BAB 1
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan
dapat memahami konsep - konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung
dan nyata yang mengubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran.
Jika
dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih
menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan
bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini
diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu
pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam
mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang
cakupannya lebih luas hanya sebanding dengan keterampilan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model threaded merupakan model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model threaded merupakan model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa
yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu ?
2) Bagaimana
strategi pembelajaran terpadu ?
3) Apa
karakteristik pembelajaran terpadu ?
4) Apa
yang dimaksud dengan model threaded (untaian) ?
5) Apa
kekurangan dan kelebihan model threaded (untaian) ?
6) Bagaimana
fungsi pembelajaran model threaded ?
7) Kapan
penerapan model threaded dapat dilakukan ?
8) Bagaimana
langkah-langkah menyusun model pembelajaran threaded ?
9) Apa
ikhtisar kurikulum pada metode threaded ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuannya adalah sebagai berikut:
1) Untuk
mengetahui pengertian pembelajaran terpadu
2) Untuk
mengetahui strategi pembelajaran terpadu ?
3) Untuk
mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu ?
4) Untuk
mengetahui pembelajaran model threaded (untaian)
5) Untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran model threaded
6) Untuk
mengetahui fungsi pembelajaran model threaded
7) Untuk
mengetahui kapan dilakukannya pembelajaran model threded
8) Untuk
mengetahui langkah-langkah penyusunan model threaded
9) Untuk
mengetahui ikhtisar kurikulum pada metode threaded.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu sangat
memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya secara holistic
dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun
emosinya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali,
dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistic, bermakna, dan
otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan
masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
Integrated atau
terpadu bisa mengacu pada integrated curricula (kurikulum terpadu) atau integrated
approach (pendekatan terpadu) atau integrated learning (pembelajaran
terpadu). Seperti ditegaskan Prabowo (2000:1) bahwa “Pembelajaran terpadu
adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan/ mengaitkan berbagai bidang
studi”.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu
aplikasi salah satu strategi pembelajaran berdasarkan pendekatan yang bertujuan
untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna
bagi anak. Selanjutnya pembelajaran terpadu dalam pelaksanaannya anak dapat
diajak berpartisipasi aktif dalam mengekplorasi topic atau kejadian, siswa
belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang
sama.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu
dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi
merupakan satu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan siswa. Oleh karenanya pembelajaran terpadu menurut
Prabowo (2000:2) mempunyai beberapa ciri: berpusat pada anak, proses
pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar
bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu
menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran.
Selain mempunyai sifat yang luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang
dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Beberapa
pengertian dari lain pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang
pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
menurut
Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam
suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum),
hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata
pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh
dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan
siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan
berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran
terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih
terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu
sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);
pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar
mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar
seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada
anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu
diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka
pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang sudah mereka pahami (Asep, 2011).
Model
Pembelajaran Terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang
dianjurkan untuk dapat diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, memulai
dari tingkat SD sampai dengan SMA. Model pembelajaran ini pada hakikatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip secara holistik dan otientik (Depdikbud, 1996:3)
Dalam arti
luas pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran yang terpadu dalam satu
disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran, serta terpadu dalam dan lintas
peserta didik (Fogarty, 1991:xiii). Pembelajaran terpadu akan memberikan
pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, karena dalam pembelajaran terpadu
peserta didik akan memahami konsep – konsep yang dipelajari melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Sinau, 2011).
Terdapat 10 model pembelajaran
terpadu menurut Robin Fogarty (1991:xv) yang dijelaskan diantaranya: model Fragmented
(fragmen), model Connected (terhubung), model Nested
(tersarang), model Sequenced (terurut), model Shared (terbagi),
model Webbed (jaring laba-laba), model Threaded (untaian), model Integrated
(integrasi), model Immersed (terbenam), model Networked
(jaringan). Selanjutnya dalam pembahasan ini difokuskan pada salah satu model
pembelajaran terpadu yakni model Threaded (untaian).
2. Strategi
Pembelajaran Terpadu
a. Perencanaan
Menetapkan bidang kajian nynag akan
dipadukan —›mempelajari SK KD bidang kajian—› memilih/menetapkan tema/topic
pemersatu —› menentukan KD dan tema pemersatu—› membuat matriks atau bagan hubungan
KD dan tema/topic pemersatu—› merumuskan indicator—› menyusun silabus—›
menyusun RPP terpadu.
b. Model pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Menjabarkan silabus menjadi RPP,
dikemas dalam kegiatan pendahuluan, inti dan penutup/tindak lanjut
c. Penilaian
Penilaian terdiri dari:
Ø (tes),
terdiri dari: skala sikap, daftar periksa, koesioner, catatan anecdot,
portofolio, catatan sekolah
Ø (pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai)
Ø (nontes)
terdiri dari tes lisan, tes tertulis(uraian dan objektif/pilihan ganda) dan tes
perbuatan
3.
Karaktersitik
Pembelajaran Terpadu
Pada
hakikatnya pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individu maupun kelompok aktif mencari,
menggali, menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik
(Depdikbud, 1996:3). Dengan demikian karekteristik pembelajaran terpadu yaitu
holistic (menyeluruh), bermakna (pemahaman lebih dalam), otentik (memotifasi),
dan aktif (Sinau, 2011).
4. Pengertian
Model Threaded
Ketrampilan berpikir (thinking
skills), ketrampilan sosial (social skills), ketrampilan belajar,
grafis organizer, teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence
skills) yang terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan
pendekatan untaian. Model Threaded adalah model bersambungan atau model
integrasi yang memfokus pada metakurikulum yang merupakan jantung dari semua
pokok bahasan. Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan
yang digunakan untuk memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu
matematika, memperkirakan peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi
peristiwa yang ada dalam sebuah novel, dan proses membuat berbagai macam dugaan
di laboratorium IPA. Strategi mencari kesepakatan juga digunakan untuk
menyelesaikan konflik dalam segala situasi permasalahan. Ketrampilan ini pada
intinya akan dihubungkan melalui isi standar kurikulum yang ada.
Dengan menggunakan ide yang ada
dalam metakurikulum dapat ditargetkan serangkaian ketrampilan berpikir tertentu
untuk memasukkan prioritas isi pembelajaran yang ada. Misalnya dengan akan
menggunakan kurikulum berkelompok (cluster curriculum), pengajar (tim)
mungkin akan memilih kelompok ketrampilan analysis untuk memasukkan
esensi ketrampilan berpikir dari masing-masing kemampuan yang ada: IPA
(pengelompokkan/classify), IPS (perbandingan dan pembedaan/ compare
and contrast), bahasa dan seni (menunjukkan/attribute), matematika
(mengurutkan/sequence). Demikian juga ketrampilan social (social
skills) dan kecerdasan ganda (multiple intelligence) lainnya akan
disambungkan melalui berbagai macam disiplin ilmu.
Dalam model Threaded,
ketrampilan berpikir atau ketrampilan sosial akan digiring kearah bagian isi, dan
guru akan memberikan beberapa pertanyaan: “Bagaimana menurutmu hal itu?”,
“Ketrampilan berpikir yang bagaimanakah yang menurut anda paling berguna?”, “Seberapa baikkah kerja kelompokmu hari ini?“,
“Sudahkan kamu menggunakan kemampuan bakat musikmu hari ini?”. Beberapa
pertanyaan biasanya sangat berlawanan dengan pertanyaann kognitif lainnya
seperti, “Jawaban apa yang anda dapatkan?”, dan “Berapa banyak yang setuju?”
(Kadangkala beberapa pertanyaan tadi layaknya pertanyaan begitu saja diajukan
ke anak-anak dan seolah guru sedang “membuang waktu”. Maka siswapun akan
mengatakan: “Baiklah, sesungguhnya apa yang harus kami lakukan?”).
5.
Kelebihan dan Kekurangan Model Threaded
Manfaat dari model Threaded
ini akan berjalan seiring dengan manfaat adanya metakurikulum. Metakurikulum
adalah semacam kesadaran dan kontrol atas ketrampilan dan strategi pemikiran,
serta pembelajaran yang melebihi bahan pembahasan. Para guru akan lebih
menekankan pada aspek perilaku metakognitif sehingga siswa akan belajar
bagaimana seharusnya mereka belajar. Dengan membuat siswa sadar akan proses
pembelajaran yang mereka lakukan maka transfer masa depan akan mudah dilakukan.
Yang paling utama untuk diingat bahwa model integrasi yang ada tak akan berdiri
sendiri sebagai satu disiplin ilmu murni, tetapi siswa akan belajar mendapatkan
manfaat dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah pemindahan ketrampilan
hidup.
Sedangkan Kekurangan atau kelemahan
model Threaded ini masih diperlukan adanya tambahan kurikulum “lainnya”.
Hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi sama sekali tak ditujukan
dengan jelas/gamblang. Permukaan metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap
statis. Hubungan antara dan diantara berbagai pokok kajian materi sama sekali
tidak ditekankan. Juga, dalam rangka menyusupkan metakurikulum melalui isi,
semua guru memerlukan suatu pemahaman ketrampilan dan strateginya.
6.
Fungsi Model
Pembelajaran Threaded
Model threaded
digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika metakurikulum menjadi
fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah satu langkah alternatif
menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model tersebut merupakan
model yang aktif untuk yang mendorong guru menjaga isi pelajaran tetap utuh,
dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerja sama, dan kecerdasan multiple
dalam isi mata pelajarannya. Pada model ini, pendekatan metakurikuler digunakan
untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa dengan
berbagai mata pelajaran. Misalnya, guru mempunyai target untuk membuat prediksi
dalam percobaan di laboratorium Matematika, IPA, Bahasa, yang pada saat
bersamaan, guru IPS mempunyai target dalam peramalan kejadian-kejadian saat
ini, di mana keseluruhan kegiatan tersebut membentuk suatu untaian keterampilan
(membuat ramalan) yang bersumber dari lintas berbagai mata pelajaran.
7.
Ketepatan Penerapan Model Threaded
Model ini sangat sesuai jika
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menuju penyatuan pokok bahasan.
Oleh karena model Threaded ini merupakan model yang utama digunakan oleh
guru jika ingin memasukkan pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan
dalam isi pembelajaran.
8.
Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Threaded
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu model Threaded yakni :
1. Menetapkan
keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan
2. Memilih mata
pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini
3. Mencocokkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan
4. Merumuskan
indikator pembelajaran secara terpadu
5. Menetapkan
ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan
9. Ikhtisar
Meta Kurikulum
a.
Ikhtisar Ketrampilan Berpikir (Thinking Skills)
Untaian kurikulum ketrampilan
bepikir
(the cluster curriculum of
thinking skills)
|
|
Untaian ketrampilan berpikir
kritis (critical thinking skill clusters)
|
Untaian ketrampilan berpikir
kreatif
(creative thinking skills cluster)
|
Untaian
penunjukan (attribute cluster)
1. Penggolongan (classifying)
2. Pengurutan (sequencing)
3. Membandingkan
dan membedakan (comparing & contrasting)
Menunjukkan (attributing)
|
Untaian
tanggapan (perception cluster)
1.
Penemuan (inventing)
2.
Prakiraan/meramalkan (predicting)
3.
Hipotesa (hypothesizing)
Merenungkan (imaging)
|
Untaian
urutan (sequence cluster)
1.
Memprioritaskan (prioritizing)
2. Menemukan
sebab akibat (finding cause & effect)
3. Menarik
kesimpulan (drawing conclusions)
Mengurutkan (sequencing)
|
Untaian
kesimpulan (inference cluster)
1.
Prakiraan/meramalkan (predicting)
2.
Hipotesa (hypothesizing)
3.
Memberlakukan secara umum (generalizing)
Menyimpulkan/menduga
(inferring)
|
Untaian
analisa (analysis cluster)
1. Menganalisa
kesalahan (analyzing for bias)
2. Menganalisa
asumsi/pendapat (analyzing for assumption)
3. Menarik
kesimpulan (drawing conclusions)
menganalisa (analyzing)
|
Untaian
pemecahan masalah (problem solving cluster)
1.
Menyimpulkan/menduga (inferring)
2.
Membuat analogi (making analogies)
3.
Berhadapan dengan kerancuan dan gejala (dealing with ambiguity and
paradox)
Pemecahan
masalah (problem solving)
|
Untaian
evaluasi (evaluating cluster)
1. Menganalisa
asumsi/pendapat (analyzing for assumption)
2. Menganalisa
kesalahan (analyzing for bias)
3. Analogi
pemecahan (solving analogies)
4. Membuat
keputusan (decision making)
Mengevaluasi (evaluating)
|
Untaian
pengungkapan (brainstorm cluster)
1.
Perwujudkan (personifying)
2.
Penemuan (inventing)
3.
Visualisasi (visualizing)
4.
Menghubungkan (associating)
Pengungkapan
pendapat (brainstorming)
|
Pemecahan masalah (problem solving)
Pengambilan keputusan (decision making)
Ide kreatif (creative ideation)
|
|
Untaian Ketrampilan evaluatif dan
analitis (analytical and evaluative skill cluster)
|
Untaian Ketrampilan produktif dan
generatif (generative and productive skill cluster)
|
Seimbangkan aneka pilihanmu dari keduanya yang kritis
dan pemikiran kreatif, memilih suatu ketrampilan mikro, suatu kumpulan
ketrampilan, atau dua kumpulan yang akan bekerja bersama sebagai departemen
atau tingkatan nilai/kelas untuk unit, semester, atau tahun.
b. Ikhtisar
Ketrampilan Sosial (Social Skills)
Memilih ketrampilan sosial
yang tepat ke target sebagai tingkatan nilai/kelas, departemen, atau kelompok
antar cabang ilmu pengetahuan.
IKHTISAR KETRAMPILAN SOSIAL
|
|
TAHAPAN
|
KETRAMPILAN SOSIAL
Komunikasi ( C), Kepercayaan ( T),
Kepemimpinan ( L), Resolusi Konflik ( CR)
|
Pembentukan
untuk mengorganisir kelom-pok dan
menetapkan petun-juk perilaku
|
Menggunakan suara
(C)
Memimpin bersama-sama (C)
Mendengarkan tetangga
(C) Melakukan pekerjaannya (L)
Tinggal dengan kelompok (C) Tolong
menolong (L)
|
Norma
untuk melengkapi yang di-tugaskan dan
membangun hubungan yang efektif
|
Meliputi semua anggota
(L) Semua berkesempatan partisipasi
(L)
Mendorong orang lain
(L) Menghargai
pendapat orang lain (T)
Mendengar dengan focus
(T) Tetap pada tugas (L)
|
Penyelarasan
untuk mempromosikan pe-mikiran kritis
dan memak-simalkan semua mata pe-lajaran
|
Memperjelas (C)
Memeriksa
perbedaan (CR)
Menafsirkan gagasan
(C)
Menghasilkan alternatif (CR)
Memberikan contoh (C)
Mencari kesepakatan (CR)
|
Pendapat
untuk berfungsi secara efektif dan
memungkinkan pekerjaan secara beregu
|
Nada perasaan
(C)
Melihat poin semua pandangan(CR)
Menyetujui gagasan orang (CR) Mencoba untuk setuju (CR)
Membuka pikiran
(T)
Mendukung gagasannya (L)
|
Melakukan
untuk membantu perkem-bangan ke tingkat
yang le-bih tinggi tentang ketram-pilan berpikir, kreativitas, dan intuisi
|
Menguraikan gagasan
(C)
Meluaskan gagasan (C)
Mengintegrasikan gagasan (L) Menyatukan bentuk
(L)
Membenarkan gagasan
(CR) Jangkauan kesepakatan (CR)
|
Perbaikan ulang
untuk menerapkan ke lain kurikulum dan
memindah-kan ke dalam kehidupan di luar kelas
|
Mulai siklus dari setiap kali ketrampilan sosial :
Dibentuk kelompok baru
Anggota baru bergabung dengan
kelompok
Anggota tidak ada dari kelompok
Tugas baru diberikan
Merindukan
terjadinya ketidakhadiran
|
c. Ikhtisar
Ketrampilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence Skills)
Pilih salah satu atau
satu kelompok kecerdasan untuk memusatkan pada suatu unit studi atau pelajaran
tunggal.
Sembilan Jalan Mengetahui Kecerdasan Ganda
|
Penjelasan
|
Kecerdasan
Linguistik
|
kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis seperti
dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain
sandiwara, orator, yang berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa
secara umum.
|
Kecerdasan
Matematis-Logis
|
kemampuan yang lebih berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif dimiliki matematikus,
saintis, programmer, dan logikus, termasuk di dalamnya adalah kepekaan pada
pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.
|
Kecerdasan
Ruang
Visual
|
kemampuan menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan
decorator, termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat,
melakukan perubahan suatu benda dalam pikiran dan mengenali perubahan itu,
menggambarkan suatu hal dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata
serta mengungkapkan dalam suatu grafik, suatu keseimbangan relasi,warna,
garis, bentuk dan ruang.
|
Kecerdasan
Kinestetik-Badani
|
kemampuan menggunakan tubuh atau
gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti pada actor,
atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah, termasuk ketrampilan koordinasi dan
fleksibilitas tubuh.
|
Kecerdasan
Musikal
|
kemampuan untuk mengembangkan,
mengekpresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, termasuk
kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan menyanyi, kemampuan
mencipta lagu, kemampuan menikmati lagu, musik dan nyanyian.
|
Kecerdasan
Interpersonal
|
kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan berefleksi dan keseimbangan
diri, kesadaran akan gagasan yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi,
sadar akan tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat tenang.
|
Kecerdasan
Intrapersonal
|
kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan berefleksi dan keseimbangan
diri, kesadaran akan gagasan yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi, sadar
akan tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat tenang.
|
Kecerdasan
Lingkungan
|
kemampuan untuk dapat mengerti
flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam
alam natural, kemampuan untuk memahami dan menikmati alam dan menggunakan
kemampuan itu secaraproduktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan
pengetahuan akan alam.
|
Kecerdasan
Eksistensial
|
menyangkut kemampuan dan kepekaan
seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau
keberadaan manusia. Orang yang tidak puas hanya menerima keadaan,
keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadari dan mencari jawaban
terdalam.
|
Matematika
|
IPA
|
IPS
|
Bahasa Indonesia
|
Keterampilan Berpikir
|
Standar
Kompetensi :
5.Melakukan
operasi hitung pecahandalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
5.1 Menyederhanakan
dan mengurutkan pecahan.
|
Standar
Kompetensi:
3.Memahami pengaruh kegiatanmanusia terhadap
keseimbangan lingkungan
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
keseimbangan alam (ekosistem).
|
St Standar Kompetensi
2. Memahami gejala (peristiwa) di Indonesia
dan sekitarnya.
Kompetensi
Dasar
2.2 Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam.
|
MENULIS
Standar
Kompetansi
4. Mengungkapkan pikiran,perasaan, dan informasi
secara tertulis dalam bentuk formulir,ringkasan,dialog dan parafrase
Kompetensi
Dasar
4.2 Membuat
ringkasan dari teks yang dibaca atau
didengar.
|
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Threaded adalah
model bersambungan atau model integrasi yang memfokus pada meta kurikulum yang
merupakan jantung dari semua pokok bahasan. Model threaded
digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika metakurikulum menjadi
fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah satu langkah alternatif
menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model tersebut merupakan
model yang aktif untuk yang mendorong guru menjaga isi pelajaran tetap utuh,
dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerja sama, dan kecerdasan multiple
dalam isi mata pelajarannya. Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
menuju penyatuan pokok bahasan. Oleh karena model Threaded ini
merupakan model yang utama digunakan oleh guru jika ingin memasukkan pemikiran,
kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan dalam isi pembelajaran. Model
ini digunakan untuk satu alternatif untuk mengintensifkan integrasi mata pelajaran.
Kurikulum lengkap dan memasukkan berpikir,
kerjasama, dan kecerdasan lain masuk dalam isi kurikulum. Inter disiplin eratautim
memtargetkan keterampilan berpikir atau keterampilan kerjasama, dan lain-lain
dan merangkai keterampilan melalui isi kurikulum dari bermacam mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati.
2009. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PPPPTK IPA) untuk Program BERMUTU.
Nurlaela, Luthfiyah.2009. Pembelajaran Terpadu.Luthfiyah Nurlaela’s Blog. Diunduh pada 14 Maret 2012.
Ahira,
Anne. 2011. Macam-macam Model Pembelajaran. (http://anneahira.com/
diunduh pada 14 Maret 2012).
Ayni, Nurul. 2010. Pembelajaran Terpadu. Nurul071644249's blog. Diunduh pada 14 Maret 2012.
Unik
Ambar Wati. Majalah Ilmiah
Pembelajaran Nomor 2 Volome 4 Oktober 2008. Diunduh pada 14 Maret 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar