MENUMBUHKAN RASA CINTA DAN SAYANG KEPADA IBU
Oleh:
Erwin
Prasetyo Dwi Janarko
Lambang Hari Ibu
Sekuntum melati, lambang kasih nan suci.
Ibu Indonesia, pembina tunas bangsa.
Berkorban sadar cita, tercapai dengan giat bekerja.
Merdeka laksanakan bhakti pada Ibu Pertiwi
Ibu Indonesia, pembina tunas bangsa.
Berkorban sadar cita, tercapai dengan giat bekerja.
Merdeka laksanakan bhakti pada Ibu Pertiwi
Itulah penggalan Hymne
Hari Ibu, mungkin penggalan lagu tersebut kurang familiar buat kita tapi, pasti
sangat familiar bagi para pegawai negeri yang mengikuti Upacara Hari Ibu.
Alasannya karena lagu Hymne Hari Ibu itu selalu dinyanyikan di setiap upacara
peringatan hari Ibu.
Sekuntum melati, lambang kasih nan suci. Melati yang harum mewangi sepanjang hari sebagai lambang kasih nan suci. Lambang Hari Ibu adalah setangkai bunga melati dengan kuntumnya. Secara pasti kita tidak tahu sejarah kenapa melati dijadikan lambang Hari Ibu. Lambang tersebut digunakan untuk menggambarkan 3 hal yang berhubungan dengan Ibu,yaitu Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak; Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak; Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.
Padahal peringatan hari Ibu Indonesia sebenarnya dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda, bahwa betapa besar jasa para pejuang perempuan mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan untuk memperjuangkan kesatuan, persatuan dan kemerdekaan Indonesia. Hakekat Hari Ibu di Indonesia adalah nasionalisme kaum hawa Indonesia.
Sekuntum melati, lambang kasih nan suci. Melati yang harum mewangi sepanjang hari sebagai lambang kasih nan suci. Lambang Hari Ibu adalah setangkai bunga melati dengan kuntumnya. Secara pasti kita tidak tahu sejarah kenapa melati dijadikan lambang Hari Ibu. Lambang tersebut digunakan untuk menggambarkan 3 hal yang berhubungan dengan Ibu,yaitu Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak; Kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak; Kesadaran wanita untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.
Padahal peringatan hari Ibu Indonesia sebenarnya dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda, bahwa betapa besar jasa para pejuang perempuan mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan untuk memperjuangkan kesatuan, persatuan dan kemerdekaan Indonesia. Hakekat Hari Ibu di Indonesia adalah nasionalisme kaum hawa Indonesia.
Sejarah Hari Ibu
Tau tidak kenapa tanggal 22 Desember ditetapkan
sebagai Hari Ibu?
Ternyata Hari Ibu ini ada sejarahnya. Pada tahun 1928, bertepatan
dengan tahun diadakannya Kongres Pemuda, organisasi-organisasi wanita saat itu
ndak mau kalah. Mereka bikin kongres juga di Yogyakarta.
Pada tanggal 22-25 Desember 1928 kongres
wanita pertama diadakan, yang kini dikenal dengan nama Kongres Wanita Indonesia
(KOWANI). Organisasi perempuan sendiri
sudah ada sejak 1912,
diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti Martha Christina Tiahahu, Cut
Nyak Dhien, Tjoet Nyak Meutia, R.A. Kartini, Maria Walanda Maramis, Dewi
Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, dan lain-lain.
Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu
tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin
organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan
pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum
perempuan. Jadi, jelas kongres perempuan ini bertujuan atau memiliki makna
untuk ikut mengambil bagian dalam pergerakan nasional. Berbagai isu yang saat
itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara, pelibatan
perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam
berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan,
perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi
perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender, para
pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat
penting bagi kemajuan bangsa.
Saat itu ada 30 organisasi wanita dari 12
kota di Jawa dan Sumatra yang ikut serta. Mereka saat itu berkumpul untuk
mempersatukan organisasi-organisasi wanita ke dalam satu wadah demi mencapai
kesatuan gerak perjuangan untuk kemajuan wanita bersama dengan pria dalam
mewujudkan Indonesia merdeka.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari
Ibu ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal
22 Desember 1938. Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat
kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan
kaum pria. Mengingat pentingnya makna Hari Ibu tersebut, Presiden Sukarno
mengeluarkan Dekrit No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959 yang
menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional namun sayangnya bukan hari libur.
Pada kongres yang diadakan di Bandung pada
tahun 1952, Ibu Sri Mangunsarkoro mengusulkan untuk dibangun sebuah monumen
untuk memperingati kongres pertama tersebut. Pada tanggal 20 Mei 1956
dibangunlah Balai Srikandi yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh
menteri wanita pertama di Indonesia, Maria Ulfah. Kemudian seluruh kompleks
bangunan pun dibangun dan akhirnya diresmikan oleh Presiden Suharto menjadi
kompleks gedung Mandala Bhakti Wanitatama pada tanggal 22 Desember 1983.
Ada beberapa bangunan pada kompleks ini. Museum terletak pada salah
satu bagian dari Balai Srikandi. Kemudian di sekelilingnya terdapat bangunan
yang sering digunakan untuk acara resepsi dan pameran, yaitu Balai Shinta,
Kunthi, dan Utari. Ada pula kompleks wisma penginapan Wisma Sembodro dan Wisma
Arimbi serta perpustakaan. Museum yang terletak di Balai Srikandi menyimpan
berbagai koleksi benda-benda yang digunakan saat kongres waktu itu serta
diorama.
Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya
lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya
perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan
dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25
tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk
membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak
perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang
mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga,
khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu
mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum
perempuan secara langsung.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya
wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1946. Sebelum kemerdekaan
Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan
kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International
Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori
satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.
Peringatan Hari Ibu untuk
Kita
Tuntunan Alquran sangat jelas. Kepada Ibu
kita diperintahkan bersyukur, berbuat baik, dan memulyakannya. Dan hendaklah
kita berkata dengan perkataan yang baik dan lembut. Bahkan berkata “Chuiiih” (
dalam bahasa Alquran “Uff” ) sangatlah dilarang. Hendaknya kita berkata-kata
dengan perkataan yang mulya. Banyak sekali kisah-kisah yang mengandung banyak
peringatan untuk kita semua. Kita dengar Alqomah sahabat Nabi Muhammad SAW
tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid ketika mau mati, karena tidak diridhoi
oleh sang Ibunda. Beruntunglah sang Ibu masih bisa memaaafkan si Alqomah
sehingga ia bisa mengucapkan kalimat tauhid dengan fasih dan lancar. Ada juga
kisah ( informasi di internet dan surat kabar ) ada seorang anak yang berubah
menjadi seekor tikus besar karena sangat lancangnya terhadap sang Ibu padahal
Ibunya sedang membaca Alquran Karim. Dan saya yakin masih banyak kisah-kisah
yang berkaitan dengan betapa mulyanya ibu sehingga Nabi Muhammad SAW
mendudukkan dosa besar bagi yang durhaka kepada kedua orang tua, terutama ibu.
Hari ibu adalah sebuah momentum yang tepat untuk kita introspeksi diri bahwa
betapa besar kedudukan ibu dihadapan Allah dan Rosulnya dan bahwa kita wajib
hormat dan taat kepadanya. Sangatlah besar dosa kita kepada Ibu jika kita tidak
mau mengindahkan kata-katanya. Kepada Ibu, saya hanya berkata mohon ampuni
segala kesalahan-kesalahan saya dari mulai kecil hingga besar sekarang ini.
Pengampunanmu adalah sorga bagiku. Karena saya tahu, Surga Allah
terletak di bawah telapak kakimu Ibu.
Surah Luqman Ayat 14
وَوَصَّيْنَا
الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤)
Artinya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman:
14)
Dianalisis dari kandungan ayat di atas, dapat disimpulkan
bahwa di sini Allah menuntut (memerintahkan) kepada manusia untuk bersyukur
kepadanya dan berterima kasih kepada kedua orangtua. Dari kontek yang ada,
terlihat keharusan terhadap pemenuhan kewajiban akan perintah Allah.
Di lihat dari lafaz syukur yang terdapat pada ayat 14 surah
Luqman ini, lafaz amrnya mempunyai makna hakiki, karena bentuk lafaz amrnya
keluar dari makna aslinya serta lafaz amrnya mengandung makna untuk tujuan
(perintah) selama-lamanya (menandakan kekekalan) yang disebut dawam.
Surah Luqman Ayat 15
وَإِنْ
جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا
وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ
إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
(١٥)
Artinya:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan.” (Q.S. Luqman: 15)
Surat Al-Isra ayat 23 dan 24
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا
إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ
الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا
تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ
الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
(24)
“Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (DQ.
Al-Isra: 23-24)
Ada lima pesan dalam
Alquran Surat Lukman ayat 14-15 dan Surat Al-Israa’ ayat 23-24 yang dapat
dijadikan ikhtiar bagi kita dalam membahagiakan ibu. Pertama, kita
diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua kita dengan sebaik-baiknya.
Kedua, kita diwajibkan merawat dan mengurus orang tua bila sudah usia lanjut.
Ketiga, kita diwajibkan berperilaku santun dan lembut serta mengeluarkan lisan
yang mulia. Keempat, kita diwajibkan untuk merendahkan diri dengan penuh kasih
sayang. Kelima, senantiasa mendoakan mereka. Jadi, peringatan Hari Ibu
sebaiknya tidak dijadikan simbolisme semata. Semangat memuliakan ibu perlu
berlandaskan pada keimanan kepada Allah SWT. Sehingga, segala bentuk peringatan
akan membekas di hati para anak dan dirasakan para ibu. Dan yang jauh lebih
utama, peringatan Hari Ibu harus jadi sarana evaluasi untuk menambah kualitas
kita dalam membahagiakan ibu dalam kesehariannya.
Keberadaan dan fungsi seorang Ibu memang
sangat luar biasa. Ibu adalah pendidik pertama bagi anak-anak yang dilahirkannya,
para generasi harapan bangsa. Sebab para ibu lah yang seharusnya merawat,
mengasuh, mengajari berjalan, mengajari berbicara, serta memastikan dan
menyaksikan setiap tingkat perkembangan anaknya terpenuhi sesuai standar.
Dengan demikian, kualitas akhlak, moral, intelektual, dan pengetahuan seorang
ibu dapat mempengaruhi kualitas generasi muda harapan bangsa tersebut.
Peran strategis Ibu sebagai pendidik pertama bagi generasi muda
belumlah sebanding dengan peran lain yang abstrak, namun bisa dirasakan
sebagai kekuatan yang termat dahsyat berupa kasih sayang. Kasih sayang seorang
ibu tak akan pernah bertepi, sampai kapan pun, dalam keadaan apa pun, seorang
ibu akan selalu menjaga kasih sayang untuk anaknya. Hal ini adalah sebuah
fitrah yang tak cukup selesai jika hanya dideskripsikan dengan 26 jenis huruf
dalam abjad, dan tak pernah terhitung dengan kombinasi 10 jenis angka.
Hari
Ibu diperingati setiap tangal 22Desember, hari Ibu dirayakan secara
Nasional. Di beberapa Negara juga terdapat peringantan Hari Ibu yang lebih
dikenal dengan nama Mother’s Day .Sudah
menjadi pemahaman besar jika di Indonesia ada dua hari besar yang menitik
beratkan peran kaum wanita yaitu hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember
dan hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April. Dua perayaan itu melibatkan
Negara (mungkin juga usaha) Negara terhadap peran fungsi kaum wanita di
Indonesia. Pada hari Ibu semua Ibu
merasa senang karena mereka merasa dihargai dan dihormati sebagi seorang ibu.
Makna
Hari Ibu
Makna hari Ibu
sering digunakan oleh para keluarga untuk memberikan hadiah atau penghargaan
kepada Ibu, misalnya: pada hari tersebut Ibu yang biasanya berkerja dalam
urusan rumah tangga dibebaskan tidak melakukan pekerjaan tersebut digantikan oleh Suami dan anak-anaknya, ada juga yang memaknai hari
Ibu dengan memberikan hadiah. Dan bisa diartikan pula hari Ibu sebagai upaya
penyetaraan antara peran kaum laki-laki dengan kaum perempuan di dalam segala
bidang. Tetapi dari itu semua ada hal yang paling penting yaitu do’a yang
diberikan kepada Ibu, agar Ibu tetap menjadi Ibu yang baik dan bertanggung
jawab dalam keluarga.
Jasa
Ibu
Terlepas dari
peran serta wanita dalam berbagai bidang, hendaknya kita memaknai Hari Ibu jasa
Ibu sangat banyak untuk keluarga terutama kepada kita anaknya. Ibu Selama 9
bulan mengandung dan menjaga agar calon anaknya bisa lahir dengan sehat dan
selamat. Bukan berhenti dari itu saja Ibu juga mempertaruhkan nyawanya pada
saat melahirkan dan Ibu sangat melindungi dan manyayangi anaknya yaitu kita. Ibu
selalu menyayangi anaknya dengan sepenuh hati. Dari serang Ibu terlahir putra
putrid terbaik bangsa. Kita tidak bisa memungkiri hal demikian. Sumbangsi
seorang ibu sangat besar dan tidak mungkin terbalas.oleh karena itu, kita harus
selalu menghormati kaum wanita karena peran besar seorang Ibu yang tidak dapat
digantikan oleh kaum pria yaitu melahirkan anak. Tanpa beliau kita tidak ada di
muka bumi ini.
Penghargaan
Untuk Ibu
Penghargaan yang
di berikan kepada Ibu jangan hanya pada saat hari Ibu saja, tetapi penghargaan
itu dapat diberikan setiap hari, karena kasi sayang yang diberikan oleh ibu kepada keluarga tidak
hanya sehari, sebulan, atau setahun, tetapi Sepanjang massa. Seperti peribahasa
“ Kasih Ibu sepanjang massa, Kasih anak Sepanjang gala’’.
Hadiah untuk Ibu
tidak perlu mahal dan bermerek. Ibu hanya menginginkan Kasih sayang dari
Keluarganya terutama anaknya. Ibu ingin semua anaknya rukun, berhasil, sukses
dan selalu berdo’a agar semua
anak-anaknya bisa membawa nama baik keluarga dan bisa membanggakan orang
tua.
Penghargaan
terhadap kaum ibu berarti membebaskan perempuan dari berbagai bentuk kekerasan,
baik kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual. Realitasnya, kata Dara,
para istri dan ibu belum terbebaskan dari kekerasan, terutama kekerasan dalam
rumah tangga.
Penghormatan
Untuk Ibu
Penghormatan
yang di ingginkan oleh Ibu bukan penghormatan seperti kita hormat kepada
Bendera, tetapi penghormatan yang diinginkan oleh Ibu yaitu mencium tangannya
apabila kita hendak pergi, selalu menuruti nasehat orang tua, berkata sopan,
berperilaku baik dimanapun anaknya berada dan selalu mambanggakan dan membawa
nama baik orang tua.
Sebagai anak
maka patutlah bagi kita untuk mendengarkan nasehat beliau dan merawat beliau
kelak ketika sudah berumur. Sebagai seorang suami maka hendaknya suami selalu
menghormati pendapat istri dan tidak menganggap rendah istrinya sehingga
melakukan kekerassan rumah tanggakarena kelemahan wanita.
Sungguh, Ibu
adalah orang yang paling berharga bagi kita di dunia ini. Yang pertama adalah
Ibu, kedua adalah Ibu, ketiga adalah Ibu, dan yang keempat baru Ayah… betapa
besar dan hebatnya seorang Ibu. Untuk itu, marilah kita mengungkapkan rasa
sayang kita terhadap Ibu kita, bukan hanya di hari ini, namun setiap hari.
Walaupun itu tak seberapa dibandingkan dengan kasih Ibu kepada anaknya yang tak
terhingga sepanjang masa.
Terima kasih Ibu…
Terima kasih Ibu…
Marilah kita
memeknai Hari Ibu ini dengan lebih menghormati jasa dan peran wanita dalam hidup kita. Terima Kasih Ibu,
aku akan selalu menghormati dan membanggakanmu. Aku akan mengigat semua
jasa-jasamu.
*I
LOVE MY MOTHER *
“
MY MOTHER IS THE BEST “
PUSTAKA
http://www.tempo.co/read/news/2011/12/22/173373123/Makna-Hari-Ibu-Telah-Bergeser
http://jengjeng.matriphe.com/mengingat-kembali-sejarah-hari-ibu.html
http://www.ciputraentrepreneurship.com/blogswpmu/cantikalayanti/2011/12/makna-hari-ibu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar