JATI DIRI IBU
Oleh
:
Endy
Purwatiningtiyas, Rischa Alvionita
Mengandung 9 bulan 10
hari
Ibu
adalah seorang wanita yang sangat kuat dan mulia yang ada dunia ini. Wanita
mulia ini telah ikhlas mengubah bentuk tubuhnya yang indah seperti gitar
Spanyol ( menjadi tidak karuan ), dengan mengandung kita selama 9 bulan 10
hari. Bukan hanya bentuk tubuhnya yang ia relakan berubah namun masih banyak
lagi misalnya pola makan. Seperti pada awal kehamilan wanita cantik ini sangat
menjaga pola makannya dengan ketat karena setiap ia makanan belum tentu dapat
dicerna dengan baik. Wanita hamil biasanya sering meminta makanan yang serba
aneh serta sulit dicari.Contohnya meminta buah naga tapi di musim
rambutan.Permintaannya tidak bisa ditunda atau tidak di penuhi karena bisa
mempengaruhi si jabang bayi begitu katanya.Kejadian ini sering disebut dengan
“ngidam” dan kebanyakan calon ibu ini mengalaminya.Polatidur yang tak senyenyak
waktu tak mengandung. Disaat massa kehamilannya menginjak usia 8 bulan, calon
ibu ini tidak dapat tidur dengan nyenyak karena perutnyasemakin membesar. Tidur
dengan posisi telungkup susah perutnya mengganjal, tidur posisi telentang juga
tidak bisa karena membuat nafasnya sesak. Dengan posisi menyamping tak mampu
lama karena terasa pegal dan kaku.Segala aktivitas yang di lakukannya tidak
bebas karena perutnya yang mengganjal besar.
Bebannya
tidak berakhir di situ. Berbulan-bulan ia tabah dengan keadaan itu namun itu
hanya awal saja. Setelah tiba waktunya 9 bulan 10 hari wanita malang itu
mempertaruhkan jiwanya untuk seorang yang menangis nantinya.Pada hari ini,
seorang calon ibu merasakan sakit yang hebat diperutnya, serasa sulit berjalan
karena posisi kepala bayi berada tepat di jalan keluarnya (mulut
vaginah).Keluarlah cairan putih yang disebut air ketuban. (hal 104, Dr Ida
Chandranita Manuba, Sp.OG, dr Ida Bagus Gde Fajar Manuba,Sp.OG. & prof.
Manuba, 2009, MEMAHAMI KESEHATAN REPRODUKSI
WANITA, Edisi 2, Kedokteran EGC, Jakarta). Jika cairan ini habis sebelum
sang bayi lahir maka persalinannya tidak mampu dilaksanakan dengan normal tapi
operasi. Apapun yang terjadi yang penting anaknya terlahir dengan selamat,
meski nyawanya di pertaruhkan.Dengan ikhlas ia pasrahkan hidupnya.
Menjadi ibu
Terdengarlah
sesosok bayi yang menangis mengerang-erang dan tangisan itu membayar sudah
kelaraan hidupnya selama berbulan-bulan. Dengan dilontarkannya seulas senyum
manis di wajah ibu muda ini. Saat menatap wajah buah hatinya untuk yang pertama
kali.Peristiwa inilah sebuah kebahagiaan terbesar yang pernah di alami seorang
ibu yaitu melahirkan dengan selamat.
Tangisan
yang terjadi pada saat bayi lahir merupakan karunia Allah SWT karena dengan
tangisan itulah yang tentunya merupakan gerak refleks murni, paru-parunya
terpompa yang memungkinkan terjadinya pernafasan dan memberikan oksigen yang cukup untuk darah. Dengan tangis itu pula, bayi
memanggil dan mengundang kepedulian orang-orang di sekitarnya, terutama ibunya,
untuk memenuhi berbagai kebutuhannya, seperti lapar dan haus, tidak nyaman
karena pipis dan keperluan yang lain. (hal 135,2007,Suharsono, melejitkan IQ, EQ, SQ)
Aktivitas
bayi yang lain pada hari-hari pertama masih sangat instingtif, seperti
menggerakkan tangan dan kaki. Tetapi seiring dengan perkembangan hari-hari yang
di laluinya, gerak-gerak refleks dan insting itu secara perlahan itu berganti
dengan gerak berkesadaran.Lihatlah, betapa bayi yang mungil itu begitu kenal
dengan ibunya, sosoknya yang bahkan mengenali suara ibunya.Ketika ibunya pergi,
bola mata si bayi mengiringinya sampai ibunya lenyap.Begitu ibunya menghampiri,
sesungguhnya bayi juga merespon dengan gerakan-gerakan lembut yang menandakan
suatu sambutan yang hangat pada ibunya.Demikian cinta bayi itu tumbuh karena di
tanamkan sendiri oleh cinta ibu kepadanya.
Kesadaran
untuk menjadi ibu, tentu berkenaan dengan masalah-masalah reproduksi perempuan
sebagaimana yang menjadi wacana fenimisme. Tetapi, persoalannya tidaklah cukup
dengan “ melahirkan “ lalu menjadi ibu dan selesai. Menjadi ibu melibatkan
pengertian dan kesadaran baru yang harus di miliki bagi setiap perempuan. Di
samping resiko beratnya melahirkan, menjadi ibu berarti memiliki kesadaran
penuh untuk membekali diri dalam rangka
mendidik anak-anaknya.
Mengasuh
Si buah hati
Tugas
untuk menjadi ibu dalam pengertian seperti ini, membutuhkan bobot spiritual dan
intelektual yang memadai.Para ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya
sendiri. Orang pertama yang akan menjadi sandaran bagi anak-anaknya, tempat
bertanya, mengadukan halnya dan juga pelindungnya. Jawaban-jawaban yang di
berikan serta kepedulian seorang ibu bagi anak-anaknya, sangat menentukan bagi
masa depan anak-anaknya.
Mengapa
?karena ibu adalah guru pertama, maka ajaran-ajaran yang di berikan kepada
anaknya akan menjadi acuan utama bagi anaknya. Dapat di ibaratkan bahwa
anak-anak adalah seperti spon kering, yang begitu mudah menyerap air, tak
peduli apakah air itu bersih atau kotor.Karena itu ketika ajaran-ajaran ibunya
itu baik, maka anak tersebut menjalani hidupnya berdasarkan pada referensi yang
baik, dan jadilah anak itu manusia-manusia yang shaleh dan shaleha.Sebaliknya
jika ajaran-ajaran itu jahat dan dzalim, maka referensi yang muncul juga jahat
dan dzalim.
Anak
yang memasuki usia 2-5 tahun memiliki perkembangan kecerdasan otak 45%. Disini
dibutuhkan peran orang tua terutama ibu untuk terus memantau dan memahami
proses tumbuh kembang dan kebutuhan anak.( Hal 17, Rosalia Emmy, sub menyadari
kebutuhan anak, menjadi orang tua cerdas, kanisius, jogyakarta ). Untuk lebih
melejitkan kemampuan otaknya ia masukan ke PAUD untuk menunjang proses
belajarnya secara formal. Seorang ibu memilihkan sekolah anaknya dengan
berbagai pertimbangan selain biaya yang lebih penting adalah kesiapan
anak.Kemudian dengan pengenalan lingkungan sekolah, proses belajar mengajar,
aturan-aturan sekolah, sarana dan prasarana pendukung. Disamping pembelajaran
formal, pembelajaran informal dalam lingkungan terutama lingkungan keluarga
terus diberikan sebagai peletak dasar akan jadi apa anak itu kelak. Pembelajaran
informal yang diberikan seorang ibu biasanya tentang sopan santun, berbahasa
dengan baik, ngaji, dan pendidikan agama.
Bekerja demi Si buah
hati
Ciri
dari makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang.( Hal 3, kusnadi,S.Pd, M.Si,
Soni Muhsin;SI, Yayan Sanjaya, S.Pd, 2010, BUKU
SAKU BIOLOGI SMA, Erlangga, Jakarta).Usai kita melewati masa anak-anak
menuju remaja,kebutuhan kita semakin bertambah dan pendapatan ayah lebih sering
tak mencukupi untuk sandang sertapangan. Wanita tangguh ini, tidak akan tinggal
diam melihat masalah ekonomi di keluargannya. Ia bekerja untuk membantu
mencukupi perekonomian keluarga. Yang ia ingin hanyalah melihat sibuah hatinya
tersenyum bahagia tanpa merasa kekurangan.
Menjaga dan memilihkan
pergaulan
Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri selalu terkait dengan
individu dan lingkungannnya.( Hal 136, Drs. H. Sapriya, M.Ed, Dra. Susilawati,
M.Pd, Drs. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd, 2010, KONSEP
DASAR IPS,). Bermain dengan teman adalah hal yang indah di massa remaja.
Kita bermain bukan hanya satu orang namun dengan orang-orang yang berbeda rupa,
watak,serta tindakan. Wanita bijak ini tak akan tinggal diam untuk terus
memantau pergaulan dan menjaga anaknya tanpa mencurigai.
Seorang
ibu biasanya lebih protec terhadap
anak-anaknya terutama dalam hal pergaulan. Wanita ini akan berubah menjadi
seorang kawan untuk buah hatinya dan mendengarkan segala permasalahan dalam
dunia remajanya. Sehingga ia mampu mengontrol pergaulan anak-anaknya.
Wanita ini bagai
psikolog yang handal untuk anak-anaknya, dia juga tahu betapa kerasnya
kehidupan di era globalisasi ini. Seselektif mungkin ia pilihkan
sekolah-sekolah yang bagus, kawan-kawan yang baik, lingkungan yang mendukung
dengan terutama pendidikan informal
di keluarganya. Agar anak merasa nyaman
di rumah dan menjadikan rumah tempat pergaulan yang paling menyenangkan untuk
di kunjungi dalam setiap situasi apapun.
Dalam
situasi genting kita sering tidak menemukan jalan keluar untuk menghadapi
berbagai masalah bahkan sering putus asa, entah kepada siapa harus bercerita
dan bisa dipercaya untuk menjaga kerahasiaan masalah ini.Namun ku temukan
sesosok yang bijak dan penyemangat serta arahan jalan untuk menyelesaikan
masalahku ini.Ya, dia adalah ibu.Ibu bagaikan psikolog yang handal untuk setiap
masalah dalam hidupku.Psikolog ini, tidak pernah lelah untuk mendengar masalah
yang di alami ku, walaupun aku sering menyakiti hatinya dengan segala ucapan dan
perilaku ku.
Di
dalam memberi pengarahan-pengarahan untuk menyelesaikan segala masalahku, ia
menyertainya dengan canda dan tawa agar aku tidak terlarut-larut dalam
kesedihan dan mampu melewati masalah ini. Wanita bijak ini, selalu memberi motivasi-motivasi
agar kita dapat hidup dengan bahagia, dapat menyelesaikan masalah yang ada
dengan lapang dada.
Misalnya
aku sedang patah hati karena baru di putuskan oleh pacarku.Serasa hidup ku tak
berarti lagi, makan tak nafsu, tidur tak pernah nyenyak, belajar tak bisa
konsentrasi hanya dia yang ada di pikiranku.Namun datanglah seorang pahlawan
dalam gelapku. Yang ia katakan hanya beberapa kata yang dalam untuk di
renungkan “Hati-hatilah dalam belajar! Jangan terburu-buru mencari pacar
gapailah mimpi-mimpimu”.Saat aku mengeluh dengan hidup yang tak kunjung usai
dengan masalah yang anehnya masih masalah cinta monyet remaja.Namun ibu hanya
mengucap kata-katanya seperti kalimat diatas dan cukup menghiburku dengan
segala kalimat canda yang tak kalah lucu dengan Azis (pemain opera van java).
Kebahagiaan
seorang ibu dapat di hitung, artinya seorang ibu akan bahagia jika anaknya
bahagia dan dari kebahagiaan itu masih tersimpan sebuah kesedihan akan tetapi
wanita ini selalu menutupinya karena tidak ingin anaknya tahu bahwa dirinya
sedih sehingga ia selalu memasang muka bahagia. Ibu sedih karena selalu
memikirkan untuk kedepannya. Apakah anaknya akan selalu bahagia dan tidak
kekurangan ?
Jika
Si buah hati telah beranjak dewasa dan telah menemukan pendamping hidupnya
kemudian ia akan menuju ke pernikahan maka seorang ibu harus merelakan anaknya
menempuh hidup baru. Anak gadis yang dulu selalu bersamanya, selalu dirawatnya,
selalu menjadi tempat kebahagiaan, kini ia harus pergi darinya. Akan tetapi
seorang ibupun masih mampu tersenyum bahagia walau hatinya sangat berat melepas
kepergian si buah hatinya itu.
Jikalau
kita sengaja atau tidak dalam menyakiti hati ibu, ia tidak pernah memasukkan
hati, ia selalu memaafkan kita dan melupakan hal yang sudah terjadi. Berbeda
dengan kita yang selalu tidak pernah mensyukuri karunia Tuhan hingga kita
meminta sesuatu kepada ibu dan ia belum bisa memenuhi, kita marah pada ibu dan
kita memaafkan jika sesuatu yang kita minta sudah dipenuhi.
Seorang ibu akan melakukan apapun yang bisa membuat buah hatinya bahagia dan
hanya untuk kebahagiaan buah hatinya itu
ia rela melakukan apa saja, seberat apapun pekerjaan itu.
Cara
beliau mencintai, memanjakan dan menyayangi kita bagaikan bintang yang setia
pada bulan. Beliau selalu berjanji dalam hati akan selalu menemani dan
mendampingi kita sampai kapanpun. Tangisan nakal dari bibir, sikap angkuh dari
seorang anak tak akan menghalangi sesosok ibu untuk selalu tegar dalam
menghadapinya, hal seperti itu tak akan pernah menjadi deritanya. Beliau hanya
ingin menjadikan anaknya sesosok yang lebih baik darinya.
Sungguh
besar jasa seorang ibu untuk buah hatinya dan beliau tak pernah lelah atau
bahkan mengeluh untuk merawat kita.Maka dari itu beliau disebut sebagai sesosok
ibu adalah wanita yang sangat mulia.Jiwa raga dan seluruh hidup rela beliau
berikan.
Seorang
ibu lebih sering mengungkapkan kasih sayangnya dengan tindakan dan belaian
lembut.Lebih sering seorang anak menyakiti hatinya dan tak pernah merasakan
kasih sayang ibu namun telah di ibaratkan dengan pepatah berikut yang mengatakan “kasih ibu sepanjang jalan, kasih
anak sepenggalan”. Wujud kasih sayang ibu dirumuskan dengan berbagai macam
cara. Seperti yang dikutip oleh Drost dari karangan John F. Miller dalam bukunya The art of
parentig in changing society.
Macam-macam
cara wujud kasih sayang ibu:
Ciuman, pelukan,
senyuman
Menepuk pundak.
Mempersiapkan sarapan,
menyediakan pakaian bersih
Berdoa bersama
Bercerita, dongeng
waktu akan tidur
Memberi semangat,
nasehat
Melindungi terhadap
bahaya
Merawatnya waktu sakit
Menaruh minat kepada
kegiatan anak
Memuji dan mengajar
kelakuan baik
Memperbaiki kelakuan
yang salah
Menghukum kalau
melanggar
Memahami kegagalan
Menghilangkan rasa
takut
Mengampuni
Sabar, ramah, mengerti
Mengawasi tanpa
mencurigai
Membimbing tanpa
mengatur
Disiplin tanpa
permusuhan
Mendengar dengan budi
terbuka
Memberi teladan yang
baik
Kasih sejati adalah
berbuat, memberi dan membantu, namun hanya demikian rupa hingga memenuhi kebutuhan anak, bukan kita
Kasih bukan melayani
tingkah dan rengekan anak.
Kasih bukan membenarkan
anak, pada hal yang salah kasih bukan memberikan lebih dari yang dibutuhkannya.
Kasih bukan membuat
sesuatu bagi anak yang dapat dilaksanakan sendiri
Kasih bukan menyetujui
atau toleran terhadap kenakalan anak
Kasih bukan melindungi
anak terhadap tanggungjawab atas tindakkannya sendiri
Kasih orang tua yang
sejati itu wajar, masuk akal, benar dan penuh pengertian. (Rosalia emmy, sub
wujud kasih sayang, menjadi orang tua cerdas. Kanisius.jogyakarta).
Daftar pustaka
hal
104, Dr Ida Chandranita Manuba, Sp.OG, dr Ida Bagus Gde Fajar Manuba,Sp.OG.
& prof. Manuba, 2009, MEMAHAMI
KESEHATAN
REPRODUKSI WANITA,
Edisi 2, Kedokteran EGC, Jakarta.
hal
135,2007,Suharsono, melejitkan IQ, EQ,
SQ.
Hal
17, Rosalia Emmy, sub menyadari kebuhan anak, menjadi orang tua cerdas,
kanisius, jogyakarta.
Hal
3, kusnadi,S.Pd, M.Si, Soni Muhsin;SI, Yayan Sanjaya, S.Pd, 2010, BUKU SAKU BIOLOGI SMA, Erlangga,
Jakarta.
Hal
136, Drs. H. Sapriya, M.Ed, Dra. Susilawati, M.Pd, Drs. Sadjaruddin Nurdin,
M.Pd, 2010, KONSEP DASAR IPS.
Rosalia
emmy, sub wujud kasih sayang, menjadi orang tua cerdas. Kanisius. Jogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar