BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
LATAR BELAKANG
Pendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah satu
implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada jenjang
pendidikan dasar. ”Pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan
otentik” (Puskur, 2006:1).
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu
siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa
pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antarkonsep
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dalam
konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan
keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal
pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bekal ini
diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu
pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam
mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang
cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.
Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran
terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu :
(1) berpusat pada siswa (student centered),
(2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian
pengalaman langsung,
(3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat
jelas.
Dari
beberapa ciri pembelajaran terpadu di atas, menunjukkan bahwa model
pembelajaran terpadu adalah sejalan dengan beberapa aliran pendidikan modern
yaitu termasuk dalam aliran pendidikan progresivisme. Aliran pendidikan
progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan
di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru dan pada bahan ajar.
Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis, serta untuk
membuat anak lebih efektif dalam memecahkan berbagai problem yang disajikan
dalam konteks pengalaman (experience) pada umumnya (William F. O’neill, 1981). Fogarty,
R (1991 : 61– 65) membagi Pembelajaran terpadu menjadi sepuluh model. Kesepuluh
model pembelajaran terpadu tersebut adalah :
1) the fragmented model ( Model Fragmen )
2) the connected model ( Model Terhubung )
3) the nested model ( Model Tersarang )
4) the sequenced model ( Model Terurut )
5) the shared model ( Model Terbagi )
6) the webbed model ( Model Jaring Laba-Laba
)
7) the threaded model ( Model Pasang Benang )
8) the integrated model ( Model Integrasi )
9) the immersed model ( Model Terbenam ), dan
10)
the networked model ( Model Jaringan )
Terkait dengan hal ini, Penulis akan mengembangkan
pembelajaran terpadu model connected (keterhubungan). Pembelajaran terpadu
model connected adalah model pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan
konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan
keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan
pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan
ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi (Tim
Pengembang PGSD, 1997: 14).
I.2.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mendeskripsikan
Pembelajaran Terpadu tipe connected
2. Menyebutkan
Kelebihan dari Pembelajaran Terpadu tipe connected
3. Menyebutkan
Kelemahan dari Pembelajaran Terpadu tipe connected
4. Menyebutkan
Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Tipe Connected dalam Proses Belajar Mengajar
5. Memberikan
Contoh Aplikasi Pembelajaran Terpadu Tipe Connected
BAB II
PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED
II.1.
TIPE CONNECTED
Pembelajaran terpadu model connected adalah model
pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik
dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan
pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide
yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester
berikutnya dalam satu bidang studi (Tim Pengembang PGSD, 1997: 14).
Model Connected (terhubung) menekankan pada perlu
adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, model terhubung
juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik
dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang
dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya,
serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya.
Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam
proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
Dalam model Pembelajaran connected, makna
“terhubung” tidak diartikan menghubungkan beberapa disiplin ilmu yang memiliki
karakteristik yang mirip. Tiap-tiap disiplin ilmu tetap berada pada posisinya
masing-masing. Makna “terhubung” dimaksudkan untuk menghubungkan materi-materi
dalam satu disiplin ilmu. Dengan menggunakan model connected, dimungkinkan
materi-materi yang memiliki keterkaitan dapat dipadukan menjadi satu aktivitas
pembelajaran sehingga materi dapat mudah dikuasai siswa dan tidak
terpecah-pecah. Dengan model connected, dimungkinkan siswa akan mampu
menuangkan ide-ide, gagasan, dan keterampilannya sehingga sangat dimungkinkan
antar tema, materi, bab, maupun keterampilan dapat saling terpadu menjadi satu
kesatuan pemahaman yang utuh.
Pembelajaran terpadu dengan menggunakan metode
conected menuntut pemahaman dan kreatifitas guru dan siswa dalam menuangkan
ide-ide ke dalam suatu pembelajaran yang
efektif. Dalam hal ini, fokus utama tetap berada pada siswa (student oriented)
sebagai pelaku utama pembelajaran. Guru dapat mengajak siswa bermusyawarah
dalam menentukan materi-materi yang sekiranya memiliki keterkaitan untuk
dipadukan dalam suatu aktifitas belajar mengajar. Selanjutnya guru membuat
rencana pembelajaran yang mengakomodir materi-materi secara terintegrasi dengan
tetap mengacu pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
II.2.
KELEBIHAN CONNECTED
Beberapa
kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut:
1) Dampak
positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh
gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu
aspek tertentu.
2) Siswa
memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan
terus-menerus; sehingga terjadilah proses internalisasi
3) Menghubungkan
ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam
memecahkan masalah.
4) siswa
dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan
dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan,
memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
5) Guru
akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang
digabungkan.
6) Kegiatan
siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator.
II.3. KELEMAHAN CONNECTED
Di
samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan
sebagai berikut :
1) Masih
kelihatan terpisahnya bidang studi, belum memberikan gambaran yang menyeluruh
karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain,
2) Tidak
mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
3) Dalam
memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
4) Bagi
guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang
terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena
terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi
terabaikan.
II.4. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
TERPADU TIPE CONNECTED DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Model connected pada dasarnya menghubungkan
topik-topik dalam satu disiplin ilmu. Konsep-konsep yang saling terhubung
tersebut mengarah pada pengulangan (review), rekonseptualisasi, dan asimilasi
gagasan-gagasan dalam suatu disiplin ilmu. Dalam model connected, hubungan
antar disiplin ilmu tidak berkaitan, content tetap focus pada satu disiplin
ilmu.
Dalam proses belajar mengajar, model connected
digunakan untuk menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang
memiliki karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-materi yang
saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan pengetahuan”. Jembatan
pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat peraga dan lain-lain
yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman siswa dari materi satu ke materi berikutnya.
Materi-materi yang tidak memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk
dihubungkan. Jika dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam
merekonstruksi pengetahuan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran
terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai
berikut :
1.
Tahap Perencanaan :
a. menentukan
tujuan pembelajaran umum
b. menentukan
tujuan pembelajaran khusus
2.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
a. menyampaikan
konsep pendukung yang harus dikuasai siswa (materi prasyarat)
b. menyampaikan
konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
c. menyampaikan
keterampilan proses yang dapat dikembangkan
d. menyampaikan
alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
e. menyampaikan
pertanyaan kunci
3.
Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. pengelolaan
kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
b. kegiatan
proses
c. kegiatan
pencatatan data
d. diskusi
secara klasikal
4.
Evaluasi, meliputi :
a. evaluasi
proses , berupa :
· ketepatan
hasil pengamatan
· ketepatan
dalam penyusunan alat dan bahan
· ketepatan
siswa saat menganalisis data
b. evaluasi
produk :
penguasaan
siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
yang telah ditetapkan.
c. evaluasi
psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
II.5. CONTOH APLIKASI PEMBELAJARAN
TERPADU TIPE CONNECTED
Aplikasi pembelajaran
terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan sastra Indonesia secara
terpadu di Sekolah Dasar. Di dalam pembelajaran bahasa dan sastra secara terpadu,
yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, aspek
berbicara, aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran
apresiasi sastra.
a.
Aspek
mendengarkan: mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang didengarnya
b.
Aspek berbicara:
memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
c.
Aspek membaca:
menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat
d.
Aspek menulis:
menulis dialog sederhana dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta
perannya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat
ditempuh
a. siswa mendengarkan cerita dan mengidentifikasi
unsur-unsur ceritanya,
b. siswa membaca cerita
dan menyimpulkan isi ceritanya,
c. siswa menulis dialog dua atau tiga tokoh cerita
sesuai dengan isi ceritanya,
d. siswa berlatih berbicara dengan memerankan tokoh
ceritanya.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan
diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu tipe
connected (terhubung) adalah metode terpadu yang menghubungkan bagian-bagian
topik, tema, materi-materi maupun pengalaman-pengalaman antar semester, tetapi
masih tetap berada pada satu disiplin ilmu.
Metode connected
digunakan untuk mengkaitkan beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang
utuh dan saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan
dapat meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan
baru sesuai dengan kemampuannya.
Dalam metode connected,
fokus pembelajaran berpusat pada siswa sebagai pelaku utama pembelajaran. Dalam
hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan, membuat, dan melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
Dengan pembelajaran
terpadu menggunakan metode connected, diharapkan pemikiran siswa akan
berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan tuntutan pembelajaran yang
justru akan membingungkan siswa.
Daftar Pustaka
How
to Integrate the Curricula.1991.IRI/Skylight Publishing .inc
Pembelajaran terpadu tipe
Connected.http://www.sekolahdasar.net. Diunduh tanggal 10 Maret 2013.
Pembelajaran terpadu model
connected. http://www.idahresnandari.blogspot.com.
Diunduh tanggal 10 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar