PENTINGNYA PERINGATAN
HARI IBU
Oleh :
Arista Syahril
Abdillah, Muhammad Ikhwan Fauzi
Peringatan hari ibu
Hari Ibu di Indonesia diperingati pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan
sebagai perayaan nasional, berbeda dengan di Amerika dan Kanada yang merayakan
Hari Ibu atau Mother’s Day pada Minggu kedua bulan Mei.
Misi hari ibu
Misi peringatan
Hari Ibu lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam
upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum
perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di
Solo misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang
hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk
anak-anak perempuan. Pada waktu itu, panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan
rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian
harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada 1950-an, Hari Ibu mengambil
bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara
langsung. (dikutip dari : Adam
Muakhor, S.T. Staf Bidang Fisik Bappeda Kota Metro)
Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa misi hari ibu sesungguhnya adalah mengenang semangat dan
perjuangan perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa Indonesia.
Sejarah
hari ibu
Sejarah Hari
Ibu di Indonesia diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan
Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember
1928 di Yogyakarta,
di gedung Dalem Jayadipuran yang sekarang berfungsi sebagai kantor Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional dan beralamatkan di Jl. Brigjen
Katamso. Kongres dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil
dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang
kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh
perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti Martha Christina Tiahahu, Cut
Nyak Dhien, Tjoet Nyak Meutia, R.A. Kartini, Maria Walanda Maramis, Dewi
Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, dan lain-lain.
Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah
perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari
berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk
berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu
yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara,
pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan
dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum
perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia
dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan
gender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya
yang amat penting bagi kemajuan bangsa.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan
dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25
tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia,
mulai dari Meulaboh
sampai Ternate.
Presiden Soekarno
menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22
Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya
wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1946. Sebelum
kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan
perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi
anggota penuh International
Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori
satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.
Peringatan Mother’s Day (hari ibu) di sebagian negara Eropa
dan Timur Tengah, yang mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronos, dan ibu para dewa
dalam sejarah Yunani kuno. Maka, di negara-negara tersebut,
peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Maret.
Di
Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada,
Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong,
peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal
itu pada tahun 1870
aktivis sosial Julia Ward Howe
mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara. (dikutip dari
Wikipedia dan www.showbizy.com/mothersday/indonesia/page/3
dan)
Makna
sesungguhnya hari ibu
Mengacu sejarah, seharusnya
peringatan Hari Ibu tidak hanya dimaknai sebagai hari mengungkapkan kasih
sayang kepada dan memanjakan ibu. Itu tidak salah, namun makna hari ibu yang
sesungguhnya seharusnya kita dapat mengambil semangat yang dimiliki para
pahlawan wanita seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A.
Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, dan Rangkayo Rasuna
Said. Semangat mereka adalah semangat memperjuangkan hak-hak perempuan. Apalagi
permasalahan perempuan zaman sekarang begitu banyak. Misalnya soal perdagangan
perempuan. Ini seharusnya disuarakan dalam peringatan Hari Ibu. (dikutip dari : Adam Muakhor, S.T. Staf Bidang
Fisik Bappeda Kota Metro dan www.radarlampung.co.id/read/opini/44342-merefleksi-makna-hari-ibu
)
Penghormatan yang
diberikan kepada ibu
Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan
terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya. Baik untuk suami, anak-anak,
maupun lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan
membebastugaskankan ibu dari tugas yang sehari-hari dianggap sebagai
kewajibannya; seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.
Untuk menghormati ibu tidak hanya diperlukan sehari saja dalam setahun, tetapi
dia harus selalu dihormati, dipelihara, diperhatikan, dan ditaati perintahnya
oleh anak-anaknya, selama tidak untuk bermaksiat kepada Yang Kuasa di sepanjang
zaman dan di segala tempat. (dikutip dari kompas 2011)
Ayat Al Qur’an
yang berhubungan dengan hari ibu
Al Quran Surat Lukman ayat 14-15 yang artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) Kepada dua orang ibu
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bertsyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. “Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutlah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian
hanya kepadaku-ah kembali mu, maka kuberitakan padamu apa yang telah engkau
kerjakan”.
Al Qur’an Surat
Al-Israa’ ayat 23-24 yang artinya : “Dan Tuhanmu
telah menetapkan keputusan, supaya kamu jangan menyembah kecuali kepada-Nya
saja dan juga berbakti terhadap ibu bapa. Jika salah seorang di antaranya atau
keduanya sudah lanjut usia, jangan menolak permintaan mereka secara kasar,
namun ucapkanlah terhadap mereka perkataan yang sopan santun”.
“Berbaktilah kepada mereka dengan penuh kerendahan diri dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku! Kasihanilah mereka keduanya sebagaimana keduanya
memeliharaku dengan penuh kasih sayang waktu kecilku”. (dikutip
dari Al-Quran terjemah)
Dalam Al Quran Surat Lukman ayat 14-15 dan
Surat Al-Israa’ ayat 23-24 tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa ada lima pesan yang dapat dijadikan
ikhtiar bagi kita untuk membahagiakan ibu. Pertama, kita diperintahkan untuk
berbuat baik kepada orang tua kita dengan sebaik-baiknya. Kedua, kita
diwajibkan merawat dan mengurus orang tua bila sudah usia lanjut. Ketiga, kita
diwajibkan berperilaku santun dan lembut serta mengeluarkan lisan yang mulia. Keempat, kita diwajibkan untuk
merendahkan diri dengan penuh kasih sayang.
Kelima,
senantiasa mendoakan mereka.
Hari ibu bukan sekedar simbolis
Peringatan Hari Ibu sebaiknya tidak
dijadikan simbolisme semata. Semangat memuliakan ibu perlu
berlandaskan pada keimanan kepada Allah SWT. Sehingga, segala bentuk peringatan
akan membekas di hati para anak dan dirasakan para ibu.
Rasulullah sangat memuliakan seorang
ibu. Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, ’’Siapa yang paling
berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?’’ Beliau menjawab, ’’Ibumu’’. Lelaki
itu bertanya lagi, ’’Kemudian siapa lagi?’’ Beliau kembali menjawab, ’’Ibumu’’.
Lelaki itu kembali bertanya, ’’Kemudian siapa lagi?’’ Beliau menjawab, ’’Ibumu’’.
’’Lalu siapa lagi?’’ tanyanya. ’’Ayahmu,’’ jawab beliau’’. (H.R. Bukhari dan
Muslim).
Dari pernyataan
diatas bisa diambil kesimpulan bahwa peringatan hari ibu bukan sekedar simbolis
saja, seperti Rasulullah yang sangat memuliakan seorang ibu. Untuk memuliakan
ibu, kita tidak hanya membebastugaskankan ibu
dari tugas yang
sehari-hari dianggap sebagai kewajibannya; seperti memasak, merawat anak, dan
urusan rumah tangga lainnya. Tetapi kita harus selalu menghormati, memperhatikan, dan mentaati perintahnya selama
tidak untuk bermaksiat kepada Allah SWT. Dan yang jauh lebih utama, peringatan Hari Ibu
harus menjadi sarana evaluasi untuk menambah
kualitas kita dalam membahagiakan ibu pada kesehariannya.
Kebaikan seorang ibu
Ada sangat banyak kebaikan seorang ibu yang nilainya
tak terhingga, yaitu : kebaikan dalam memberikan perlindungan dan penjagaan
selama kita dalam kandungan. Selama Sembilan bulan sepuluh hari kita didalam
kandungan ibu kita berjalan dengan sedikit membungkuk, perut yang terasa sakit,
mual ketika memakan makanan adalah hal yang biasa tetapi dia berusaha menjaga
agar kita tidak kekurangan nutrisi selama dalam kandungan, memeriksakan
kandungan secara rutin agar memastikan kita dalam keadaan sehat selalu.
kebaikan menanggung derita selama kelahiran. ini adalah bagian terberat karena
proses mengeluarkan kita dari dalam Rahim tidaklah semudah memasukkan makanan
kedalam mulut tetapi harus diatur dengan benar agar kita dapat selamat sampai
didunia, begitu pula ibu yang harus melahirkan dengan cara sesar karena suatu
kondisi yang tidak memungkinkan, penderitannya tidak berahir setelah operasi
tetapi rasa sakit setelah operasi juga masih akan terasa dalam jangka waktu
yang sangat lama. kebaikan melupakan
semua kesakitan begitu kita lahir. Setelah melahirkan rasa sakit seorang ibu
akan terobati karena buah hatinya telah lahir didunia. Kebaikan menyusui dan
memberikan makan serta memelihara kita. kebaikan membersihkan yang kotor.
Ketika kita masih kecil dan imut kita sering kali buang air dan berak di sembarang
tempat karena kita belum terlalu pintar untuk mengatakannya kepada ibu, maka
dengan siaga ibu akan selalu siap membersihkann jika kita buang air dan berak. Kebaikan
selalu memikirkan kita bila berjalan jauh. Ketika kita sudah remaja kita pasti
akan selalu dipenuhi jadwal untuk keluar rumah, pada waktu itu seorang ibu akan
selalu bertanya kemana kita akan pergi dan menasihati serta mendoakan agar kita
selalu baik-baik ketika dalam perjalanan. kebaikan karena kasih sayang yang
dalam dan pengabdian. Ketika kita sakit ibu akan berdoa agar kita diberi
kesembuhan, bahkan yang lebih dalam seorang ibu rela sakit daripada anaknya
yang sakit. kebaikan dari rasa belas kasih yang dalam dan simpati. Sudah pasti
jika seorang bunda sangat murah hati dalam rasa belas kasih karena dia ingin
agar anaknya selalu bahagia dan jika kita sedang tertimpa musibah ibu juga
memberikan kasihnya kepada kita. Kebaikan dalam memenuhi kebutuhan kita. Ibu
tidak akan berfikir panjang untuk kebaikan anaknya dia rela berhutang atau
meminjam sesuatu dari orang lain agar kita tercukupi dan setara dengan yang
lain, bila kita meminta sesuatu dengan kata butuh ibu juga akan memenuhinya
meskipun kita harus menunggu terlebih dahulu tetapi sudah pasti akan dituruti.
Dari pernyataan
diatas dapat disimpulkan bahwa ibulah yang melakukan apas saja untuk kita tak
peduli seberapa sulit besar kecil, dan memberikan kita sesuatu yang manis dan
dia sendiri memakan bagian yang pahit, memindahkan kita ke tempat yang kering
sedangkan ibu sendiri berada di tempat yang basah. Hampir 100% hidupnya
diberikan kepada kita. (dikutip dari : Adam
Muakhor, S.T. Staf Bidang Fisik Bappeda Kota Metro)
Perilaku
yang dapat menyakiti hati ibu
Sosok ibu di dalam alquran
sangat banyak disebut karena jasanya yang begitu besar sehingga Allah
menempatkan surga di bawah kaki ibu. Ini adalah perilaku yang dapat menyakiti
hati seorang bunda tercinta. Pertama adalah membentak ketika diperintah,
meskipun dalam kata yang sangat sederhana seperti “ah”, atau “gak” itu jika
anda berpikir secara jernih maka akan benar terasa menyakitkan. Sudah pasti
jika kita berkata seperti itu adalah biasa dan wajar tetapi sosok seorang ibu
memang benar-benar sabar dan hanya dapat menatap kita tanpa membentak kesalahan
kecil kita tersebut bahkan ibu juga akan berusaha memberitahu kalau membentak
orangtua itu dilarang. Kedua berbohong kepada ibu adalah hal yang tidak
menyakitkan baginya karena dia tidak tahu, apabila dia tahu yang sesungguhnya
maka dia akan berpikir kenapa anakku berbohong ya allah? Apakah aku salah
mendidiknya ataukah ini akibat kesalahanku yang pernah kulakukan? Dan ahirnya
seorang ibu akan bersedih dan berfikir bagaimana meluruskan sifat pembohongnya
agar tidak berulang, sekali lagi kejahatan yang melukai hati seorang ibu
tercinta. Yang terahir adalah melupakan jasa kedua orangtuanya ketika menjadi
orang yang sukses, dan itu banyak terjadi karena seorang anak malu memiliki orangtua
yang entah miskin, cacat atau penjahat, jika sudah begini ibu akan berfikir
kenapa aku melahirkan dan membesarkan anak yang durhaka dan mungkin akan berdoa
jelek karena merasa benar-benar tersakiti dan dilupakan oleh buah hatinya
sendiri. Jika seorang anak sukses maka ibu tidak akan pernah menuntut sesuatu
yang berupa materi, tetapi hanya ingin melihat wajah sukses anaknya karena
keberhasilannya mengantarkan nakanya menjadi sosok yang sukses. Jika kita
sukses ingatlah karena dibalik sukses doa ibu berada dibaliknya, terimalah
apapun kondisi orangtua kita karena itulah kunci sukses dari allah. (dikutip
dari HR. Bukhari Muslim)
Dari pernyataan diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa kita juga harus menjaga sikap dengan ibu,
diantaranya dilarang membentak atau kasar terhadap ibu, berbohong, yang terkhir
adalah melupakan orangtua karena kita sukses dan malu memiliki orangtua yang
kekurangan atau disebut anak durhaka.
Sosok
ibu yang tidak wajib ditiru
Dalam Alquran surat Al- Ankabut
ayat 8 yang artinya ” Dan Kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.” Menjelaskan bahwa kita wajib berbuat baik kepada ibu dan bapa.
Tetapi jika mereka menyuruh berbuat keburukan maka jangan dituruti dan
berusahalah untuk menyadarkan mereka. Seorang ibu yang tega menuruh buah
hatinya untuk berbuat keburukan hanya terdapat segelintir saja dan itu juga
dilakukan karena tututan kebutuhan. (dikutip dari Al-Quran terjemahan dan www.muhammadiyah.com/cinta/ibu/page/1)
Lagu untuk
mengungkapkan cinta seorang ibu
Kasih ibu kepada beta
Tak
terhingga sepanjang masa
Hanya
memberi, tak harap kembali
Bagai
sang surya menyinari dunia.
Kata yang sederhana tetapi memiliki
makna yang sangat dalam. Kasih ibu kepada kita sepanjang masa selama ibu kita
masih hidup dan tidak berharap meminta imbalan ketika sang buah hati sukses.
Jasanya bagaikan matahri yang menyinari dunia selalu.
Kado terindah untuk ibu
Ada beberapa kado terindah
yang dapat kita berikan kepada ibu. Kado ini tak ternilai bagi orang-orang yang kita sayangi, terutama ibu kita sendiri,
Pertama, kehadiran dari orang yang dikasihi
adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir
dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di
sampingnya, kita dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara
lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran kita adalah sebagai pembawa
kebahagiaan untuk seorang ibu.
Kedua, mendengar.
Tidak banyak orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang
lebih suka didengarkan, dari pada mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian
pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan
kesabaran dan kerendahan hati. Kita tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi
menghakimi. Biarkan ia menuntaskan apa yang dibicarakan. Setelah itu, berikan
ucapan terima kasih dan pujian kepada ibumu, pasti itu akan terdengar manis
baginya.
Ketiga, senyuman.
Kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman yang diberikan dengan tulus, bisa
menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan,
pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga
merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Jadi,
hadiahkanlah senyuman manis kepada ibumu. (dikutip dari
kompas 2011)
Dari pernyataan diatas bisa
diambil kesimpulan bahwa untuk memberikan kado kepada ibu itu tidak selalu
dengan materi atau mengeluarkan uang. Untuk membuat ibu kita merasa bahagia,
kita cukup memberikan ketiga kado tersebut, yaitu : kehadiran, mendengar dan
senyuman.
Daftar Pustaka
Al-Quran
terjemah
Hadist riwayat
Bukhari Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar