Fungsi Media Pembelajaran
Dalam
kaitannya dengan fungsi, media pembelajaran merupakan bagian integral
dari keseluruhan proses pembelajaran. hal ini mengandung pengertian
bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri
sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan suatu situasi belajar yang diharapkan (Anitah, 2008:6.9).
komponen lainnya, yaitu seperti Guru yang berperan sebagai komunikator,
pesan atau bahan ajar, dan siswa sebagai komunikan. agar pesan atau
bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka
diperlukan wahana penyalur pesan, yaitu media pembelajaran.
Contoh
situasi di mana media merupakan bagian dari pembelajaran, yaitu dalam
satu kelas terdiri dari empat puluh lima siswa yang mengikuti
pembelajaran IPS, maka sangat dimungkinkan bagi guru untuk menggunakan
metode ekspositori (metode ceramah) yang hanya melibatkan satu
pancaindera saja yaitu pendengaran. untuk itu guru memerlukan suatu
media misalnya saja televisi, VCD atau LCD yang merupakan media audio
visual gerak dan melibatkan berbagai pancaindera seperti pendengaran dan
penglihatan. dengan demikian, pesan atau bahan ajar akan mudah dipahami
oleh siswa dan terciptalah situasi belajar yang diharapkan
(pembelajaran yg menyenangkan) serta diharapkan pula terjadi suatu
perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan.
media
juga dapat digunakan hanya sebagai alat bantu guru dalam mengajar
karena tidak memungkinkan untuk menghadirkan objek-objek yang terlalu
berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. misalnya guru
menjelaskan dengan menggunakan media gambar atau program televisi
tentang binatang-binatang buas, seperti harimau, buaya, singa, beruang
atau hewan-hewan lainnya, seperti gajah, jerapah, dinasurus. media juga
dapaat digunakan sebagai alat bantu untuk menampilkan objek yang terlalu
besar atau terlalu kecil, misalnya guru akan menyampaikan gambaran
mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar, candi, atau
menampilkan objek-objek yang terlalu kecil, seperti bakteri, virus,
semut, dan hewan atau benda lainnya (Anitah, 2008:6.10)/
apabila
guru tidak menggunakan variasi media dalam pembelajaran, maka dapat
dipastikan kondisi atau suasana pembelajaran menjadi tidak bermakna bagi
siswa. jika hal itu terjadi maka akan menghambat psikologi peserta
didik karena pada dasarnya masing-masing individu memiliki karakter yang
berbeda-beda olehh karena itu guru harus mampu untuk memilih yang
sesuai antara materi atau isi dan tujuan pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik.
contoh:
bagi siswa yang memiliki kemampuan belajar dengan melihat, maka guru
dapat menggunakan media gambar (visual). bagi siswa yang mempunyai
kemampuan belajar dengan mendengar, maka guru dapat menggunakan media
audio, seperti kaset atau ceramah. namun agar lebih efektif, maka guru
bisa memilih media visual digabung dengan media audio, yaitu media audio
visual. sedangkan bagi siswa yang hiper aktif, guru dapat menggunakan
media pembelajaran secara langsung, misalnya mengajak mereka belajar di
taman, museum, kebun binatang, dan tempat-tempat lainnya.
dengan memahami karakter masing-masing peserta
didik, maka guru dapat mengatasi masalah psikologi siswanya menggunakan
berbagai macam media. dengan begitu akan membuat peserta didik lebih
aktif dan termotivasi untuk melakukan pembelajaran sendiri secara
mandiri serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber
Sumber
Ahmadi,
Lif Khoiru., dan Amri, Sofan. 2010. Strategi
Pembelajaran: Sekolah Berstandar International dan Nasional. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Ahmadi,
Lif Khoiru. 2011. Paikem Gembrot:
Mengembangkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan,
Gembira, dan Berbobot. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Anitah,
Sri., Dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.