Laman

Powered By Blogger

Jumat, 19 April 2013

pembelajaran terpadu model imersed



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bila mencermati kegiatan belajar mengajar di sekolah dewasa ini, belum banyak sekolah yang menerapkan model pembelajaran terpadu. Padahal pembelajaran terpadu itu sendiri bisa melahirkan pelajar – pelajar bermutu yang kompeten dan nantinya dunia pendidikan di Indonesia tak lagi dipandang sebelah mata oleh bangsa – bangsa maju di dunia bahkan mampu sejajar dengan dan bersaing dengan mereka.
Sesuai dengan rumusan isi Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu : “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Dalam implementasinya isi Tujuan Pendidikan Nasional belum diterapkan secara terpadu antara nilai – nilai ajaran agama dengan pengetahuan umum. Hal ini salah satunya dikarenakan masih banyaknya tenaga pengajar atau guru di Indonesia belum memahami pembelajaran terpadu itu sendiri. Oleh karena itu, disini kami ingin mengenalkan salah satu model pembelajaran terpadu yaitu “Immersed” atau dalam bahasa Indonesia berarti terbenam.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2.      Mengapa pembelajaran terpadu sangat penting?
3.      Apa pengertian pembelajaran terpadu tipe Immersed?
4.      Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe Immersed?
5.      Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu tipe Immersed?
6.      Apa saja prinsip – prinsip pembelajaran terpadu tipe Immersed?
7.      Apa kegunaan pembelajaran terpadu tipe Immersed?
8.      Langkah – langkah apa saja yang harus dilakukan dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed?
C.      Tujuan
1.      Memahami model pembelajaran terpadu
2.      Menyadari pentingnya pembelajaran terpadu
3.      Memahami makna pembelajaran terpadu tipe Immersed
4.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe Immersed
5.      Mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu tipe Immersed
6.      Mengetahui prinsip – prinsip pembelajaran terpadu tipe Immersed
7.      Mengetahui kegunaan pembelajaran terpadu tipe Immersed
8.      Membuat atau menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Model Pembelajaran Terpadu
Istilah Pembelajaran Terpadu berasal dari kata “ integrated teaching and learning” atau “ integrated curriculum approach ”. Konsep ini telah lama dikemukakan oleh John Dewey sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya ( Beans, 1993).
Pada perspektif bahasa, pembelajaran terpadu sering diartikan sebagai pendekatan tematik ( thematic approach ). Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai proses dan strategi yang mengintegrasikan isi bahasa (membaca, menulis, berbicara dan mendengar) dan mengkaitkannya dengan mata pelajaran lain. Konsep ini mengintegrasikan bahasa (language arts content) sebagai pusat pembelajaran yang dihubungkan dengan berbagai tema atau topik pembelajaran.
Pembelajaran terpadu juga sering disebut pembelajaran koheren ( a coherent curriculum approach ) yang memandang bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk mengembangkan program pembelajaran yang menyatukan dan menghubungkan berbagai program pendidikan. Keterhubungan dalam kurikulum bukan hanya antara mata pelajaran dan kebutuhan serta minat dan bakat anak, tetapi juga menghubungkan antara tujuan dan kegiatan, serta kondisi masyarakat pada umumnya.
Definisi lain tentang pembelajaran terpadu adalah pendekatan holistik ( a holitic approach ) yang mengkombinasikan aspek efistemologi, sosial, psikologi dan pendekatan paedagogi untuk pendidikan anak, yaitu menghubungkan antara otak dan otot, antara individu dan individu, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan. (Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D, 2006 ).
Menurut para pakar pendidikan pembelajaran terpadu sangat tepat diterapkan pada sekolah dasar, karena pada jenjang pendidikan dasar siswa memahami dan menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi pemilahan dan pemisahan yang artificial. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari asfek proses atau waktu, aspek bahan ajar dan asfek kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip – prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik.
Sedangkan pembelajaran terpadu menurut Prabowo (2000; 1) adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai bidang studi. Pendekatan pembelajaran seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Arti bermakna di sini adalah dalam pembelajaran terpadu anak diharapkan dapat memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Jadi model pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang memadukan bebagai macam konsep pelajaran, dalam hal ini melibatkan bebagai macam bidang studi.
Pembelajaran terpadu sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya seperti kesesuaian dunia anak yang merupakan dunia nyata, proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa atau objek lebih terorganisir, pembelajaran akan lebih bermakna, memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri, memperkuat kemampuan yang diperoleh dan efisien waktu.




Di bawah ini akan dijelaskan beberapa alasan pentingnya pembelajaran terpadu, antara lain :
1.      Dunia anak adalah dunia nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat obyek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar, mereka akan dihadapkan dengan suatu perhitungan ( Matematika), aneka ragam mekanan sehat (IPA), dialog tawar-menawar (Bahasa Indonesia), harga yang naik turun (IPS), dan beberapa materi pelajaran lain.
2.      Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/obyek lebih teroganisir
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu obyek sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru anak menjadi “arsitek” pembangun gagasan baru. Guru dan orang tua hanya sebagai “fasilitator” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak mendapat gagasan baru jika pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
3.      Pembelajaran akan lebih bermakna
Pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran, sudah dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluan untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
4.      Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan ini meliputi sikap ( jujur, teliti,tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif (pengetahuan).

5.      Memperkuat kemampuan yang diperoleh
Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
6.      Efisiensi Waktu
Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, guru  dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan.
B.       Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Model immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, di mana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Keterpaduan secara internal dan intrinsik dicapai oleh siswa/mahasiswa yang belajar dengan sedikit atau tanpa intervensi dari luar atau ekstrinsik. Setiap individu memadukan semua data, dari tiap bidang dan disiplin, dengan menyalurkan ide-ide melalui bidang yang sangat diminatinya. Pendekatan ini umumnya dilakukan oleh mahasiswa, baik mahasiswa S1, S2 maupun S3.
Dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed tentunya juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu tipe Immersed :
1.      Dampak positif dari membenamkan ide –ide dari beberapa bidang studi adalah, siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan minatnya.
2.      Siswa mengembangkan konsep –konsep kunci secara terus menerus sehingga terjadi proses internalisasi.
3.      Membenamkan ide –ide beberapa bidang studi memungkinkan siswa mengkaji, menkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide – ide secara terus menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide – ide bidang studi tersebut.

Adapun kelemahan pembelajaran terpadu tipe Immersed antara lain :
1.      Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal yang sempit dapat menimbulkan terlalu prematur atau terlalu tajamnya sebuah fokus.
2.      Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam, diperlukan pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini tentu cukup sulit dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar.
3.      Model pembelajaran terpadu tipe Immersed, menekankan pada penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu masalah khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan pemikiran siswa terhadap bidang studi tertentu.

C.      Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Pembelajaran terpadu tipe Immersed merupakan pembelajaran yang dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran Immersed ini memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi pada anak.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari pebelajar Immersed (Fogarti, 1991; 86).
Menurut Suprayekti (2003; 69) arti harfiah dari kata Immersed adalah pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu.
Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.
D.      Prinsip Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Ada beberapa prinsip yang ada dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed yaitu :
1.      Prinsip penggalian tema
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan beberapa mata pelajaran. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya, harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak,  harus mewadahi sebagian besar minat anak, hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar dan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi). Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2.      Prinsip pengelolaan KBM
a.    Prinsip evaluasi, yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi sendiri (self evaluation/ self assessment) disamping bentuk evaluasi lainnya. Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi pencapaian belajar berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.
b.      Prinsip reaksi, yakni dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan ke aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.
Pembelajarn terpadu memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang ingin dicapai melalui dampak pengiring.
-          Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal (single actor) yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.
-          Pemberian tanggung jawab individu ke kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
-          Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang muncul yang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
E.       Kegunaan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Model ini digunakan dengan menyaring dari seluruh isi kurikulum dengan menggunakan suatu cara pandang tertentu. Misalnya, seseorang memadukan semua data dari berbagai disiplin ilmu (mata pelajaran) kemudian menampilkannya melalui sesuatu yang diminatinya dalam suatu ide.
Deskripsi : Murid memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai ( area of interest ).
Model immersed digunakan tanpa ada perencanaan terlebih dahulu. Artinya model ini digunakan ketika dalam pembelajaran yang sedang berlangsung membutuhkan model pembelajaran yang memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, berdasarkan pengalaman yang dimilikinya sendiri

F.       Langkah – Langkah Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe immersed mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Prabowo 2006; 4)
.
Menurut Hadisubroto (2000; 2), dalam merancang pembelajaran terpadu setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (1) menentukan tujuan, (2) menentukan materi/media, (3) menyusun scenario KBM, dan (4) menentukan evaluasi. Secara rinci, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap perencanaan, terdiri dari :
1.      Tahap Pelaksanaan. Tahap ini meliputi skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut Samani (dalam Lutfiana, 2006; 32) tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu. Dalam Depdiknas (1996; 6) prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi:
2.      Tahap evaluasi. Tahap ini dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi sebagaimana termuat pada Depdiknas (dalam Lutfiana, 2006; 32) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
-          Menentukan jenis mata pelajaran yang dipadukan.
-          Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub-keterampilan dari masing-masing keterampilan dalam satu unit pelajaran.
-          Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara umum, keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
-          Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar dan sub-keterampilan yang telah dipilih, dirumuskan indikator. Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi: audience, behaviour, condition, dan degree.
-          Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk memadukan setiap sub-keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
·         Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.
·         Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
·         Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang memadukan bebagai macam konsep pelajaran, dalam hal ini melibatkan bebagai macam bidang studi. Model immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, di mana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Karakteristik model pembelajaran terpadu tipe immersed tidak mengharuskan rancangan yang rumit, berlansung secara otomatis, dan dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas. Prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu, penggalian tema, pengelolaan KBM. Kegunaan model ini digunakan ketika dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Langkah-langkah model pembelajaran terpadu tipe immersed yaitu, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Daftar Pustaka

http://awalinabarokah-pgsdipab.blogspot.com (diunduh tanggal 16 Maret 2013 pukul 07.59)
http://journal424.wordpress.com (diunduh tanggal 16 Maret 2013 pukul 08.05)
http://enewsletterdisdik.wordpress.com (diunduh tanggal 16 Maret 2013 pukul 09.58)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar