Laman

Powered By Blogger

Sabtu, 07 Juli 2012

Guru itu seperti alat elektronik


Guru itu seperti Blackberry

Saya Rizka Pratiwi Jaya, Mahasiswi Universitas PGRI Adibuana Surabaya. Menurut Wikipedia BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, internet, messenger (Blackberry Messenger/BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. Blackberry memiliki fitur-fitur yang canggih sehingga banyak orang menggunakan smartphone ini. Begitu pula dengan guru, menurut saya, guru itu seperti Blackberry. Mengapa demikian? Mari kita simak penjelasan dibawah ini.
Guru memiliki atau bahkan menciptakan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan. Dalam perangkat pembelajaran, guru harus menentukan strategi, pendekatan, metode, media, teknik dan taktik pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot.
Pahlawan tanpa tanda jasa ini mampu melibatkan siswanya secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pusat pembelajaran tidak lagi pada seorang guru melainkan pada masing-masing individu peserta didik. Dalam proses pembelajarannya pun, seorang guru merancang kegiatan yang inovatif sehingga belajar menjadi berwarna. Sebuah inovasi memerlukan sebuah kreatifitas yang tinggi pula, dengan demikian terciptalah sesuatu yang baru dan menarik. Namun keefektifan juga perlu diperhatikan, karena mengingat bahwa proses pembelajaran di kelas (Sekolah) hanya memiliki sedikit waktu dengan banyaknya materi yang harus disampaikan kepada peserta didik.
Seorang yang diguguh dan ditiru ini juga mampu mengajar secara menyenangkan sehingga siswa merasa senang dan gembira. Namun setiap materi yang diajarkan kepada murid juga berbobot, dalam arti materi pelajaran harus memuat tentang pendidikan karakter sehingga siswa mampu menemukan solusi untuk setiap permasalahan kehidupan.
Blackberry bisa digunakan sebagai GPS  yang akan memandu anda dalam perjalanan. Sehingga anda tidak akan tersesat ketika sedang berkendara. Begitu pula dengan guru yang menjadi pedoman bagi siswanya dan senantiasa memandu mereka dalam meraih masa depan yang sukses. Sehingga mereka akan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa sebagai estafet keberlangsungan hidup yang mampu mempraktikkan pola pikir dan pola sikap yang baik supaya tidak tersesat dalam kehidupannya.
Pada fitur Blackberry, Anda dapat mengirim dan menerima email semudah mengirim dan menerima sms (pesan). Ini sama halnya dengan seorang guru yang tidak hanya memberikan pengetahuan semata, melainkan juga bersedia untuk menerima kritik dan saran bahkan pengetahuan siswa yang belum tentu dimiliki oleh seorang guru. Tentunya sebagai seorang guru harus membuka diri terhadap murid-muridnya, dengan demikian diharapkan bahwa siswa tidak lagi kesulitan dalam mengeluarkan pendapat mereka.
Blackberry menyediakan ribuan aplikasi baik berbayar ataupun gratis yang dapat kita download sesuai dengan kebutuhan. Begitu juga dengan seorang guru yang memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk disalurkan kepada peserta didik yang membutuhkan. Seorang guru yang menjiwai profesinya akan senantiasa menyalurkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya walaupun tanpa mendapatkan imbalan, apalagi siswa tersebut merupakan dari keluarga yang kurang mampu secara materi.
Blackberry memiliki fitur dengan system full backup/recover sebagian maupun sepenuhnya untuk mempermudah user dalam mem-backup data-data penting. Tidak berbeda dengan Blackberry, guru juga berperan dalam memproteksi pergaulan siswanya dengan memberikan pendidikan karakter. Sehingga norma-norma kehidupan tidaklah pudar.

 
Secanggih apapun teknologi, tidak akan mampu menggantikan posisi serta peran guru dalam dunia pendidikan

makalah strategi pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Dalam era globalisasi, dunia pendidikan sangat di pentingkan dan pemerintah telah merencanakan beberapa program untuk pendidikan di Indonesia. Program pemerintah ialah pendidikan karakter karena pada saat ini karakter bangsa mulai memudar sehingga hal tersebut menjadi pusat perhatian bagi lembaga pendidikan, ahli pendidikan, serta pendidik.
Pendidikan karekter dirancang untuk mencetak generasi penerus bangsa yang mampu memajukan tanah air negeri tercinta ini. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional telah disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sebagai Guru Sekolah Dasar, sangat di harapkan untuk memahami makna dari tujuan Pendidikan Nasional karena dalam sekolah dasar merupakan jenjang utama dan pertama bagi peletak dasar kecerdasan peserta didik. Maka sangat penting bagi guru untuk memahami setiap unsur belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran dan yang tidak kalah penting, yaitu guru juga harus memahami kejiwaan peserta didik. Terdapat pendapat bahwa, apabila dokter yang melakukan kesalahan dalam praktek, maka yang meninggal dunia hanya satu orang, namun apabila guru yang salah menanam konsep kepada peserta didik, maka yang meninggal (pemikiran) adalah satu generasi tersebut. Karena tugas yang sangat fundamental tersebut, maka telah disediakan lembaga pendidikan bagi guru sekolah dasar, dalam jenjang strata1.
Three in one adalah cara pengabungan beberapa mata kuliah menjadi satu kesatuan. Pemikiran yang terpisah-pisah, akan dijadikan menjadi satu makna dan arti untuk lebih memudahkan dalam memahami secara global. Penulis akan mencoba menggabungkan tiga mata kuliah menjadi satu, yaitu Belajar dan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran di SD, dan Perkembangan Peserta didik. Dari ketiga judul tersebut akan dileburkan menjadi satu judul yaitu, three in one solution. Pada bab selanjutnya akan dijelaskan secara lengkap masing-masing mata kuliah kemudian di jadikan satu beserta contoh yang kongkritnya.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.         Apa yang dimaksud dengan Belajar dan Pembelajaran?
2.         Apa yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran ?
3.         Apakah yang dimaksud dengan Perkembangan Peserta Didik?
4.         Apa yang dimaksud dengan Three in One Solution?
C.       Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis merumuskan tujuan yaitu:
1.         Memahami hakikat Belajar dan Pembelajaran;
2.         Memahami hakikat Strategi Pembelajaran;
3.         Memahami Perkembangan Peserta didik;
4.         Memahami Three in One Solution.





BAB II
PEMBAHASAN
A.       Belajar dan Pembelajaran
Sebenarnya, manusia maupun makhluk hidup lainnya dalam kehidupannya selalu belajar. Jika manusia maupun makhluk hidup lainnya tidak belajar maka dia akan mengalami kepunahan karena belajar memang seharusnya dilakukan sejak dalam kandungan ibu hingga sudah tidak bernyawa lagi, minaal mahdi ilaal lahdi, from cradle to the grave. Dan “jika engkau ingin berinvestasi sepanjang hayat “tanamlah” manusia (didiklah manusia).” Begitulah kata-kata bijak dari Cina. Menurut pandangan umum, Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
Banyak para ahli psikolog yang memberi konsep tentang belajar, diantaranya yaitu Witherington dalam Suyono (2011:11) mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
Menurut pendapat Hilgard (1962), belajar adalah sebuah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya suatu respon terhadap suatu situasi (dalam Suyono, 2011:12). Selanjutnya bersama-sama dengan Marquis, Hilgard (dalam Suyono) memperbarui definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri (2011:12). Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Anitah, 2008:1.3). Menurut penganut Empirisme, belajar adalah suatu proses dimana suatu organismeberubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman (Gage dalam Suyono, 2011:12).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas dalam sebuah proses pencarian ilmu atau hal yang baru sehingga menyebabkan perubahan sikap setiap individu yang bersangkutan untuk menuju kebaikan atau perubahan positif-kualitatif.
Jika belajar dikatakan sebagai proses maka pembelajaran adalah sebuah fasilitasnya. Kedudukan pembelajaran yaitu yang semula beraa dalam kondisi aktual menuju pada kondisi ideal, yang artinya bayi ayng ketika lahir dalam kondisi aktual kemudian setelah melakukan berbagai pembelajaran maka dia akan memasuki tahap kondisi ideal yang mendorongnya untuk berpikir, akan menjadi apa setelah dewasa nanti.
Pembelajaran sering disamakan artinya dengan mengajar. Dan menurut para ahli, William H. Burton seorang behavioris dalam Suyono, menyatakan bahwa mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar (2011:16).  Definisi pembelajaran yang mengacu pada konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu mengajar adalah suatu proses kegiatan untuk membantu orang lain mencapai kemajuan seoptimal mungkin sesuai dengan tingkat perkembangan potensi kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suyono, 2011:18).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah pemberian atau mendorong kepada siswa untuk melakukan proses kegiatan belajar dengan memberikan rangsangan atau bimbingan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
Dewasa ini pengajaran dianggap setara dan identik dengan pembelajaran dengan siswa yang aktif. Pengajaran dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling bergantung satu sama lain, dan terorganisir antara kompetensi yang harus diraih oleh siswa, materi pelajaran, pokok bahasan, metode dan pendekatan pembelajaran, media pengajaran, sumber belajar, pengorganisasian kelas, dan penilaian (Suyono, 2011:17).

Dari kutipan diatas, maka sebenarnya, antara belajar dan pembelajaran dengan strategi pembelajaran saling terkait. Karena terdapat kata kunci, yaitu “pengajaran dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling bergantung satu sama lain.” Dalam mengajar, guru juga harus memperhatikan setiap komponen-komponen yang ada di dalamnya. Untuk lebih jelas, akan dibahas pada sub-topik selanjutnya.
B.       Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa komponen-komponen dalam mengajar yaitu kompetensi yang harus diraih oleh siswa, materi pelajaran, pokok bahasan, metode dan pendekatan pembelajaran, media pengajaran, sumber belajar, pengorganisasian kelas, dan penilaian. Untuk menghindari pembahasan yang melebar, maka pada pembahasan kali ini akan di jelaskan tentang pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
1.        Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran. Sebagai contoh pendekatan sistem memandang pembelajaran terdiri atas unsur-unsur yang saling berkaitan dan memiliki hubungan yang sistematis (Anitah, dkk, 2008:1.23). Dalam menentukan suatu pendekatan dalam belajar mengajar, guru harus memilih pendekatan yang berpusat pada aktivitas guru (teacher centered) atau pendekatan yang berpusat pada aktivitas siswa (student centered). Apabila guru menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru, maka pembelajaran menjadi monoton. Namun apabila pendekatan yang digunakan berpusat pada siswa, maka pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Menurut Suyono, pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran (2011:18). Berdasarkan definisi tersebut, tergambarkan latar psikologis dan latar pedagogis dari pilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dan diterapkan oleh guru bersama siswa. Jadi, pendekatan pembelajaran adalah pandangan objektif seorang guru terhadap pembelajaran.
2.        Strategi Pembelajaran
Strategi dapat diasumsikan sama artinya dengan sebuah siasat, cara, atau taktik. Setelah guru menetapkan pendekatan pembelajaran maka selanjutnya guru harus menyusun sebuah strategi dalam pembelajaran. Dimyanti dan Soedjono (dalam Anitah) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentukan sistem pembelajaran (2008:1.24).
Menurut Suyono, Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian (asasmen) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan (2011:20).
Berdasarkan penjelasan mengenai strategi pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana seorang guru dalam mengelola semua komponen belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
3.        Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono, 2011:19). Sedangkan menurut pendapat Anitah, mengemukakan bahwa metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa (2008:1.24). Namun pengertian secara luas di jelaskan oleh Joni dalam Anitah, bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu (2008:1.24).
Dengan demikian metode pembelajaran adalah seluruh perencaan atau prosedur yang bertujuan untuk membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Setelah menentukan pendekatan pembelajaran, merancang sebuah strategi pembelajaran, dan memilih sebuah atau beberapa metode pembelajaran, maka semua itu diterapkan dalam sebuah teknik pembelajaran.
4.        Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh seorang guru ketika sedang mengajar. Menurut Anitah, menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan wujud kongkrit dari pengguanaan metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran. Dari langkah-langkah atau teknik pembelajaran, dapat diketahui metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran (2008:1.25). Dalam hal ini, guru tidak dapat hanya menggunakan satu metode saja, melainkan akan lebih baik apabila terdapat beberapa metode pembelajaran yang kombinasikan menjadi satu. Menurut Suyono, teknik pembelajaran adalah implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam kelas, tempat terjadinya proses pembelajaran (2011:20). Teknik pembelajaran menerpakan berbagai kiat, atau taktik untuk memenuhi tujuan atau kompetensi yang diinginkan, bersifat lebih taktis dan merupakan penjabaran dari strategi. Beberapa mengatakan bahwa strategi pembelajaran erat sekali hubungannya dengan teknik pembelajaran.
Collin Marsh membedakan strategi pembelajaran dengan teknik pembelajaran dengan sederhana. Strategi pembelajaran adalah suatu cara untuk meningkatkan pembelajaran yang optimal bagi siswa termasuk bagaimana mengelola disiplin kelas dan organisasi pembelajaran. Akan tetapi teknik pembelajaran adalah upaya untuk menjamin agar seluruh siswa di dalam kelas diberikan berbagai peluang belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka (2011:21).

C.       Perkembangan Peserta Didik
Guru harus membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara aktif sehingga pusat pembelajaran tidak tertuju pada guru melainkan berpusat pada siswa. Namun perlu diketahui juga bahwa peserta didik ialah individu yang sangat berbeda dan memiliki watak atau sifat yang beragam.
Untuk itu, guru harus memahami kejiwaan masing-masing peserta didik. Atau secara umum, seorang guru hendaknya memiliki pemahaman tentang psikologi perkembangan manusia. Pemahaman terhadap psikologi perkembangan ini memiliki kekuatan yang sangat besar dalam usaha mewujudkan keberhasilan proses kependidikan. Setiap perubahan yang terjadi dan setiap tingkah yang dilakukan akan dengan mudah disikapi jika seorang guru meiliki pemahaman yang benar terhadap psikologi perkembangan ini (Fakhruddin, 2011:201).
Menurut Kartono, Dalam periode intelektual, masa anak sekolah dasar 6-12 tahun dapat dibedakan menjadi lima, yaitu: (1) Memasuki masyarakat di luar keluarga, (2) Pengamatan anak, (3) Pikiran, ingatan, dan fantasi anak, (4) kehidupan perasaan anak, (5) Kehidupan volatif/kemauan (1995:133).
Menurut Filsuf Amerika kelahiran Spanyol, George Santayana, pernah berkata, “Anak-anak berada di wilayah yang berbeda. Mereka adalah bagian dari satu generasi dan punya cara sendiri untuk merasakan sesuatu hal” (Fakhruddin, 2011:202).
Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa anak-anak secara lahiriah memang telah berbeda satu sama lain, begitu pula dalam merasakan atau memecahkan sesuatu masalah. Dari segi intelektual pun mereka memiliki tingkat yang berbeda-beda pula. Untuk itu tugas seorang guru ialah menciptakan metode pembelajaran yang mencakup tentang periode intelektual.
D.       Three in One Solution
Berdasarkan tiga topik di atas, yaitu belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan perkembangan peserta didik, apabila dilihat secara terpisah-pisah, maka akan dipandang berbeda satu dengan yang lain. Namun apabila di lihat kesinambungannya maka antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang saling berkaitan.
Guru adalah seorang yang diguguh dan ditiru oleh siswanya, baik percakapannya maupun sikapnya. Dalam belajar dan pembelajaran, guru harus merancang sebuah strategi pembelajaran yang menyenangkan dan berkualitas, namun guru juga tidak boleh lupa bahwa masing-masing individu memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga penting sekali bagi guru untuk memahami kejiwaan atau perkembangan peserta didik.
Penulis akan memberikan contoh kongkrit dari Three in One Solution.
No
Langkah
Metode
Jenis Kegiatan
keterangan
1.
Persiapan
Metode Karyawisata
1.       Guru menyuruh seluruh siswa masuk ke dalam bus untuk diabsen
2.       Guru memastikan bahwa siswa sudah membawa perlengkapan alat tulis
3.       Dalam perjalanan, guru mengajak siswa-siswanya untuk bernyanyi bersama
Dengan mengajak siswa bernyanyi maka mereka akan merasa senang selama di perjalanan yang panjang
2.
Pelaksanaan
1. Metode Problem Solving
2. Metode Ceramah
3. Metode Diskusi
4.        Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang.
5.       Guru membagi selembar kerja kepada tiap kelompok.
6.       Guru menjelaskan kepada siswa tentang cara mengisi lembar kerja
7.       Siswa melakukan pengamatan terhadap buah strawberry dengan melihat, memegang, mencium dan merasakan buah strawberry
8.       Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan.
9.       Guru berdiskusi dengan siswa tentang pengamatan yang telah mereka lakukan
10.   Guru menjelaskan tentang bentuk, macam, rasa, kandungan vitamin dalam buah strawberry, dan manfaat buah strawberry.
11.   Setelah itu, dalam kegiatan akhir, guru menugasi siswa untuk mengarang cerita tentang perjalanan ke kebun buah strawberry. Tugas tersebut di kumpulkan pada keesokan harinya
1.   Dengan melakukan pengamatan, maka siswa mengamati buah strawberry dari yang kompleks atau totalitas, menuju pada bagian-bagian atau onderdil. Dan Berangkat dari sikap pasif menerima, menuju pada sikap pamahaman: aktif, mendekati, dan mencoba mengerti, serta Bertitik tolak dari AKU, menuju kepada obyek-obyek dunia sekitar dan milieunya. Sehingga siswa akan berpikir Dari dunia fantasi menuju ke dunia realitas.
2.   Dengan demikian siswa melakukan pengamatan dengan menggunakan pancaindera.
3.   Dengan sedikit bantuan dari guru bagi siswa yang belum paham, maka siswa tidak akan merasa takut untuk bereksperimen
4.   Dengan penjelasan dari guru maka siswa akan mendapatkan informasi mengenai buah strawberry.
5.   Dengan mengerjakan soal dari lembar kerja dari guru, maka siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan tugas mereka.
6.   Dengan menugasi siswa untuk mengarang cerita, maka mereka dapat meningkatkan daya imajinasi mereka serta mengembangkan tingkat kreativitas pada masing-masing indivudu
3.
Evaluasi


Mengamati siswa yang aktif. Dan memberi penilaian untuk lembar kerja siswa yang telah dikerjakan.
Pada kegiatan evaluasi ini, guru dapat melakukan penilaian terhadap siswa. Mulai dari segi ke-aktif-an, perkembangan kognitif dan intelektual siswa.

Dengan demikian dapat di simbolkan bahwa
 







BAB III
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Untuk menjadi seorang guru, maka perlu sekali untuk memahami konsep dari belajar dan pembelajaran karena tugas seorang guru ialah mengajar siswanya dengan baik dan benar;
2.    Sebelum membelajarkan siswanya, guru harus mempersiapkan sebuah strategi pembelajaran yang tersusun secara sistematis ataupun hierarkis supaya pada saat mengajar, siswa tidak akan bingung. Tujuan dari pembuatan strategi pembelajaran bagi guru ialah memudahkannya dalam mengajar atau mendidik siswanya;
3.    Namun perlu diketahui juga bahwa guru harus memahami setiap karater siswanya, karena pada dasarnya, setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda;
4.    Penulis memberikan solusi terhadap tiga penjabaran di atas, yaitu dengan menjadikan satu. Jadi, orang yang sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini harus memandang bahwa belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan perkembangan peserta didik merupakan satu kesatuan yang memiliki arti penting bagi seorang guru.






DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Fakhruddin, Asef Umar. 2011. Menjadi Guru Favorit. Jogyakarta: Diva Press.
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV Mandar Maju.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Rosda.