HARI IBU
BUKAN SEKEDAR EVENT TAHUNAN
Oleh :
Intan Nurul Arifin & Demi Intan Permata Sari
Jasa seorang ibu
“Ibu adalah bintangku. Tidak! Tidak
hanya itu! Ibu juga permataku. Tapi, bukan hanya sekedar dari itu. Ibu juga
semangatku, inspirasiku, malaikatku, wonder woman-ku. Ah, pokoknya ibu adalah
segalanya bagiku.”
Begitu spesialnya seorang ibu
hingga ribuan bahkan jutaan kata tak akan cukup untuk menggambarkan sosoknya.
Sosok insan yang dilimpahi banyak rahmat dari Sang Pencipta. Tuhan
menciptakannya sebagai makhluk yang istimewa. Dalam riwayat Rasulullah,
dikisahkan seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam dan berkata:
'Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak aku hormati dengan baik?',
Beliau bersabda, 'ibumu', laki-laki itu bertanya lagi: 'kemudian siapa?',
Beliau menjawab, 'ibumu', laki-laki itu kembali bertanya: 'kemudian siapa?',
Beliau menjawab, 'ibumu', laki-laki itu bertanya kembali: 'kemudian siapa?',
Beliau menjawab, 'ayahmu' (H.R.
Bukhari dan Muslim). Ibu, tiga kali disebut Rasulullah
SAW sebagai orang yang patut dihormati oleh anak-anaknya. Keistimewaan yang dimiliki ibu, menempatkan
posisinya di tiga tingkat diatas sang ayah. Bahkan surga, tempat terakhir yang
diidam-idamkan umat beragama oleh Rasulullah dikatakan terletak di bawah kaki
ibu. bukan berarti kita harus melihat telapak kaki ibu. Ini merupakan
sebuah isyarat bahwa kebahagiaan seorang anak terletak di telapak kaki ibu,
artinya di sepanjang kehidupan ibu. Jika ibu masih hidup, maka selama ini ibu
tetap melangkahkan kaki untuk menciptakan kesempatan kehidupan
lebih baik bagi anak-anaknya. Sungguh begitu istimewa posisi seorang ibu.
Ibu ... betapa indah dan sucinya
kata ini. Kata yang membawa wanginya keramahan dan cinta kasih ke dalam jiwa,
dan membuat kita merasakan kehangatan dan kemurniannya. Tuhan menganugerahkan
kepadanya, naluri untuk tetap menyayangi walau dikhianati atau disakiti. Dia
menguatkan bahunya untuk menjaga anak-anaknya, melembutkan hatinya untuk memberi rasa aman, menguatkan rahimnya
untuk menyimpan benih manusia, meneguhkan pribadinya untuk terus berjuang di
saat yang lain menyerah. Perjuangan-perjuangan itu bahkan telah ia tunjukkan
ketika ia belum benar-benar menyandang status ibu, tetapi masih calon ibu. Melalui
perjuangan menjaga benih yang dikandungnya, dari bulan-bulan pertama hingga ke
bulan-bulan berikutnya yang kian hari kian berat, ia tunjukkan ketangguhan
dirinya. Begitu besar rasa kasih sayang ibu kepada anak-anaknya. Ketika masih
dalam kandungan, ibu begitu memperhatikan kondisi calon anaknya. Berbagai
upaya dilakukan agar calon anaknya selalu terlindungi kesehatannya.
Bahkan, untuk menjaga kesehatan
calon anaknya, ibu harus mengkonsumsi berbagai makanan sehat dan berusaha
melakukan kegiatan-kegiatan yang menyehatkan badan. Selama sembilan bulan
sepuluh hari, ibu harus mengandung calon anaknya. Dan, selama waktu itu pula
ibu harus mengalami penderitaan yang tidak tergambarkan. Tidur tidak lelap.
Sampai pada akhirnya, ia sampai
pada sebuah titik. Pada titik itu, ia berjuang untuk menjadi seorang ibu
sejati. Sebuah perjuangan antara hidup dan mati untuk menjadi seorang ibu yang sesungguhnya.
Melahirkan buah hati yang selama di kandungan, ia jaga dengan penuh cinta. Ibu
harus memperjuangkan kelangsungan hidup
calon anaknya walaupun proses tersebut mengancam keselamatan dirinya. Ini
merupakan bentuk kasih sayang ibu yang tulus kepada anak-anaknya. Pernahkah terfikir oleh kita ketulusan beliau
itu? Dan pernahkah terlintas dalam benak kita, bagaimana sakitnya beliau ketika
melahirkan kita ke dunia ini? Peluh airmata dan keringat serta doa dan juga
harapan mengiringi perjuangannya kala itu.
Pada saat anak masih bayi,
penderitaan ibu belum selesai. Setiap malam harus bangun untuk mengganti popok,
menyusui, dan menidurkan si bayi. Belum juga
terlelap lama, jika si kecil bangun, maka ibu harus ikut bangun untuk melayani
kebutuhan si kecil. Begitu seterusnya hingga anak dapat hidup mandiri. Bahkan,
ketika anak sudah besar dan mandiri-pun kasih sayang ibu tidak pernah surut
atau berkurang. Mereka tetap menyayangi anak-anaknya, melalui cucu- cucunya.
Ibu melaksanakan semua itu dengan
penuh kasih sayang. Bagi ibu, jika anaknya nyaman, maka tenanglah hatinya.
Tetapi, jika anaknya tidak nyaman, misalnya sakit,
maka pikiran dan hati ibu menjadi gundah gulana dan tersiksa oleh berbagai
kekhawatiran. Begitulah, kasih sayang ibu kepada anak-anaknya. Tidak berbatas.
Sejarah Hari Ibu di Indonesia
Bunda….
Jiwamu
bagai amal sedekah
Ragamu bagai pengorbanan
harta
Sebait
puisi tertoreh untuk ketangguhan seorang ibu. Dari ketangguhan-ketangguhannya
itu muncullah ‘hari ibu’ sebagai wujud penghormatan dari seluruh kaum di dunia
untuk seorang ibu. Meskipun peringatan hari ibu di seluruh dunia tidak
bersamaan, tetapi hampir seluruh bagian di dunia ini memiliki hari spesial
untuk sang ibu dalam tiap tahunnya. Di Indonesia hari ibu dirayakan pada
tanggal 22 Desember. Sementara
di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia,
Kanada,
Jerman,
Italia,
Jepang,
Belanda,
Malaysia,
Singapura,
Taiwan,
dan Hong Kong,
Hari Ibu atau Mother’s Day (dalam bahasa Inggris) dirayakan pada hari
Minggu di pekan kedua bulan Mei. (Muakhor, 2011)
Sejarah Hari Ibu di Indonesia diawali
dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan
Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung Dalem Jayadipuran
yang sekarang berfungsi sebagai kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai
Tradisional dan beralamatkan di Jl. Brigjen Katamso. Kongres tersebut dihadiri
sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari
kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini
dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Peristiwa
itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum
perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah
se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju
kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu
dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara, pelibatan
perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam
berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan,
perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi
perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender, para
pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat
penting bagi kemajuan bangsa.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional. Sejak saat itu, Hari Ibu dirayakan setiap tahun. (Iman Zenit ; 2011)
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional. Sejak saat itu, Hari Ibu dirayakan setiap tahun. (Iman Zenit ; 2011)
Memaknai Hari Ibu
Misi
peringatan Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan
para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula
tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu
dan bekerja bersama. Namun pada saat ini, hari ibu adalah hari untuk
mengungkapkan kasih sayang kepada ibu. (Adam Muakhor ; 2011)
Ucapan selamat hari ibu atau pemberian
bunga kepadanya mungkin bisa menjadi salah satu cara atau simbol untuk
memperingati hari ibu. Tapi sungguh, dalam hati seorang ibu, bukan itulah yang
menjadi keinginannya. Inginnya adalah kebahagiaan anak-anaknya. Ia bahagia
ketika anaknya bahagia meski mungkin ucapan ‘selamat hari ibu’ tak disampaikan.
Mungkin banyak yang tak begitu paham dengan
makna hari ibu, bahkan ibu kita sendiri. Seharusnya hari ibu tidak hanya
dimaknai sebagai hari mengungkap kasih sayang dan memanjakan ibu. Itu tidak
salah, namun sebaiknya kita mengambil semangat yang
dimiliki para ibu dalam perjuangannya untuk menjadi sosok seorang ibu tangguh,
yang berperan dalam keluarganya, baik
untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Sebab mengingat kemuliaan dan kebaikannya maka tidak akan
cukup satu hari di hari ibu itu saja untuk menghargai jasa-jasanya tetapi dia harus selalu dihormati, dipelihara, diperhatikan, dan
ditaati perintahnya oleh anak-anaknya, selama tidak untuk bermaksiat kepada
Yang Kuasa di sepanjang zaman dan di segala tempat.
Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember jangan hanya dijadikan sebagai event tahunan.
Melainkan, harus benar-benar memberikan penghargaan untuk membebaskan kaum Ibu
dari pelbagai bentuk kekerasan, baik kekerasan fisik, psikis, ekonomi dan
seksual. Menurut Komisioner Komisi Nasional Perempuan untuk Pendidikan, Riset
dan Partisipasi Masyarakat, Neng Dara Affiah sebagaimana dilansir VIVANews.com,
saat ini para istri dan ibu belum terbebaskan dari kekerasan, terutama
kekerasan dalam rumah tangga.
(Gunarto ; 2011)
Oleh karena itu dimulai dari hal kecil, sebagai seorang anak dan
juga mahasiswa sudah sepatutnya kita menempatkan diri sebaik mungkin dalam
memperlakukan ibu kita. Sebab di jaman sekarang ini, banyak anak yang
memposisikan ibunya tak jauh berbeda dengan pembantu atau pengasuhnya. Karena
kita telah dewasa, hendaknya kita menjadi anak yang mandiri. Tak perlu lagi
menyusahkan orang tua dengan segala keperluan kita dari sejak bangun tidur.
Bahkan kalau perlu, sekaranglah saatnya kita menggantikan peran ibu untuk
merawat kita seperti ketika kecil dulu. Sekarang giliran kita yang menyiapkan
sarapan pagi dan segalanya untuk ibu. Tapi jika kita renungkan, disinilah letak
ketulusan ibu. Ketika posisinya merawat anak sudah hampir tidak ada bedanya dengan
posisi seorang pembantu terhadap tuannya, namun ibu tetap mengasihi dengan
ikhlas. Bahkan tak mengharap imbalan sedikitpun dari pemberiannya itu. Kasih sayang seorang ibu tak akan pernah bertepi, sampai kapan pun, dalam
keadaan apa pun, seorang ibu akan selalu menjaga kasih sayang untuk anaknya.
Lebih bagus lagi apabila kita bisa ikut berperan serta dalam
memberantas kekerasan-kekerasan terhadap kaum ibu. Mungkin melalui partisipasi
menjadi anggota LSM-LSM wanita yang menyuarakan kebebasan kaum wanita dari
kekerasan baik secara fisik maupun psikologi.
Kado spesial untuk
ibu
“Di hari Ibu, aku suka banget kasih kado buat mama.
Biasanya aku berkolaborasi sama Zaskia,
kakakku. Karena sekarang sudah punya penghasilan sendiri, kasih kado buat mama
lebih gampang, tinggal beli parfum atau beli tas buat mama. Kalau dulu, waktu
masih kecil dan nggak punya uang, aku suka bingung mau kasih apa. Akhirnya, aku
dan Zaskia suka bikin prakarya. Kami pernah bikin bunga dari sabun mandi.
Sabunnya kami pahat membentuk bunga mawar terus kami tancapkan di lidi yang
sudah ditempeli kertas warna hijau. Jadi deh, bunga mawar dari sabun. Mama senang
banget waktu kami kasih bunga itu, katanya ini bunga terharum yang pernah dia
terima.” (www.gadis.co.id) itulah cerita Shireen Sungkar, salah satu selebritis
muda tentang kado spesialnya untuk ibunya. Lantas bagaimana dengan Anda?
Apa kado spesial Anda untuk ibu?
Di hari istimewa ‘hari ibu’, kebanyakan orang menyiapkan kado
spesial untuk ibunya masing-masing. Ada yang memberikan bunga, tas, kartu
ucapan, ada yang membuatkan kue spesial untuk sang ibu, ada yang memberi
kecupan manis untuk ibunya. Ada pula yang sekedar mengucapkan “selamat hari ibu
ya Ma…” Berbagai macam cara digunakan untuk mengungkapkan kasih sayang kepada
ibu di hari istimewa itu.
Pernahkah terlintas dalam fikiran kita, kira-kira apa kado paling
istimewa, paling spesial yang bisa kita berikan di hari istimewa untuk kaum ibu
ini? Menurut kami kado paling spesial itu adalah doa setulus hati yang
disampaikan dengan penuh cinta kepada Sang Penyangga Kehidupan ini. Doa yang
disampaikan tanpa diketahui orang yang didoakan maka malaikat akan ikut
mengamininya. Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Shafyan bin Abdullah, beliau berkata,
“Saat aku datang ke Syam, maka aku mendatangi Abu Darda’ di rumahnya, namun aku
tidak mendapatinya, aku hanya mendapati istrinya, lalu istrinya berkata,
“Apakah kamu ingin menunaikan haji tahun ini?”. Aku menjawab, “Ya, benar”,
kemudian istrinya berkata lagi, “Doakanlah kebaikan bagi kami, karena
sesungguhnya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doanya seorang
mukmin tanpa diketahui oleh orang yang didoakan adalah pasti terkabulkan, di
samping kepalanya ada seorang malaikat yang diberi tugas untuk mengawasinya,
jika dia berdoa kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat akan mengaminkannya dan
berkata, “Semoga Allah memberikan semisalnya kepadamu Karena sesungguhnya Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Doanya seorang mukmin tanpa diketahui oleh orang
yang didoakan adalah pasti terkabulkan” (Alamsyah ; 2010). Oleh karena itu
lewat tulisan ini, tercurahkan doa setulus hati dari kami untuk ibu. ‘Semoga
bunda yang di rumah senantiasa dirahmati olehNya, diberkahi hidupnya,
dimudahkan segala urusannya, dan dilindungi olehNya dalam setiap langkahnya. Ya
Rabb….kasihilah bunda kami seperti mereka mengasihi kami di waktu kecil.
Sekelumit doa ini tak cukup untuk membalas segala kebaikannya untuk kami, namun
begitu besar harap kami agar Engkau berkenan mengabulkannya. Karena kami tak
memiliki apa-apa untuk melunasi hutang kami atas pengorbanan-pengorbanan ibu
untuk kami. Mohon ampuni segala dosanya dan jaga ia di sepanjang hidupnya.
Amin.’
Hikmah
memperingati hari ibu
Peringatan-peringatan hari
ibu pada 22 Desember dilakukan dengan berbagai cara. Dalam
peringatan hari ibu itu, ada hikmah yang bisa kita ambil. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
Ø Lebih berbakti kepada Ibu
Seyogyanya pada peringatan hari ibu ini,
kita sebagai anak harus lebih mengetahui peranan dan keutamaan berbakti kepada
ibu dari hari-hari sebelumnya. Lebih mengerti betapa pentingnya peran seorang
ibu serta mampu mengapresiainya dengan baik.
Ø Senantiasa meminta ridho kepada ibu setiap langkah kita
Salah satu cara meminta keridhoan orang
tua adalah dengan cara cium tangan dan meminta doa setiap kita akan keluar
rumah. Kalau orang tua tidak mengijinkan kita keluar rumah, maka jangan sampai
kita memaksa dan nekat. Sebab dalam Al-hadist pun disebutkan bahwa ‘Keridhaan Allah terletak pada keridhaan kedua
orang tua. Kemurkaan-Nya juga terletak pada kemurkaan mereka.’ Maka jelaslah bahwa
ridho ibu begitu penting dan harus senantiasa kita kantongi dalam setiap
langkah kita.
Ø Selalu berusaha menjadi anak yang shalih
"Rasulullah SAW Bersabda
: ketika anak cucu adam meninggal dunia maka putuslah segala amal perbuatannya
kecuali tiga perkara : Pertama Amal jariyah, Kedua Doa anak yang
sholeh, Ketiga Ilmu yang bermanfaat" (H.R. Buchori Muslim)
Anak shalih adalah aset yang sangat
berharga bagi orang tua. Setiap orang tua pasti meandambakan punya anak yang
shalih. Sebab anak yang shalih termasuk amalan yang tidak akan terputus (Alamsyah
; 2010) Menyejukkan hati yang memandangnya, mendamaikan hati tutur katanya.
Begitulah anak shalih. Senantiasa menebar kedamaian dimanapun ia melangkah. Dan
siapa yang tidak bangga memiliki anak-anak yang demikian? Para orang tua pasti
akan bahagia memiliki anak-anak yang shalih.
Puisi Untukmu Ibu Spesial di Hari Ibu
Mom hari ini adalah hari dan aku tak dapat memberikan kado
ataupun hadiah yang mahal dan istimewa untuk ibu hanya sebait puisi untukmu.
Bunda kurangkai sebagai hadiah special
Puisi ini adalah ungkapan hatiku padamu ibu, yang sangat aku
sayangi.
Untukmu Ibu
Ibu....
Kurangkai kalimat sederhana ini untukmu
Inginku menghapus airmatamu Ibu
Saat engkau mengisahkan masa kecilku
Ibu....
Kini aku telah dewasa, bahkan sekarang aku telah menikah
Maafkan aku Ibu
Diusiamu yang telah senja ini
Aku belum bisa membahagiakanmu
Ibu....
Ucapanku sering kali menyakiti hatimu
Tingkahku sering mengecewakanmu
Namun engkau selalu tersenyum
Dan senyummu selalu menentramkan hatiku
Ibu....
Aku rindu berada dalam dekapan hangatmu
Aku rindu merebahkan kepalaku di pangkuanmu
Ibu....
Ijinkan aku memelukmu
Mencium pipi keriputmu
Membasuh kakimu yang mulai gemetar
Ibu....
Tersenyumlah, meski senyummu tak semanis dulu
Terima kasih telah merawatku, membesarkanku
Ibu....
Engkau tak pernah lelah menjagaku hingga kini
Engkau tak pernah lupa mendo’akan kami anak-anakmu
Ibu....
Belaianmu lembutmu, adalah getar yang meneduhkan
Senyumanmu, adalah air yang menyejukkan
Dekapanmu, adalah sinar kehidupan
Lembut tutur katamu bagaikan mutiara
Ibu....
Pengorbananmu begitu tulus
Aku
selalu merindukanmu
Daftar Pustaka
(http://suarajakarta.com/2011/12/22/satu-makna-hari-ibu-yang-terlupakan/)
(http:
//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hari_Ibu&oldid=5052188)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar