MAKNA
HARI IBU DI MASYARAKAT INDONESIA
Oleh :
Fita Zuqo Amaliyah, Eny Lathifah
Memperingati hari ibu di masyarakat indonesia
Pada tangal 22 desember ternyata sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia
untuk merayakan hari ibu. Di Indonesia setiap tangal 22 desember selalu banyak
kegiatan, termasuk acara-acara di radio dan televisi. Begitu juga dengan
iklan-iklan di media cetak maupun di media elektronik, semuanya bertemakan
tentang hari ibu. Sebagian besar masyarakat Indonesia merasa sangat bangga,
bersyukur dan berterima kasih kepada ibu karena berkat cinta dan kasih sayang
serta segala pengorbanan yang telah diberikan.
Pembahasan mengenai wanita dahulu sampai sekarang sepertinya selalu
menarik. di seminar-seminar, diskusi banyak yang mengangkat masalah seputar
wanita. Karena peran wanita sebagai seorang ibu sangat besar dan tidak dapat
digantikan oleh peran ayah, yaitu mengandung dan melahirkan.
Selain mengandung dan melahirkan seorang ibu juga berperan dalam
menyusui, merawat dan mendidik anak-anaknya, sehingga kelak anak-anaknya menjadi
pribadi yang besar saat ini.
Perayaan hari ibu di beberapa Negara
Di Amerika dan lebih dari 75 negara lain,
seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda,
Malaysia, Singapura, Taiwan,
dan Hong Kong, Hari Ibu atau Mother’s Day (bahasa Inggris) dirayakan pada hari
Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di
beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan
Internasional
atau International Women's Day diperingati setiap tanggal 8 Maret (wikipedia.org).
Makna
peringatan hari ibu
Peringatan Hari ibu merupakan sebuah peringatan
terhadap peran seorang perempuan dalam keluarganya, baik itu sebagai istri
untuk suaminya, ibu untuk anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan
biasanya dilakukan dengan membebas tugaskankan ibu dari tugas domestik yang
sehari-hari dianggap sebagai kewajibannya; seperti memasak, merawat anak, dan
urusan rumah tangga lainnya.
Untuk menghormati ibu tidak hanya diperlukan sehari saja dalam
setahun, tetapi ibu harus selalu dihormati, dipelihara, diperhatikan, dan
ditaati perintahnya oleh anak-anaknya, selama tidak untuk bermaksiat kepada
Yang Maha Kuasa di sepanjang zaman dan di segala tempat.
Mario Teguh - dalam Mario Teguh Golden Ways, hanya dengan
memikirkan atau dengan mengucapkan kata ibu maka kita akan langsung teringat
dengan jasa ibu. Serta membuat diri kita terenyuh dan berfikir apakah kita
sudah pantas untuk membalas jasa besar ibu kita? Jasa ibu sendiri tidak bisa
kita gantikan dalam kehidupan sehari-hari selain dengan membuatnya bahagia dan
tersenyum.
Misi pada peringatan hari ibu
Misi peringatan Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat
dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari
situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk
bersatu dan bekerja bersama.
Di Solo misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar
amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan
beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu, panitia Hari Ibu Solo juga
mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan
pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada 1950-an, Hari Ibu
mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum
perempuan secara langsung. (Adam Muakhor, S.T.)
Sejarah
tentang adanya hari ibu
Tahukah Anda sejarah Hari Ibu sampai ditetapkan sebagai perayaan
nasional?
Sejarah tentang adanya hari ibu pada tanggal 22 desember yaitu
bermula karena adanya kongres wanita Indonesia pertama di Yogyakarta pada
tangal 22-25 desember 1928 yang telah dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan
dari 12 kota di jawa dan sumatera. Organisasi perempuan ini sudah berdiri sejak
tahun 1912 yang di pelopori oleh wanita-wanita nasional seperti M. Cristina
Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika,
Nyai Ahmad Dahlan, Rangkoyo Rasuna Said. Semangat mereka adalah semangat
memperjuangkan hak-hak perempuan.
Pada Kongres kedua Perempuan dihasilkan ”Passief Kiesrecht” untuk
kaum perempuan. Pandangan bahwa perempuan tidak pantas berpolitik, berubah
ketika pada 1941 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Komisi Visman untuk
menyelidiki keinginan bangsa Indonesia mengenai perubahan ketatanegaraan. Pada
waktu itu, dua perempuan yaitu Nyonya Soenaryo Mangunpuspito mengajukan tuntutan
Indonesia berparlemen, dan
Nyonya Sri Mangoensarkoro menuntut Indonesia merdeka.
Bukan berarti saat ini tidak ada perempuan yang menjadi tokoh
politik, tetapi apakah jumlah dan kualitasnya sudah seperti diharapkan? Jumlah
yang sedikit itu juga belum semuanya mempunyai sensitivitas gender. Atau kalau
pun telah mempunyai kepekaan dan perspektif gender dalam setiap ide dan
kebijakan politiknya, kembali mereka menghadapi tembok tebal berbagai faktor
untuk mewujudkannya.permasalahan perempuan. Zaman sekarang begitu banyak
masalah-masalah perempuan. Misalnya soal perdagangan perempuan. Ini seharusnya
disuarakan dalam peringatan Hari Ibu. (yulian.firdaus,sejarah-hari-ibu).
Adapun penetapan tanggal 22 desember sebagai hari ibu di putuskan
dalam kongres wanita Indonesia
yang kedua pada tahun 1938. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu ditetapkan
pada Kongres Wanita ketiga yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938.
Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia
secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan kaum pria.
Mengingat pentingnya makna Hari Ibu tersebut, Presiden
Sukarno mengeluarkan Dekrit No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959
yang menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional. Pada kongres yang diadakan di Bandung pada tahun 1952,
Ibu Sri Mangunsarkoro mengusulkan untuk dibangun sebuah monumen untuk
memperingati kongres pertama tersebut. Pada tanggal 20 Mei 1956 dibangunlah
Balai Srikandi yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh menteri wanita
pertama di Indonesia.
Kemudian seluruh kompleks bangunan pun dibangun dan
akhirnya diresmikan oleh Presiden Suharto menjadi kompleks gedung Mandala
Bhakti Wanitatama pada tanggal 22 Desember 1983. Ada beberapa bangunan pada kompleks ini.
Museum terletak pada salah satu bagian dari Balai Srikandi. Kemudian di
sekelilingnya terdapat bangunan yang sering digunakan untuk acara resepsi dan
pameran, yaitu Balai Shinta, Kunthi, dan Utari.
Ada pula kompleks wisma penginapan Wisma Sembodro dan Wisma Arimbi
serta perpustakaan. Museum yang terletak di Balai Srikandi menyimpan berbagai
koleksi benda-benda yang digunakan saat kongres waktu itu serta diorama.
Tujuan dari kongres tersebut yaitu untuk mempersatukan
cita-cita dan usaha memajukan wanita Indonesia
dan menggabungkan organisasi-organisasi wanita Indonesia dalam suatu badan
federasi yang dermokratis tanpa memandang latar belakang agama, politik, dan
kedudukan sosial dalam masyarakat. (jengjeng.matriphe.com).
Kongres ini dapat merumuskan beberapa tuntutan yang
penting bagi kaum wanita Indonesia, seperti penentangan terhadap perkawinan
anak-anak dan kawin paksa, tuntutan akan syarat-syarat perceraian yang
menguntungkan pihak wanita, sokongan untuk para janda dan para yatim, beasiswa
untuk anak perempuan dan sekolah-sekolah perempuan. Dari Tujuan dan hasil dari
kongres tersebut menekankan pada perjuangan wanita di Indonesia.
Saat ini Indonesia
sudah merdeka namun wanita selalu mengambil Bagian dalam rangka pembangunan
nasional. Di susunan cabinet menteri
sudah sangat sering wanita menduduki posisi menteri bahkan menjadi Megawati
Soekarno Putri menjadi kepala Negara atau presiden Republik Indonesia yang ke-5. peran wanita
dalam pemerintahan pusat maupun daerah juga tidak dapat di pungkiri.
Di tengah kelemahan dan keterbatasan wanita, ternyata
wanita juga mampu untuk ikut serta berpartisipasi dalam dominasi dunia pria di Indonesia.
Sudah banyak sekali wanita Indonesia
meraih prestasi. Misalnya, dalam bidang social, politik, teknologi maupun
olahraga. Walaupun masih banyak orang yang merendahkan kaum wanita namun,
mereka tetap dapat menunjukkan eksistensinya dalam berbagai bidang. Tetapi,
masih pantaskah orang lain masih mengaggap lemah martabat kaum wanita? (Yeni
Rosa Damayanti dan Hari Prabowo).
10 kebaikan seorang ibu
Pola asuh seorang ibu berperan besar dalam pembentukan karakter dan
pola pikir anak di kemudian hari nanti. Dalam mengasuh anak, tentu tidak hanya
bisa jadi pendidik anak tapi juga sahabat yang menyenangkan. Ibu dapat
melakukan apa saja untuk kebaikan dan kebahagian anak-anaknya
Ada sepuluh kebaikan seorang ibu yang nilainya tak terhingga, yaitu:
1.
pertama, kebaikan dalam
memberikan perlindungan dan penjagaan selama kita dalam kandungan.
2.
Kedua, kebaikan menanggung
derita selama kelahiran.
3.
Ketiga, kebaikan melupakan
semua kesakitan begitu kita lahir.
4.
Keempat, kebaikan dari memakan
bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan bagian yang manis buat kita.
5.
Kelima, kebaikan memindahkan
kita ke tempat yang kering dan dirinya sendiri di tempat yang basah.
6.
Keenam, kebaikan menyusui dan
memberikan makan serta memelihara kita.
7.
Ketujuh, kebaikan membersihkan
yang kotor.
8.
Kedelapan, kebaikan selalu
memikirkan kita bila berjalan jauh.
9.
Kesembilan, kebaikan karena
kasih sayang yang dalam dan pengabdian.
10. Kesepuluh, Kebaikan dari rasa belas kasih yang dalam dan simpati.
(http://sdftyujklvbn.blogspot.com/2012/01/10-kebaikan-ibu-yang-takan-terbalas.html)
Lagu nasional tentang hari
ibu
Di masyarakat Indonesia sudah banyak sekali lirik
kagu tentang IBU, bahkan ketika mulai masuk di Sekolah Dasar sudah di ajarkan
tentang lagu-lagu tentang IBU misalnya contoh lirik lagu di bawah ini :
IBU
Kasih ibu,
kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa.
Hanya memberi,
tak harap
kembali,
bagaikan surya menyinari dunia.
Lirik lagu di atas memiliki makna yang sangat dalam walaupun hanya
terdapat 6 bait. Terutama pada bait “bagaikan sang surya menyinari dunia” kita
semua tau bahwa surya atau matahari menyinari bumi dari awal adanya bumi hingga
saat ini. Sama halnya dengan kasih sayang seorang ibu, kasih sayang seorang ibu
akan terus mengalir dari mulai kita berada di kandungan sampai dewasa saai ini,
bahkan sampai nafas terakhir seorang ibu.
Penjelasan Alquran dan Hadist Nabi Muhammad SAW
tentang Ibu
Tuntunan Alquran sangat jelas. Kepada Ibu kita diperintahkan bersyukur,
berbuat baik, dan memuliakannya. Dan hendaklah kita berkata dengan perkataan
yang baik dan lembut. Bahkan berkata “Chuiiih” ( dalam bahasa Alquran “Uff” )
sangatlah dilarang. Hendaknya kita berkata-kata dengan perkataan yang mulia.
Banyak sekali kisah-kisah yang mengandung banyak peringatan untuk
kita semua. Kita dengar Alqomah sahabat Nabi Muhammad SAW tidak bisa
mengucapkan kalimat tauhid ketika mau mati, karena tidak diridhoi oleh sang
Ibunda. Beruntunglah sang Ibu masih bisa memaaafkan si Alqomah sehingga ia bisa
mengucapkan kalimat tauhid dengan fasih dan lancar.
Ada juga kisah ada seorang anak yang berubah menjadi seekor tikus besar
karena sangat lancangnya terhadap sang Ibu padahal Ibunya sedang membaca
Alquran Karim. Dengan melihat kejadian – kejadian sehingga Nabi Muhammad SAW
mendudukkan dosa besar bagi yang durhaka kepada kedua orang tua, terutama pada
seorang ibu. Karena surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.
Rasulullah sangat memuliakan seorang ibu. Pada hadis Rosulullah yang
diriwayatkan oleh H.R. Bukhari dan Muslim. Ada lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah
SAW,
’’Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?’’
Beliau menjawab, ’’Ibumu’’.
Lelaki itu bertanya lagi,’’Kemudian siapa lagi?’’
Beliau kembali menjawab, ’’Ibumu’’.
Lelaki itu kembali bertanya, ’’Kemudian siapa lagi?’’
Beliau menjawab, ’’Ibumu’’.
’’Lalu siapa lagi?’’ tanyanya.
’’Ayahmu,’’ jawab beliau’’. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Ada lima pesan dalam Alquran Surat Lukman ayat
14-15 dan Surat Al-Israa’ ayat 23-24 yang dapat dijadikan ikhtiar bagi kita
dalam membahagiakan ibu.
1.
Pertama, kita diperintahkan
untuk berbuat baik kepada orang tua kita dengan sebaik-baiknya.
2.
Kedua, kita diwajibkan merawat
dan mengurus orang tua bila sudah usia lanjut.
3.
Ketiga, kita diwajibkan
berperilaku santun dan lembut serta mengeluarkan lisan yang mulia.
4.
Keempat, kita diwajibkan untuk
merendahkan diri dengan penuh kasih sayang.
5.
Kelima, senantiasa mendoakan
mereka.
Peringatan hari ibu bukan hanya sekedar simbolis
Peringatan Hari Ibu sebaiknya tidak dijadikan simbolisme semata. Tetapi
semangat memuliakan ibu perlu berlandaskan pada keimanan kepada Allah SWT.
Sehingga, segala bentuk peringatan akan membekas di hati para anak dan dirasakan
para ibu. Dan yang jauh lebih utama, peringatan Hari Ibu harus jadi sarana
evaluasi untuk menambah kualitas kita dalam membahagiakan ibu dalam
kesehariannya. (Shodiq Adi Winarko)
Maka, dari potret perjuangan para perempuan Indonesia
pada masa dahulu, tentu masyarakat indonesia dapat menyimpulkan bahwa misi peringatan
Hari Ibu lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam
usaha memerdekaan bangsa ini dari segala bentuk belenggu penjajahan.
Masyarakat Indonesia
juga dapat menjadikan Hari Ibu sebagai
momentum yang tepat untuk merenungkan kembali apa yang telah dilakukan oleh
para perempuan Indonesia sebagai
kepentingan kaum perempuan Indonesia,
dan bangsa ini pada umumnya. Perjuangan meningkatkan peran dan kedudukan
kaum perempuan itu masih panjang. Segala hasil yang telah dicapai saat ini
semata-mata hanya lah merupakan langkah awal untuk mencapai Indonesia yang adil dan makmur.
Harapan dan doa seorang ibu kepada anaknya
Semangat juang ibu memang tidak ada habisnya, sejak kecil kita
dibina olehnya. Tidak hanya dengan sesuap nasi melainkan rasa kasih sayang yang
tiada taranya.
Ibu adalah wanita yang hebat. Bahkan sangat hebat dan luar biasa.
Tidak ada satu katapun yang pantas dan bisa untuk melukiskan kehebatan kasih
sayang seorang ibu. Ibu adalah sosok pribadi yang pemberi. Seorang pemberi
tanpa pambrih dan selalu diiringi dengan hangatnya kasih sayang. Mulai
dari doa, pengorbanan yang tulus, tenaga, fikiran, waktu, harta benda dan juga
air mata telah diberikan oleh seorang ibu kepada kita.
Hanya satu harapan beliau, yaitu supaya anak-anaknya bisa bahagia
dan hidup sejahtera. Begitu besar cinta, kasih dan sayang seorang ibu kepada
kita. Apakah masih ada alasan buat kita untuk melukai hatinya? Apakah masih ada
alasan bagi kita untuk tidak membahagiakan beliau?
Ibu harus selalu dihormati, dipelihara, diperhatikan, dan ditaati
perintahnya oleh anak-anaknya, selama tidak untuk bermaksiat kepada Yang Maha
Kuasa di sepanjang zaman dan di segala tempat.
Seorang anak yang berbakti adalah seorang anak yang mampu
berkomitmen untuk tidak akan melukai hati seorang ibu, dan membuat seorang ibu
meneteskan air mata, akibat luka karena sayatan pisau dari perbuatan buruk.
Tetapi membuat seorang ibu menangis karena terharu melihat
anak-anaknya menjadi anak yang berbakti dan sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar