BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
dunia pendidikan terdapat istilah pembelajaran terpadu. Yang mana pembelajaran
terpadu itu sangat membantu Para Guru. Tapi celakanya ada banyak guru yang
tidak memahami dan mengetahui maksud dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran
terpadu sendiri terdiri dari beberapa model. Dan dari setiap model yang ada
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Setiap
tipe atau model dalam pembelajaran terpadu tidak mudah untuk dicari perbedaan,
kelebihan maupun kekuranganya. Itu bisa saja di sebabkan karena tingkat
pemahaman guru yang kurang luas atau terbatas tentang pengertian atau inti dari
tiap-tiap tipe.
Sesuai
dengan amanat KTSP, bahwa pembelajaran terpadu merupakan salah satu model
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diapliksikan pada semua jenjang
pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan dasar. Saat ini pembelajaran
terpadu sedang menjadi topik yang diperbincangkan dan merupakan suatu kewajiban
bagi guru untuk mengetahui dan memahaminya secara mendalam.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang pembelajaran terpadu.
Tepatnya pembelajaran terpadu model Nested
(tersarang). Model pembelajaran tersebut
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembahasan akan diketahui
dengan jelas mengenai karakteristik pembelajaran terpadu model Nested, kekurangan dan kelebihan dari model
Nested, kegunaan
pembelajaran terpadu model Nested, serta
diharapkan bagi pembaca makalah ini akan dengan mandiri membuat atau menyusun
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran terpadu
model Nested.
Sehingga guru tidak lagi susah untuk mengerti dan memahami arti dari
pembelajaran terpadu dan juga dapat memahami model Nested.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu ?
2.
Apakah pembelajaran terpadu memiliki kelebihan ?
3.
Mengapa pembelajaran terpadu sangat penting ?
4.
Apakah yang
melandasi pembelajaran terpadu ?
5.
Apa pengertian
dari pembelajaran
terpadu model Nested ?
6.
Bagaimana
karakteristik pembelajaran terpadu model Nested ?
7.
Apa Kelebihan pembelajaran terpadu model Nested ?
8.
Apa kekurangan pembelajaran terpadu model Nested ?
9.
Apa kegunaan pembelajaran terpadu model Nested ?
10.
Langkah-langkah apa sajakah yang harus dilakukan untuk
mewujudkan pembelajaran terpadu model Nested
?
C. Tujuan
1.
Memahami model pembelajaran terpadu;
2.
Mengetahui kelebihan model pembelajaran terpadu;
3.
Menyadari bahwa pembelajaran terpadu sangat penting;
4.
Memahami landasan terbentuknya pembelajaran terpadu;
5.
Memahami makna pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
6.
Mengetahui karakteristik pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
7.
Mengetahui kelebihan
pembelajaran terpadu model Nested
(tersarang);
8.
Mengetahui kelemahan pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
9.
Mengetahui kegunaan pembelajaran terpadu model Nested (tersarang);
10. Membuat atau
menyusun langkah-langkah pembelajaran terpadu model Nested (tersarang).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model
Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu pada dasarnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip - prinsip
keilmuan secara holistik bermakna dan otentik.
Cara pengemasan pengalaman belajar yang
dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi siswa.
Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembalajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari
dengan sisi bidang studi yang relevan akan membentuk skema, sehingga anak akan memperoleh
keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan kebutuhan belajar, pengetahuan,
serta kebutuhan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat
direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang menginput
beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memperbaiki
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran ini merupakan
model yang mencoba untuk memadukan
beberapa pokok bahasan (Beane dalam Irianto, 1995 : 615). Keterpaduan dalam
pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi
belajar dan aspek kegiatan belajar mengajar. Ditinjau dari cara memadukan konsep,
ketrampilan, topik, dan unit tematiknya menurut seorang ahli yang bernama Robin
Fogarty (1991) terdapat 10 model merencanakan pembelajaran terpadu yang salah
satunya adalah Model pembelajaran
berbentuk sarang / kumpulan (Nested).
Menurut Departemen Pendidikan dan kebudayaan
dalam Trianto, pembelajaran terpadu memiliki kelebihan yaitu: (1) Pengalaman
dan kegiatan belajar anak relevan engan tingkat perkembangannya, (2) Kegiatan
yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, (3) kegiatan belajar
bermakna bagi anak, (4) keterampilan anak berkembang dalam proses pembelajaran
terpadu, (5) kegiatan belajar mengajar siswa bersifat pragmatis sesuai
lingkungan anak, (6) keterampilan sosial anak berkembang dalam proses
pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain: kerja sama,
komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain (2007: 12-13).
Pembelajaran
terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:
kesesuaian dunia anak yang merupakan dunia nyata, proses pemahaman anak
terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa atau objek lebih terorganisir,
pembelajaran akan lebih bermakna, memberi peluang siswa untuk mengembangkan
kemampuan diri, memperkuat kemampuat yang diperoleh, dan efisiensi waktu.
Adapun beberapa landasan yang menjadikan pembelajaran terpadu menjadi sangat
penting.
B. Landasan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu tipe nested (tersarang) dikembangkan dengan landasan sebagai
berikut (Depdikbud, 1996 : 5).
1)
Progresivisme
Aliran
progresivisme menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya berlangsung secara
alami, tidak artificial.pembelajaran di sekolah tidak seperti dalam keadaan
dunia nyata sehingga tidak memberikan makna kepada kebanyakan siswa.
2)
Konstruktivisme
Pada
dasarnya aliran konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri
oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna.
Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau
membaca buku tentang pengalaman orang lain. Belajar menurut pandangan
konstruktivisme merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang.
Pandangan ini member penekanan bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita
sendiri (Suparno, 1997:18).
3)
Developmentally Appropriate Practice
Prinsip
dalam developmentally appropriate practice ini menyatakan bahwa
pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia, dan individu yang
meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat dan bakat siswa. Misalnya untuk
siswa SD yang berusia rata - rata 11 tahun (tahap operasi formal) sesuai
perkembangan kognitif Piaget, telah memiliki kemampuan pemikiran abstrak sehingga
dapat dirancang pembelajaran yang memberikan siswa dapa memecahkan masalah
melalui kegiatan eksperimen.
Teori Piaget
merupakan teori perkembangan kognitif yang sangat terkenal. Piaget membagi
perkembangan kognitif anak dan remaja ke dalam empat tahap: sensorimotor, pra
operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. Kecepatan perkembangan tiap
individu melalui urutan tiap tahap ini berbeda dan tidak ada individu yang
melompati salah satu dari tahap tersebut.
TABEL 2.1
TAHAP-TAHAP
PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Tahap
|
Perkiraan Usia
|
Kemampuan-kemampuan Utama
|
Sensorimotor
|
Lahir sampai 2 tahun
|
Terbentuknya
konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari prilaku refleksif ke
perilaku yang mengarah kepada tujuan.
|
Pra Operasional
|
2 sampai 7 tahun
|
Perkembangan
kemampuan menggunakan simbol - simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia.
Pemikiran masih egosentris dan sentrasi
|
Operasi Kongkrit
|
7 sampai 11 tahun
|
Perbaikan
di dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru
termasuk penggunaan operasi - operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi
sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh
keegosentrisan.
|
Operasi Formal
|
11 tahun sampai dewasa
|
Pemikiran
abstrrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat
dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis.
|
Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Selain itu, ia juga berkeyakinan
bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi,
berdiskusi, membantu memperjelas pemikiran, yang pada akhirnya, membuat
pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur, 1998:9)
Dari implikasi teori Piaget di atas,
jelaslah guru harus mampu menciptakan keadaan pembelajaran yang mampu untuk
belajar sendiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar
kepada siswa, tetapi guru dapat membangun siswa atau pelajar yang mampu belajar
dan terlibat aktif dalam belajar.
C.
Pembelajaran Terpadu Model Nested (Tersarang)
Pembelajaran terpadu model Nested adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan
fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan
oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk
ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan
belajar itu meliputi keterampilan bepikir (thingking skill),
keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing
skill) Fogarty (1991: 23).
Model pembelajaran terpadu tipe Nested
atau tersarang adalah integrasi desain guna memperkaya segala hal yang
digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil. Mereka tahu bagaimana untuk
mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari pelajaran apapun. Tapi, dalam
pendekatan Nested untuk instruksi
perencanaan diperlukan beberapa sasaran yang tepat untuk belajar siswa. Namun,
integrasi Nested mengambil keuntungan
dari kombinasi alam sehingga tugas tersebut tampaknya cukup mudah.
Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target
utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berpikir
dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.
Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek kemudian
dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru
mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek
keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan.
Dengan menggabungkan atau merangkaikan
kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah
mengintegrasikan konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
D. Karakteristik
Pembelajaran Terpadu Model Nested (Tersarang)
Menurut
Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik atau ciri - ciri, yaitu :
1) Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan
siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti,
hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam menyikapi
atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2) Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari
berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal
ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Siswa
mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang
muncul di dalam kehidupannya.
3) Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan
siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya
melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya
sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan yang
diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya
diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai
fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari
informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui
dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4) Aktif
Pembelajaran
terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang
optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Disamping
itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses
pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan
hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Sedangkan menurut Trianto, Karakteristik mata
pelajaran menjadi pijakan untuk sebuah kegiatan awal. Seperti yang dicontohkan
Fogarty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan
keterampilan berpikir (thingking skill) dengan keterampilan sosial (social
skill). Sedangkan untuk pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan
keterampilan berfikir (thingking skill) dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill) (2012: 45).
Sub-sub
keterampilan yang dapat dilakukan melalui model nested yang dikutip oleh
Irianto dalam Model Pembelajaran Terpadu dari Forgaty dapat dilihatkan pada
tabel dibawah ini.
Tabel
2.2
UNSUR
- UNSUR KETERAMPILAN BERPIKIR, KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN
MENGORGANISASI
Thinking Skill
|
Social Skill
|
Organizing Skill
|
Prediction
Inference
Hypothesize
Canmpare /
contrast
Classify
Generalize
Prioritize
Evaluate
|
Attentive
listening
Clarifying
Paraphrasing
Encouraging
Accepting
ideas
Disagreeing
Concensus
seeking
Summarizing
|
Web
Venn diagram
Flow chart
Cause – effect
circle
Agree /
disagree chart
Grid / matrix
Concept map
Fish bone
|
E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu
Model Nested
Dengan mengumpulkan (nesting) dan
mengelompokkan (clustering) sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar, belajar
siswa diperkaya dan ditingkatkan. Biasanya, pemusatan pada isi, strategi berpikir,
keterampilan sosial, dan ide - ide yang secara tidak sengaja juga ditemukan.
Pada hari-hari yang terlalu padat, kurikulum yang menumpuk, serta jadwal yang
ketat, guru yang berpengalaman dapat mencari latihan - latihan yang tepat yang
dapat menjadi kegiatan belajar dalam bidang yang beragam.
Model nested memberikan perhatian
yang dibutuhkan untuk beberapa bidang pada waktu yang bersamaan, dan tidak
membutuhkan beban waktu tambahan untuk bekerja dan merencanakan dengan guru
yang lain. Dengan model ini, seorang guru secara mandiri dapat memberikan
integrasi kurikulum yang luas.
1) Kelebihan pembelajaran terpadu model
Nested yaitu :
a
Guru
dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata
pelajaran.
b
Pembelajaran
semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah
tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c
Pembelajaran
dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi
berpikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan.
d
Memberikan
perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak
memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara
luas.
2) Kekurangan pembelajaran terpadu
model Nested
Model nested ini muncul dari
kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam
satu latihan mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini tidak dilakukan
secara hati - hati.
Prioritas konseptual dari latihan
mungkin menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas
belajar pada waktu yang bersamaan. Model nested ini sangat cocok digunakan guru
yang mencoba menanamkan keterampilan berpikir dan keterampilan kooperatif dalam
latihan - latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap pada tempatnya, sementara
menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan meningkatkan
pengalaman belajar secara keseluruhan.
F. Kegunaan Pembelajaran Terpadu Model
Nested
Model nested sangat tepat digunakan
oleh guru yang sedang mecoba memasukkan keterampilan berpikir danketerampilan
bekerja sama kedalam isi pelajaran dalam konten-konten tertentu. Sehingga guru
akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran dan tindakan
pembelajaran akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir dan keterampilan
sosial serta akan meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan.
Sekarang keahlian khusus dalam 3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan
mudah dilalui dalam kegiatan terstruktur.
Model pembelajaran nested telah
diujicobakan oleh beberapa guru untuk menanamkan kecakapan berpikir dan
kecakapan bekerja sama dalam suatu mata pelajarannya. Dengan menjaga agar
tujuan utama tetap tercapai, sementara dengan menambahkan kecakapan hidup yang
lain dengan tujuan supaya tercapai juga kecakapan sosialnya, maka akan
memperkaya isi dan makna pelajaran tersebut. Mengintegrasikan kecakapan berbicara
misalnya pada 3 bidang konsep yang terpadu, maka siswa akan dengan mudah
menguasai mata pelajarannya sebagai suatu kegiatan yang terstruktur.
G.
Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Nested
Model nested di sekolah dasar dapat diterapkan
khususnya di kelas tinggi, yang sudah pasti semuanya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan pemahaman siswa. Dalam implementasinya, diawali dengan menentukan
konten yang ingin dicapai dalam satu mata pelajaran dan jenis keterampilan yang
dipadukan. Dengan menggunakan pokok bahasan / sub pokok bahasan sebagai bingkai
untuk menyarang keterampilan, konsep dan perilaku yang diharapkan tercapai.
Kemudian
menentukan keterampilan-keterampilan lain yang akan dikembangkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Setelah hal ini dilakukan maka ditentukan langkah-langkah
pembelajaran yang diperlukan sebagai strategi pembelajaran dengan
mengintegrasikan setiap keterampilan yang akan dikembangkan. Oleh karena itu,
guru harus menyusun langkah-langkah pembelajaran secara sistematis sehingga
pembelajaran terpadu yang diterapkan tidak membingungkan peserta didik ketika
belajar di sekolah.
H.
Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu model Nested
Pada
dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) mengikuti
tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga
tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
1) Tahap Perencanaan
a
Menentukan
jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik
mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang
diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapt
dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk
mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengorganisir.
b
Memilih
kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Langkah ini
akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan
yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c
Menentukan
sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum
katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1) keterampilan
berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.
d
Merumuskan
tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan
kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan
pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah
penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience,
baehaviour, condition dan degree.
e
Menentukan
langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk
mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah
pembelajaran.
2) Tahap
Pelaksanaan
Dalam Depdiknas (1996:6),
prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :
a Guru
hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan
siswa menjadi pelajar mandiri
b
Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus
jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
c
Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang
sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.
Tahap
pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran,
menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk
suatu topic dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan
beberapa model pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami model-model
pebelajaran terpadu dengan baik.
3) Tahap
Evaluasi
Tahap
evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan
prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
a
Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya
b
Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi
perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan
pencapaian tujuan yang akan dicapai.
Beberapa contoh cara memadukannya
diperlihatkan pada gambar 2.1 utuk sains-fisika, gambar 2.2 untuk sains -
biologi, gambar 2.3 untuk matematika.
Gambar
2.1 Contoh model nested (tersarang)
mata pelajaran Sains – Fisika
Gambar
2.2 Contoh model nested (tersarang)
mata pelajaran Sains – Biologi
Gambar
2.3 Contoh model nested (tersarang)
mata pelajaran Matematika
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) adalah
salah satu metode pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan kurikulum di dalam
satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah
keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada
siswanyadalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content).
Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berfikir (thingking
skill), keterampilan social (social skill), dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill).
Metode atau
pembelajaran ini digunakan dalam satu mata pelajaran yang telah ditentukan
terlebih dahulu. Namun pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe
nested (tersarang) mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap
pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna
tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat,
dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Dengan
pembelajaran ini siswa dapat berfikir lebih kreatif, karena guru hanya sebagai
fasilitator dan tidak bersifat mendominasi maka murid dituntut untuk lebih
aktif dalam kegiatan pembelajarannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Forgaty
R. 1991. The Mindful School: How to
Integrate the Curricula. Palatine, Illinois: IRI / Skylight Publising. Inc.
Trianto.
2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam
Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto.
2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep,
Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar