan ketika ia belum benar-benar menyandang status ibu, tetapi masih calon ibu. Melalui perjuangan menjaga benih yang dikandungnya, dari bulan-bulan pertama hingga ke bulan-bulan berikutnya yang kian hari kian berat, ia tunjukkan ketangguhan dirinya. Begitu besar rasa kasih sayang ibu kepada anak-anaknya. Ketika masih dalam kandungan, ibu begitu memperhatikan kondisi  calon anaknya. Berbagai upaya dilakukan agar calon anaknya selalu terlindungi kesehatannya.
Bahkan, untuk menjaga kesehatan calon anaknya, ibu harus mengkonsumsi berbagai makanan sehat dan berusaha melakukan kegiatan-kegiatan yang menyehatkan badan. Selama sembilan bulan sepuluh hari, ibu harus mengandung calon anaknya. Dan, selama waktu itu pula ibu harus mengalami penderitaan yang tidak tergambarkan. Tidur tidak lelap.
Sampai pada akhirnya, ia sampai pada sebuah titik. Pada titik itu, ia berjuang untuk menjadi seorang ibu sejati. Sebuah perjuangan antara hidup dan mati untuk menjadi seorang ibu yang sesungguhnya. Melahirkan buah hati yang selama di kandungan, ia jaga dengan penuh cinta. Ibu harus memperjuangkan kelangsungan hidup calon anaknya walaupun proses tersebut mengancam keselamatan dirinya. Ini merupakan bentuk kasih sayang ibu yang tulus kepada anak-anaknya. Pernahkah terfikir oleh kita ketulusan beliau itu? Dan pernahkah terlintas dalam benak kita, bagaimana sakitnya beliau ketika melahirkan kita ke dunia ini? Peluh airmata dan keringat serta doa dan juga harapan mengiringi perjuangannya kala itu.
Pada saat anak masih bayi, penderitaan ibu belum selesai. Setiap malam harus bangun untuk mengganti popok, menyusui, dan menidurkan si bayi. Belum juga terlelap lama, jika si kecil bangun, maka ibu harus ikut bangun untuk melayani kebutuhan si kecil. Begitu seterusnya hingga anak dapat hidup mandiri. Bahkan, ketika anak sudah besar dan mandiri-pun kasih sayang ibu tidak pernah surut atau berkurang. Mereka tetap menyayangi anak-anaknya, melalui cucu- cucunya.
Ibu melaksanakan semua itu dengan penuh kasih sayang. Bagi ibu, jika anaknya nyaman, maka tenanglah hatinya. Tetapi, jika anaknya tidak nyaman, misalnya sakit, maka pikiran dan hati ibu menjadi gundah gulana dan tersiksa oleh berbagai kekhawatiran. Begitulah, kasih sayang ibu kepada anak-anaknya. Tidak berbatas.
Sejarah Hari Ibu di Indonesia
Bunda….
Jiwamu bagai amal sedekah
Ragamu bagai pengorbanan harta
Sebait puisi tertoreh untuk ketangguhan seorang ibu. Dari ketangguhan-ketangguhannya itu muncullah ‘hari ibu’ sebagai wujud penghormatan dari seluruh kaum di dunia untuk seorang ibu. Meskipun peringatan hari ibu di seluruh dunia tidak bersamaan, tetapi hampir seluruh bagian di dunia ini memiliki hari spesial untuk sang ibu dalam tiap tahunnya. Di Indonesia hari ibu dirayakan pada tanggal 22 Desember. Sementara di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, Hari Ibu atau Mother’s Day (dalam bahasa Inggris) dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. (Muakhor, 2011)
Sejarah Hari Ibu di Indonesia diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung Dalem Jayadipuran yang sekarang berfungsi sebagai kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional dan beralamatkan di Jl. Brigjen Katamso. Kongres tersebut dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
            Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional
. Sejak saat itu, Hari Ibu dirayakan setiap tahun. (Iman Zenit ; 2011)
Memaknai Hari Ibu
Misi peringatan Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Namun pada saat ini, hari ibu adalah hari untuk mengungkapkan kasih sayang kepada ibu. (Adam Muakhor ; 2011)
Ucapan selamat hari ibu atau pemberian bunga kepadanya mungkin bisa menjadi salah satu cara atau simbol untuk memperingati hari ibu. Tapi sungguh, dalam hati seorang ibu, bukan itulah yang menjadi keinginannya. Inginnya adalah kebahagiaan anak-anaknya. Ia bahagia ketika anaknya bahagia meski mungkin ucapan ‘selamat hari ibu’ tak disampaikan.
Mungkin banyak yang tak begitu paham dengan makna hari ibu, bahkan ibu kita sendiri. Seharusnya hari ibu tidak hanya dimaknai sebagai hari mengungkap kasih sayang dan memanjakan ibu. Itu tidak salah, namun sebaiknya kita mengambil semangat yang dimiliki para ibu dalam perjuangannya untuk menjadi sosok seorang ibu tangguh, yang berperan dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Sebab mengingat kemuliaan dan kebaikannya maka tidak akan cukup satu hari di hari ibu itu saja untuk menghargai jasa-jasanya tetapi dia harus selalu dihormati, dipelihara, diperhatikan, dan ditaati perintahnya oleh anak-anaknya, selama tidak untuk bermaksiat kepada Yang Kuasa di sepanjang zaman dan di segala tempat.
Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember jangan hanya dijadikan sebagai event tahunan. Melainkan, harus benar-benar memberikan penghargaan untuk membebaskan kaum Ibu dari pelbagai bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik, psikis, ekonomi dan seksual. Menurut Komisioner Komisi Nasional Perempuan untuk Pendidikan, Riset dan Partisipasi Masyarakat, Neng Dara Affiah sebagaimana dilansir VIVANews.com, saat ini para istri dan ibu belum terbebaskan dari kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga. (Gunarto ; 2011)
Oleh karena itu dimulai dari hal kecil, sebagai seorang anak dan juga mahasiswa sudah sepatutnya kita menempatkan diri sebaik mungkin dalam memperlakukan ibu kita. Sebab di jaman sekarang ini, banyak anak yang memposisikan ibunya tak jauh berbeda dengan pembantu atau pengasuhnya. Karena kita telah dewasa, hendaknya kita menjadi anak yang mandiri. Tak perlu lagi menyusahkan orang tua dengan segala keperluan kita dari sejak bangun tidur. Bahkan kalau perlu, sekaranglah saatnya kita menggantikan peran ibu untuk merawat kita seperti ketika kecil dulu. Sekarang giliran kita yang menyiapkan sarapan pagi dan segalanya untuk ibu. Tapi jika kita renungkan, disinilah letak ketulusan ibu. Ketika posisinya merawat anak sudah hampir tidak ada bedanya dengan posisi seorang pembantu terhadap tuannya, namun ibu tetap mengasihi dengan ikhlas. Bahkan tak mengharap imbalan sedikitpun dari pemberiannya itu. Kasih sayang seorang ibu tak akan pernah bertepi, sampai kapan pun, dalam keadaan apa pun, seorang ibu akan selalu menjaga kasih sayang untuk anaknya.
Lebih bagus lagi apabila kita bisa ikut berperan serta dalam memberantas kekerasan-kekerasan terhadap kaum ibu. Mungkin melalui partisipasi menjadi anggota LSM-LSM wanita yang menyuarakan kebebasan kaum wanita dari kekerasan baik secara fisik maupun psikologi.
Kado spesial untuk ibu
            “Di hari Ibu, aku suka banget kasih kado buat mama. Biasanya aku berkolaborasi sama Zaskia, kakakku. Karena sekarang sudah punya penghasilan sendiri, kasih kado buat mama lebih gampang, tinggal beli parfum atau beli tas buat mama. Kalau dulu, waktu masih kecil dan nggak punya uang, aku suka bingung mau kasih apa. Akhirnya, aku dan Zaskia suka bikin prakarya. Kami pernah bikin bunga dari sabun mandi. Sabunnya kami pahat membentuk bunga mawar terus kami tancapkan di lidi yang sudah ditempeli kertas warna hijau. Jadi deh, bunga mawar dari sabun. Mama senang banget waktu kami kasih bunga itu, katanya ini bunga terharum yang pernah dia terima.” (www.gadis.co.id) itulah cerita Shireen Sungkar, salah satu selebritis muda tentang kado spesialnya untuk ibunya. Lantas bagaimana dengan Anda? Apa kado spesial Anda untuk ibu?
Di hari istimewa ‘hari ibu’, kebanyakan orang menyiapkan kado spesial untuk ibunya masing-masing. Ada yang memberikan bunga, tas, kartu ucapan, ada yang membuatkan kue spesial untuk sang ibu, ada yang memberi kecupan manis untuk ibunya. Ada pula yang sekedar mengucapkan “selamat hari ibu ya Ma…” Berbagai macam cara digunakan untuk mengungkapkan kasih sayang kepada ibu di hari istimewa itu.
Pernahkah terlintas dalam fikiran kita, kira-kira apa kado paling istimewa, paling spesial yang bisa kita berikan di hari istimewa untuk kaum ibu ini? Menurut kami kado paling spesial itu adalah doa setulus hati yang disampaikan dengan penuh cinta kepada Sang Penyangga Kehidupan ini. Doa yang disampaikan tanpa diketahui orang yang didoakan maka malaikat akan ikut mengamininya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Shafyan bin Abdullah, beliau berkata, “Saat aku datang ke Syam, maka aku mendatangi Abu Darda’ di rumahnya, namun aku tidak mendapatinya, aku hanya mendapati istrinya, lalu istrinya berkata, “Apakah kamu ingin menunaikan haji tahun ini?”. Aku menjawab, “Ya, benar”, kemudian istrinya berkata lagi, “Doakanlah kebaikan bagi kami, karena sesungguhnya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doanya seorang mukmin tanpa diketahui oleh orang yang didoakan adalah pasti terkabulkan, di samping kepalanya ada seorang malaikat yang diberi tugas untuk mengawasinya, jika dia berdoa kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat akan mengaminkannya dan berkata, “Semoga Allah memberikan semisalnya kepadamu Karena sesungguhnya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doanya seorang mukmin tanpa diketahui oleh orang yang didoakan adalah pasti terkabulkan” (Alamsyah ; 2010). Oleh karena itu lewat tulisan ini, tercurahkan doa setulus hati dari kami untuk ibu. ‘Semoga bunda yang di rumah senantiasa dirahmati olehNya, diberkahi hidupnya, dimudahkan segala urusannya, dan dilindungi olehNya dalam setiap langkahnya. Ya Rabb….kasihilah bunda kami seperti mereka mengasihi kami di waktu kecil. Sekelumit doa ini tak cukup untuk membalas segala kebaikannya untuk kami, namun begitu besar harap kami agar Engkau berkenan mengabulkannya. Karena kami tak memiliki apa-apa untuk melunasi hutang kami atas pengorbanan-pengorbanan ibu untuk kami. Mohon ampuni segala dosanya dan jaga ia di sepanjang hidupnya. Amin.’
Hikmah memperingati hari ibu
            Peringatan-peringatan hari ibu pada 22 Desember dilakukan dengan berbagai cara. Dalam peringatan hari ibu itu, ada hikmah yang bisa kita ambil. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Ø  Lebih berbakti kepada Ibu
Seyogyanya pada peringatan hari ibu ini, kita sebagai anak harus lebih mengetahui peranan dan keutamaan berbakti kepada ibu dari hari-hari sebelumnya. Lebih mengerti betapa pentingnya peran seorang ibu serta mampu mengapresiainya dengan baik.
Ø  Senantiasa meminta ridho kepada ibu setiap langkah kita
Salah satu cara meminta keridhoan orang tua adalah dengan cara cium tangan dan meminta doa setiap kita akan keluar rumah. Kalau orang tua tidak mengijinkan kita keluar rumah, maka jangan sampai kita memaksa dan nekat. Sebab dalam Al-hadist pun disebutkan bahwa ‘Keridhaan Allah terletak pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan-Nya juga terletak pada kemurkaan mereka.’ Maka jelaslah bahwa ridho ibu begitu penting dan harus senantiasa kita kantongi dalam setiap langkah kita.
Ø  Selalu berusaha menjadi anak yang shalih
"Rasulullah SAW Bersabda : ketika anak cucu adam meninggal dunia maka putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara : Pertama Amal jariyah, Kedua Doa anak yang sholeh, Ketiga Ilmu yang bermanfaat" (H.R. Buchori Muslim)
Anak shalih adalah aset yang sangat berharga bagi orang tua. Setiap orang tua pasti meandambakan punya anak yang shalih. Sebab anak yang shalih termasuk amalan yang tidak akan terputus (Alamsyah ; 2010) Menyejukkan hati yang memandangnya, mendamaikan hati tutur katanya. Begitulah anak shalih. Senantiasa menebar kedamaian dimanapun ia melangkah. Dan siapa yang tidak bangga memiliki anak-anak yang demikian? Para orang tua pasti akan bahagia memiliki anak-anak yang shalih.
Puisi Untukmu Ibu Spesial di Hari Ibu

Mom hari ini adalah hari dan aku tak dapat memberikan kado ataupun hadiah yang mahal dan istimewa untuk ibu hanya sebait puisi untukmu.
Bunda kurangkai sebagai hadiah special
Puisi ini adalah ungkapan hatiku padamu ibu, yang sangat aku sayangi.
Untukmu Ibu
Ibu....
Kurangkai kalimat sederhana ini untukmu
Inginku menghapus airmatamu Ibu
Saat engkau mengisahkan masa kecilku

Ibu....
Kini aku telah dewasa, bahkan sekarang aku telah menikah
Maafkan aku Ibu
Diusiamu yang telah senja ini
Aku belum bisa membahagiakanmu
Ibu....
Ucapanku sering kali menyakiti hatimu
Tingkahku sering mengecewakanmu
Namun engkau selalu tersenyum
Dan senyummu selalu menentramkan hatiku

Ibu....
Aku rindu berada dalam dekapan hangatmu
Aku rindu merebahkan kepalaku di pangkuanmu

Ibu....
Ijinkan aku memelukmu
Mencium pipi keriputmu
Membasuh kakimu yang mulai gemetar

Ibu....
Tersenyumlah, meski senyummu tak semanis dulu
Terima kasih telah merawatku, membesarkanku

Ibu....
Engkau tak pernah lelah menjagaku hingga kini
Engkau tak pernah lupa mendo’akan kami anak-anakmu

Ibu....
Belaianmu lembutmu, adalah getar yang meneduhkan
Senyumanmu, adalah air yang menyejukkan
Dekapanmu, adalah sinar kehidupan
Lembut tutur katamu bagaikan mutiara

Ibu....
Pengorbananmu begitu tulus
Aku selalu merindukanmu










Daftar Pustaka
(http://suarajakarta.com/2011/12/22/satu-makna-hari-ibu-yang-terlupakan/)
 (http: //id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hari_Ibu&oldid=5052188)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar